Apr 29, 2012

Creative Sales, “Nyeleneh” Ala Pringsewu


Beberapa waktu lalu saya kebetulan mendapatkan tugas dinas keluar kota tepatnya ke daerah Cilacap – Jawa Tengah. Sepanjang perjalanan saya memperhatikan terdapat banyak iklan “Sign Board” mengenai keberadaan sebuah restoran di salah satu kawasan rute jalan di Jawa Tengah yang akan saya lewati.

Dan bagi beberapa orang yang sering melakukan perjalanan ke daerah Jawa Tengah saya kira sudah bisa membaca apa nama restoran tersebut, terlebih bagaimana upaya promosi yang dilakukan restoran tersebut dengan memasang banyak iklan “Sign Board” *(dalam hal ini : material promosi berupa copywriting dan penunjuk arah yang diaplikasikan dalam media sederhana seperti papan kayu) di hampir setiap beberapa kilometer.

Bisa saya pahami upaya restoran tersebut dalam melakukan aktifitas promosi yang menurut saya sangat massive dan sedikit “nyeleneh”. Kita perhatikan saja secara geografis *(walaupun keberadaan restoran pringsewu juga terdapat di beberapa lokasi strategis di beberapa Kota di kawasan Jawa Tengah diantaranya Kota Solo dan Yogyakarta) keberadaan resto yang salah satunya berada tepat di jalur transportasi darat Trans Provinsi secara geografis rata-rata didominasi oleh rute jalan yang panjang, berbelok, terkadang cenderung menjenuhkan.

5 Tips, Mengapa Konsumen Membeli Brand?


Saya tipe orang yang sangat menikmati saat-saat berbelanja bulanan di hypermarket atau supermarket, mengapa? Banyak hal menarik di sana, bukan hanya tentang icip-icip gratis yang ada disana hehe, tapi juga berbagai macam promo, gimmick, visual, display, SPG, dan banyak lagi ilmu-ilmu marketing yang bisa dipelajari secara riil, nyata langsung di lapangan. Yah tentu sebagai orang marketing hal ini sudah menjadi hobby dan hiburan tersendiri hehe.

Nah jika sering ke tempat belanja semacam Carefour pasti kita sering menjumpai sebuah kondisi seperti photo di bawah. Semua brand berjejer di rak display menunggu dan berharap agar konsumen mau membeli/ memilih brand nya ketika berbelanja.

Pertanyaan jika Anda, manakah brand yang akan Anda pilih? Atas dasar apa Anda mimilih brand tersebut? Hal ini tentu sangat menarik untuk dijadikan pembahasan karena di pasar inilah kritikal moment/ saat di mana konsumen memutuskan untuk mengeluarkan uang mereka kepada sebuah brand.  So pertanyan sederhananya, bagaimana agar brand kitalah yang menjadi pilihan konsumen ketika berbelanja? Coba kita diskusikan yuk.

3 Best Practice Online Media for B2B


Online Media ga bisa buat bisnis B2B... Ah kata siapa????

Salah satu hal yang sering saya lakukan beberapa tahun ke belakang adalah perihal memberi edukasi seputar peluang yang ditawarkan oleh medium internet dalam meningkatkan performa penjualan sebuah perusahaan. Tidak hanya di level manajerial, namun banyak pula para business owners yang masih belum sepenuhnya memahami mengenai korelasi antara manajemen Social Media dengan performa penjualan mereka.

Dalam kategori perusahaan yang terdiri dari B2C (business to consumer) dan B2B (business to business) tentu memiliki strategi dan manajemen Social Media yang berbeda, tapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menciptakan Brand Equity yang terdiri dari :

Brand awareness
Bagaimana masyarakat online dapat mengetahui produk /brand Anda

Brand association
Bagaimana masyarakat online mengenal produk dengan asosiasi yang tepat

Perceived Quality
Bagaimana masyarakat online dapat mengetahui secara mendalam hal-hal positif dari brand Anda

Brand Loyalty
Bagaimana Anda melakukan pendekatan secara online kepada konsumen Anda dapat membeli produk Anda kembali dan bahkan merekomendasikannya

Apr 22, 2012

4 Kunci Engagement di Social Media



Mempelajari lebih dalam Social Media Bible karangan Lon Safco cukup menarik, terutama dalam pembentukan pola pikir bagaimana kita terjun memanfaatkan Social Media sebagai kendaraan meningkatkan Brand Equity.

Salah satu yang menarik dan akan saya share melalui artikel ini adalah berkaitan dengan Engagement Strategies, di mana Safco menetapkan adanya 4 pilar dalam membangun engagament tersebut. Dan berikut ini akan saya cantumkan pula beberapa contoh yang bisa memberi inspirasi agar kita semua bisa langsung mengaplikasikannya ke brand yang kita kelola.

Untuk mempermudah memahaminya, saya gambarkan dalam modeling pilar di atas, yaitu bahwa dalam memastikan topangan engagement brand dengan target marketnya di Social Media membutuhkan 4 elemen yang terdiri dari Communication, Collaboration, Educate dan Entertainment.

Like to Undress


Sebuah campaign memang sebaiknya dibuat dengan sebuah tujuan yang jelas apakah itu untuk menambah jumlah fans, ataupun meningkatkan engagement dengan audience dan konsumen.

Buat saya, pertama kali melihat campaign Brand Stussy Amsterdam – Like to Undress: Smart!! Terlepas dari tema campaign nya yang “Sensual” (tentu tidak cocok untuk di Indonesia) saya kira campaign ini cukup cerdas dan mampu memanfaatkan sisi keingintahuan manusia. Memancing orang dengan ajakan reveal something yang membuat orang lain penasaran memang salah satu kunci menarik yang seringkali “dimainkan” oleh para brand manager atau marketer, hanya saja dalam hal ini Stussy Amsterdam cukup cerdas menerapkan dalam campaign nya.

Secara garis besar campaign ini sebenarnya menampilkan seorang wanita dengan pakaian lengkap, berlapis-lapis dan bertopi. Yang perlu dilakukan oleh visitor hanyalah meng klik Like button, maka yang terjadi adalah si wanita akan melepaskan atribut yang digunakannya satu persatu, setiap klik like dari visitor akan menyebabkan si wanita menanggalkan atribut yang digunakannya, tapi kita tidak bisa meng klik lebih dari satu kali. Karena kita tdk bisa mengklik lebih dari 1 kali, maka disediakanlah tombol “share” dan “invite to undress”, jadi ibaratnya kalau kita ingin melihat si wanita semakin banyak menanggalkan atribut, kita harus meminta teman atau kenalan kita untuk meng klik juga tombol “like to undress”

Apr 16, 2012

5 Rahasia Salesman Sukses


Pada suatu kesempatan diskusi bersama rekan-rekan pengusaha muda, terlontar sebuah pertanyaan yang sederhana tetapi merupakan problem bagi banyak pelaku usaha ataupun semua orang yang memiliki pekerjaan di bidang penjualan. “Saya punya produk, setiap saya menjajakan produk, selalu saja konsumen yang saya tawari menolak dan terlihat tidak antusias ketika mendengarkan penawaran yang saya tawarkan, kira-kira apa ya sebabnya?”

Dalam dunia bisnis, jualan atau bahasa kerennya selling merupakan tolak ukur utama sebuah bisnis dianggap sukses atau tidak. Secara teori didefinisikan sangat sederhana yaitu ada produk yang diminati konsumen kemudia ada pembeli, sisanya kita tinggal pertemukan jadilah penjualan,,,hehehhe gampang ya. Problemnya adalah pada realisasinya di dunia nyata, tidak semudah itu mendeskripsikan definisinya di lapangan. Faktor kehandalan produk, kemampuan si penjual, persaingan dan kondisi “mind” konsumen punya peran dalam keberhasilan sebuah proses jualan.

Dalam artikel ini saya akan lebih banyak membahas dari sisi penjualnya, bagaimana sih walaupun konsumennya tidak tertarik atau produknya biasa-biasa saja penjualan tetap saja ada peluang untuk bisa terjual? Okay kita ungkap satu persatu.

Apr 15, 2012

8 Tips Personal Branding via Linkedin




“Linkedin, the world's largest professional network with more than 150 million members worldwide and over 25 million members in Asia Pacific, today announced it has surpassed the one million professional member milestone in Indonesia source http://press.linkedin.com”

Siapa yang sudah menggunakan linkedin “bukan hanya punya akunnya yah” hehe? Walaupun sudah cukup lama muncul memang linkedin belum sepopuler twitter atau facebook di Indonesia, usernya seperti press release dari blog linkedin baru tembus 1 juta user, coba bandingkan dengan facebook yang hapir 40 juta atau twitter yang sudah melewati 5 juta user.

Padahal tahukan Anda, linkedin ini menyimpan potensi besar bagi para pelaku bisnis, contoh klien saya pernah berujar bahwa sekarang mencari profesional kunci di perusahaan salah satunya melalui linkedin atau salah satu headhunter yang saya kenal juga berujar hal yang sama, salah satu sumber informasi untuk merekrut professional handal adalah melalui linkedin.

Dua contoh di atas menunjukan bahwa linkedin memiliki potensi yang besar bagi seorang personal untuk membangun personal brandingnya. Dengan begitu tentu, “nilai” diri kita akan bisa meningkat selain tentu jaringan kita akan semakin luas. Nah coba yuk kita diskus beberapa tips untuk membangun personal branding via linkedin (baca juga personal branding via twitter di sini).

Sribu Dot Com, Lampu Kuning Bisnis Design


Dunia online nampaknya selalu saja memberi kita kejutan salah satunya dalam konteks peluang bisnis dan creative sales, bener nggak sih? adalah sribu.com yang ditemukan oleh Ryan Gondokusumo pada pertengahan tahun 2011 bagi saya pribadi menjadi sebuah terobosan bisnis yang sangat briliant melalui media online. Mungkin jika sebelumnya individu atau sebuah perusahaan memiliki kebutuhan akan design mereka diharuskan mengharuskan menggunakan jasa dari pihak ketiga yang dalam hal ini biasanya adalah agency atau professional designer, kini sribu.com muncul sebagai solusi baru untuk menjawab kebutuhan mereka akan design.

Kalo saya amati sekilas mengenai sribu.com sebenarnya konsep bisnisnya sangat sederhana dimana sribu.com menjadi sebuah wadah bagi 11480 designer freelance  yang bisa ikut serta berkontribusi memberikan hasil karya designnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari klien.

Mengenai sistem kerjasama antara sribu.com dan designer freelance sekilas saya simpulkan lebih pada request (brief) by project, dimana para designer freelance yang sudah mendaftar sebelumnya *(melakukan registrasi sebagai designer ke sribu.com) bisa ikut berkontribusi mengirimkan hasil karya designnya sesuai dengan brief dari klien *(dengan memilih beberapa brief yang masuk dari klien). Nah designer yang berpartisipasi mengirimkan hasil designnya, tinggal menunggu keputusan klien yang memilih satu design dari ratusan design hasil karya designer yang berpartisipasi. Bagi designer yang terpilih hasil karyanya, apa yang mereka dapatkan? mereka mendapatkan 80% dari total nilai jual, sedangkan sribu.com mendapatkan jatah 20% sebagai komisi.

Apr 10, 2012

7 Konten Twitter yg Sering di Retweet


“Bos, konten yang seperti apa sih yang menarik orang untuk melakukan retweet? Nah kalo banyak yang retweet khan peluang buat di follow dan orang kenal kita jadi semakin terbuka lebar hehe”.  Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan kepada saya dalam berbagai kesempatan, dalam hati sih mau ngomong “salah tempat tanya om, wong tweet saya ajah jarang ada yang retweet” haha.

Memang ini menarik sekali untuk diskusikan, saya coba amati beberapa waktu ini melalui beberapa timeline yang saya follow maupun tim kantor manage serta sempat didiskusikan juga dengan rekan kerja sama di kantor pertanyaan di atas “konten seperti apa  yang bisa di retweet bahkan di favorite” oleh follower-follower kita di twitter. Tujuannya di RT yang macem-macem bisa agar informasi yang kita inginkan tersebar luas sampai menambah jumlah follower.

Coba yuk kita diskusikan beberapa strategi konten (menurut pengamatan pribadi saya dan hasil diskusi dengan rekan kerja di kantor) yang membuat follower kita dengan suka rela melakukan retweet.

Brand Name "SILIT"


Pertama kali melihat, membaca dan mendengar brand ini campur-campur rasanya: lucu (pengen ketawa), agak geli (cenderung negatif), bingung, aneh, dan pengen tau bagaimana asal mula si produsen memilih sebuah nama brand untuk produk alat memasak ini. Mungkin bagi orang Indonesia yang tidak mengerti boso jowo (bahasa daerah Jawa), brand name ini “no meaning” alias ga ada arti spesifiknya, tapi bagi sebagian orang yang mengerti dan menggunakan bahasa Jawa, akan kaget jika mendengar, melihat, mendengar atau membaca produk perlengkapan memasak dengan brand name seperti ini. 

Yah.... brand perlengkapan memasak yang saya maksud adalah SILIT, brand cookware asal Jerman yang saat ini mulai masuk menggarap pasar Indonesia. Dan yang membuat saya agak bingung, ternyata dalam bahas Jerman Silit juga tidak memiliki arti. Tapi kalo Anda orang jawa, arti Silid ini agak sedikit kurang enak didengar sebetulnya (coba lihat di sini artinya http://kamusslang.com/arti/silit). Saya kurang tau juga bagaimana pertimbangan strategi perusahaan ini sebetulnya dengan tetap menggunakan brand SILIT di Indonesia.

Melebarkan Sayap “market share” Melalui P.H.D (Pizza Hut Delivery)



Siapa sih yang nggak tahu Pizza Hut? belakangan kayaknya merk ini cukup gencar promo mengenai PHD di mana-mana dan salah satunya yang seringkali saya lihat melalui media billboard di beberapa titik jalan raya. PHD yang core businessnya menawarkan jasa Delivery Service makanan cepat saji yang dalam hal ini adalah “Pizza”, saya kira merupakan sebuah terobosan besar yang dilakukan oleh Pizza Hut dalam meningkatkan market share dimana ujung-ujungnya sudah pasti untuk ningkatin sales mereka.

Menarik, karena menurut saya Pizza Hut sendiri sebagai salah satu raksasa restoran cepat saji “fast food” yang menawarakan makanan “Pizza” ini sudah memiliki beberapa outlet yang tersebar di beberapa titik di Indonesia, dan mereka juga melayani jasa Delivery Service. Nah kira-kira apa yah alasan Pizza Hut melakukan sebuah terobosan besar dengan meluncurkan Pizza Hut Delivery atau belakangan yang lebih kita kenal dengan singkatan PHD? bukankah Pizza Hut sudah memiliki counter yang tersebar di seluruh Indonesia. Penasaran? yuk kita coba bahas.

Apr 2, 2012

Global Campaign with Local Brand Execution


Di artikel yang lalu, Ades Eco-Friendly, sebenarnya sudah sempat kami bahas tentang pegantian kemasan air minum dalam kemasan ADES yang keluar dari “pakem” per air minuman, yaitu mengusung tema go green. Disebutkan pula bahwa kami sempat melihat kemasan yang sangat mirip sekali dengan ADES sudah ada di negeri Sakura, Jepang.

Selidik punya selidik ternyata minuman tersebut (brand nya I LOHAS) memang memiliki induk company yang sama, yaitu The Coca Cola Company.  Dan ternyata di Jepang sendiri The Coca Cola Company lewat salah satu kemasan air mineralnya memang sedang memiliki campaign meminimalkan penggunaan plastik dengan cara meluncurkan kemasan air mineral yang lebih tipis. Selain meminimalkan penggunaan plastik, I LOHAS juga mengcampaignkan “cara menikmati” kemasan tersebut setelah kita menggunakannya:

Campaign serupa juga saat ini diterapkan oleh The Coca Cola Company untuk Indonesia, namun dengan pertimbangan yang lebih bijak menurut saya, yaitu tidak dengan “mendatangkan” brand I LOHAS ke Indonesia, tapi dengan mengadopsi konsep, desain, dan “cara menikmati” kemasan I LOHAS dengan penggunaan brand lokal Indonesia: ADES.

Mengusik Raksasa Mie Instant, Berani?


Tropicana slim mengeluarkan Mie Instant? Akhirnya setelah sekian lama menunggu. Sejak memulai hidup sehat "ceritanya" saya sering berandai-andai kalo kelak ada produsen yang mengeluarkan Mie Sehat low calories dan Less Sodium (garam) sehingga tidak perlu menderita dengan tidak lagi mengkonsumsi “mie instant” hehe.

Nah setelah sekian lama akhirnya Nutrifood melakukannya, mengeluarkan Mie “Sehat” Tropinaca Slim, Low Fat Noodles. Why it took so long haha. Mie Instant yang dibuat dengan proses dipanggang (bukan goreng) ini di klaim memiliki 40% calories dibandingkan mie instant biasa, lebih sedikit garam/ sodium dan Low fat. Jika saya perhatikan energi total 230 kkal yang tertulis di belakang kemasannya memang betul hampir setengah dari energi total 450 kkal mie instant biaya. Soal rasa juga pribadi saya langsung jatuh cinta deh, enak. Sedikit tips, RoastedDuck nya malah lebih enak dijadiin mie goreng daripada pake kuah haha.

Creative Sales, Beli Pulsa Gratis Hape

Wah-wahhhh headline iklan-iklan di industri operator selular kian hebohhh ya :D Selain industri operator selular yang memiliki belanja iklan besar juga adalah produk rokok. Tapi sayangnya (untungnya bukan sayangnya ya!) produk rokok memiliki banyak sekali batasan dalam berkomunikasi dalam iklan. Jadi yang paling seru untuk diamati ya tentu saja perang di antara komunikasi industri operator selular

Banyak memang yang menarik tapi beberapa minggu terakhir saya paling tertarik dengan dua kampanye promo yang sedang digencarkan oleh XL dan Esia ini. Esia keluar dengan kehebohan yang membuat orang mengaga, yaitu Beli Pulsa Gratis HAPE, wah-wah... saya sih belum mendengar ada promo yang sedahsyat ini nih... dan benar saja ternyata dengan beli pulsa 600.000 rupiah, konsumen bisa mendapatkan gratisan Hape yang bisa internetan pula.. dan pulsanya bisa mereka gunakan untuk keperluan apa saja tidak hanya paket internet.