Suatu hari ada seorang sahabat yang bertanya kepada saya memang perlu yah melakukan branding? Paman gua ga ngerti yang namanya branding ajah bisa jadi “tajir” dan bisnisnya makin maju ajah tuh. Lagi pula branding itu khan menghabiskan dana ajah yang efeknya kalopun ada jangka panjang.
Hmmm dari dulu sampai hari ini, ga itu teman atapun pemilik perusahaan kalau sudah membicarakan topik yang satu ini kebanyakan selalu ajah berpendapat seperti itu, tapi memang kadang gua sendiri ga bisa menutup mata emang mereka maju tanpa perlu teori branding yang ini ataupun yang itu sehingga memang harus dicari cara yang tepat untuk mengatakan bahwa itu dulu, ketika persaingan tidak seketat sekarang, teman!
Oke lah, kemudian gua bertanya kepada sahabat gua tersebut, lo kalo mobil sukanya apa? “Honda.” Kenapa? “Soalnya gaya anak mudah banget deh”. Kalo ngerokok rokonya apa? “A mild.” Kenapa? “Soalnya rendah tar nya.” Nah sekarang kalo lo dikasih rezeki yang banyak sama Tuhan mau pergi kemana? “Singapura.” Kenapa? “Soalnya gua bisa belanja yang banyak di sana karena emang terkenal dengan orchad roadnya.” Trus semua barang dan tempat yang elo sebut itu elo tau dari mana? Ada yang dari iklan TV, ada yang dari teman dan ada juga yang dari baca majalah dan sebagainya. Hmmmmm trus itu semua, majalah, iklan TV dan omongan orang nurut lo proses apa? Branding. Sambil menghela nafas gua memperhatikan tatapan matanya yang menunjukkan muka sok lugu dan kemudian tersenyum tersebut.
Kemudian pembicaraan mengalir dengan lebih santai karena dia menjawab sendiri pertanyaannya yang diajukan pada awal pembicaraan. Sesaat setelah berdiam diri kemudian teman saya tersebut kembali bertanya, emang gimana sih nurut elo proses branding yang baik itu rex? Maksud gua kalo gua punya produk gimana biar gua bisa ngebangun brand gua menjadi besar dan kuat? Wah-wah, gua jadi teringat banyak sekali teman, kolega dan klien yang selalu mempertanyakan hal ini kepada gua.
Sejujurnya menjawab pertanyaan tersebut sama beratnya dengan meminum slimming tea buat gua, pahit, ga enak tapi memiliki kepuasan tertentu bagi diri gua sendiri. Ga nyambung yah, sedikit ngelenceng ajah sih itu namanya Spot Ad he….he. Oke back to the topic, gua kemudian mengajukan sebuah pertanyaan untuk sahabat gua tersebut, kira-kira kalo elo bisnis maunya bisnis apa? “Roti deh, jawabnya”. Oke sekarang, elo bikin bisnis roti, kelak cita-cita elo apa terhadap bisnis roti lo? “yah gua mau bisnis roti gua bisa segede J.CO ato Bread Talk setidaknya”, nah itu dia unsur pertama kalo elo ingin membangun sebuah brand yang besar yang dalam bahasa pemasarannya biasa di sebut brand equity elo harus punya mimpi atau bahasa kerennya Vision. Mimpi elo segede J.Co or Bread Talk.
Kenapa? Ini gua kutipin sebuah kata-kata yang bagus “if you don't have a dream, how do you know when your brand will be big”? Mimpi elo akan mendorong elo untuk terus berusaha mencapainya dengan segala daya upaya elo tentunya. Gua udah banyak banget nemuin orang-orang yang bisnis sekedar buang-buang duit, udah ga keitung kali yang gua prediksi bakal kolaps dan jadi kenyataan. Why? Simple, itu orang-orang ga punya mimpi, taunya cuma yang penting dapet duit secepatnya sehingga usaha-usaha yang mendeliver mereka untuk berkembang menjadi besar itu ga ada. “Pengen dapat duit dan kaya khan juga mimpi rex?” bener banget tapi ada satu hal lagi yang penting sering dilupakan dalam menterjemahkan dari memimpikan sesuatu yaitu, ukuran.
Kalo mimpi, ngukur dong, kalo pengen jadi petinju kelas berat, mikir dong kira-kira badan lo bakal segede Tyson ato Lenox Lewis kaga, kalo kaga ya disesuaikan dong, ambil kelas bulu terbang misalnya sehingga mimpi elo untuk jadi juara dunia menjadi masuk akal dan usaha untuk ke sana punya kemungkinan berhasil, gitu fren. Intinya mimpi basah “banyak duit” kenapa engga tapi yah itu diukur. Nah faktor ukuran ini nih yang suka dilupain sama orang-orang yang mulai usaha sehingga yah semua usahanya menjadi percuma disamping tentunya banyak lagi faktor-faktor penyebab lainnya. Ntar kita bahas lain kali.
Gimana jelas nga, intinya faktor pertama sebuah merek atau perusahaan berhasil atau tidak yah ada atau tidaknya impian yang mendeliver semua sumber daya untuk terus meraihnya. Simple kan jack, paman lo jadi besar pasti karena dia punya mimpi yang dari tadi kita bahas. Cukup ga mimpi doang, yah? kaga, karena itulah mengetahui dan menjalankan proses branding itu penting. “dasar konsultan lo, bisaan ajah”. Haa………ha, kamipun berpisah karena keterbatasan waktu yang kami miliki. Tentunya kelak kami akan berbincang-bincang lagi untuk melanjutkan pembahasan yang sangat menarik mengenai branding ini.
No comments:
Post a Comment