Dec 12, 2007

Pocari dan Adik Angkatnya

Di sebuah sore yang melelahkan ternyata saya harus mengalami shock berat. setelah beberapa waktu lalu mendengar tentang extra dan eren walahhh ada lagi yang bikin saya di satu sisi geli tapi di satu sisi jadi berpikir juga. Pada saat saya makan mi instan (makanan favorit gua) dan mencari acara TV yang bagus, ya terjadilah saya melihat iklan si mari sweat ini mungkin masih adik jauhnya si pocari, tapi walau mari mengaku adik jauh (hanya soal nama belakang sweat) tapi nyatanya mereka nampak kembar. dari baju kemasan, karakter air dan "peluh" nya hingga warna si biru putih pun ikutan di coreng-corengin. yah okey, memang sampai sekarang itu "bukan masalah"

Yang bikin saya bingung sekarang, entah memang semua orang seperti saya atau nga yah, karena sedari kecil mungkin ini bagian dari doktrinasi ayah saya yang selalu hanya merekomendasikan membeli barang dengan brand terbaik (dulu tajir -sekarang setelah belajar hidup sendiri boro2, makan mi instan aja pilih yang paling murah :P) sampai sekarang saya masih enggan (walau uang pas2an) untuk beli produk yang meniru seperti itu, saya benar2 akan prefer untuk pilih produk lain yang lebih murah yang beda sama skali dari si raja pasar itu dibanding harus beli produk yang saya tau hanya meniru si raja pasar (apa mungkin karena saya kerja di bidang kreatif jadi packaging promosi dan segalanya benar2 pengaruh buat saya untuk mengkonsumsi sesuatu) saya tidak tahu kalau "pasar" ternyata bertindak lain, bahwa it's ok to consume sang produk peniru.

saya jadi ingat sewaktu makan di "bu jawa" tempat makan murah banyak dan puas andalan anak-anak kos setempat, dijual banyak permen-permen ber merk -ya ampun i cant believe it- cola cola atau funta atau sprit, yah yang seperti itulah (kalau tidak salah ingat namanya seperti itu pokonya nyrempet dikiiiiittttt banget dari asilnya) dengan karakter tulisan dan warna yang SAMA PERCIS dengan aslinya, wakakakaa... sambil makan martabak goreng dan minum nutri sari kemanisan saya cekikikan sendiri dengan seorang teman, adaa ajaaa.. yang bikin saya tambah bingung lagi ada gitu yang beli???????

Beberapa bulan yang lalu saya sempat menulis tulisan singkat tentang saudara-saudara tiri produk-produk besar tersebut, dan mendapat beberapa tanggapan dari teman-teman milis periklanan lainnya. Tapi usaha para saudara tiri cola dan fanta atau apapun juga tidak stop saja sampai pada distribusi mereka yang gencar di beberapa lapisan masyarakat menengah bawah hingga menengah. Sekarang-sekarang ini, merekapun sudah mulai terjun pada kampanye TVC, dan yah.. boleh dibilang mereka benar-benar siap untuk bersaing pada pasar yang sebenarnya. Di satu sisi boleh saja timbul pertanyaan di benak kita masing-masing, bahwa benarkah sudah menjadi satu budaya yang di"aku"kan masyarakat kita tentang kemiripan identitas di segala bidang, ya salah satunya dalam kategori naming ini. Tapi ya.. kita benar-benar harus mengakui bahwa produk-produk tersebut memang mengakui bahwa produk-produk tiri tersebut memang diterima masyarakat.

Jadi.. boleh lah kita menarik temporary conclusion, bahwa daya konsumsi masyarakat kita masih banyak yang berkiblat pada rasa dan harga, dibandingkan dengan kualitas. Tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa tidak sedikit yang (seperti saya) merasa bahwa orisinalitas adalah yang utama (lantaran.. sambil menyangkal diri sendiri, saya konsumen barang-barang bajakan juga, haha.. ) Yah.. memang setiap produk yang dipasarkan pasti memiliki arahan pasar yang memang sudah tercipta dalam masyarakat. Bahwa.. lapisan masyarakat yang begitu kompleksnya menjadi peluang bagi kita semua..

No comments: