Sep 19, 2012

SPIONASE konvensional vs 3.0 Bagian #1


1. Apa yang sedang kompetitor lakukan atau rencanakan saat ini? 2. Langkah apa yang harus dilakukan untuk bisa bersaing (counter) dengan kompetitor?

Dua pertanyaan mendasar yang saya yakin akan selalu muncul di benak para marketers atau para pebisnis visioner yang tidak mau salah mengambil langkah atau ditinggalkan oleh para pesaingnnya. Oke pertanyaan selanjutnya yang akan muncul dari dua pertanyaan tersebut adalah 3.bagaimana kita bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan atau direncanakan oleh kompetitor, dan 4. apa langkah yang harus kita buat untuk bisa tetap bersaing dengan kompetitor kita?

Dari ke empat pertanyaan di atas saya kira hanya ada satu jawaban “spionase” (riset) yang dalam hal ini konteksnya adalah aktifitas mengumpulkan data dan fakta mengenai pesaing kita dan bagaimana kondisi persaingan di lapangan, melalui data dan fakta tersebut kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah saya lontarkan sebelumnya, nah dengan terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut langkah selanjutnya adalah menentukan langkah apa yang harus kita jalankan.

Ngomongin “spionase” dalam dunia marketing, berdasarakan ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan terdapat dua upaya yang bisa dilakukan oleh para pelaku bisnis dan marketers dalam bersaing dengan pesaing khususnya dalam mengumpulkan data dan fakta, kenapa? karena pihak yang memiliki dan menguasai data merupakan pihak yang kemungkinan memiliki Competitive Advantage dibandingkan pesaing. Adalah Metode Konvensional dan Metode Web 3.0 jawabannya, nah pada kesempatan kali ini melalui artikel ini saya ingin terlebih dahulu membahas mengenai #Metode Konvensional, apa saja yang bisa kita lakukan? lets find out.


Sep 18, 2012

3 Kunci meningkatkan penjualan Online yang mungkin selama ini Anda lupakan!


Dulu waktu menyelesaikan pendidikan S2 saya, saya semakin tertarik dengan topik melakukan optimasi pada konsumen eksisting sebuah produk. Hal ini karena topik yang saya angkat sebagai Tesis saya pada waktu itu juga seputar pembahasan Customer Loyalty.

Saya masih ingat dengan jelas, data yang saya jabarkan waktu itu terkait usaha sebuah brand/perusahaan dalam menciptakan konsumen baru lebih kurang 3-4 kali lipat lebih besar dibandingkan membuat konsumen eksisting kita membeli lagi. Nah lho? Trus kenapa banyak sekali para pelaku bisnis yang usahanya terus-terusan mencari konsumen baru, sampai-sampai lupa menggarap konsumen lama.

Kemarin ini saya baru saja bertemu dengan salah seorang manager penjualan produk Online, salah satu toko online terbesar di Indonesia. Diskusi kami pada waktu itu mengakomodasi kebutuhannya dalam meningkatkan traffic pada Online Store mereka. Saya terbiasa untuk mendeteksi suatu permasalahan tidak hanya pada satu area saja, tapi saya ingin memastikan seluruh tahapan Credo Creative Sales telah dijalankan dengan benar. Pada akhirnya saya menanyakan satu per satu hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan penjualan yang mereka harapkan.


Sep 17, 2012

1, 3, 4 dan Pembelipun Berjibun


“ Hey, itu ada kerumunan apa? kok penuh banget.” Reflek saya langsung mencari papan nama yang ada diantara kerumunan itu, akhirnya terlihat sebuah nama  ‘Tea Presso’.“O...ada produk teh baru, paling jualan teh kaya yang lain cuma kayaknya yang ini ada bubblenya.” Demikian pembicaraan antara saya dan seorang teman ketika melewati sebuah foodcourt di salah satu mall di Bandung.

Penasaran...kata ini yang terlintas pertama di benak saya ketika melihat fenomena ini. Akhirnya kami mendekati spot berjualan teh tersebut. Awalnya kami hanya ingin melihat-lihat, sebenarnya jualan teh kayak apa sih kok sampai ramai antriannya. Sampai akhirnya pandangan saya tertahan di sebuah standing aklirik yang terpasang beberapa di depan meja jualan yang bertulis Buy One Get One.

Wow..wow apa ini, yang tadinya datang hanya buat lihat-lihat akhirnya saya sudah berada di depan si mbak penjaga outlet buat mencari tahu lebih banyak produk-produk yang mereka jual dan berapa kisaran harganya. Jika dilihat dari sisi produk lumayan variatif dari mulai teh biasa denga berbagai rasa sampai ditambah topping bubble, susu, kismis dan bisa dijadikan shake juga. Hmm menarik, mata saya langsung menelusuri daftar harga yang tertera di samping dan yang termurah 15.000 rupiah. Otak matematika saya langsung berhitung 15 ribu rupiah dibagi 2 adalh 7.500 rupiah, secara alam bawah sadar saya berfikir teh dengan branding yang rapi serta lokasi berjualannya ada di tengah mall elit kok jadi kayak yang murah ya. Akhirnya saya putuskan untuk beli !


Sep 14, 2012

"Goyang Kuda" Gangnam Style dan 161 Juta Youtube Viewers


Kaget... sekaligus terbahak-bahak pertama kali tau tentang fenomena “Gangnam Style”, dari namanya saja sudah cukup aneh, ya, gangnam style adalah sebuah judul lagu Korea, milik PSY, seorang penyanyi rapper dari negeri ginseng yang sedang booming di berbagai belahan dunia. Bukan cuma Indonesia, tapi kalangan artis2 Hollywood juga ikut ambil bagian membicarakannya, seperti Britney Spears yg diberikan surprise dalam Ellen Show, diajarkan cara menari ala “Gangnam Style” langsung oleh PSY.

Bahkan yang lebih hebat lagi calon presiden Amerika dari partai Republik melakukan tari Gangnam Style ketika akan memulai pidato kampanye beberapa waktu lalu. (Wow, Calon presiden Amerika gitu loh). Di negeri kita sendiri, Indonesia, bahkan hari Minggu kemarin, 9 September 2012, sekelompok komunitas  menginisiasi flashmob ala “Gangnam Style” di Bundaran HI, stylenya seperti StepUp Revolution, walaupun tidak tahu sudah izin atau blom ke aparat hehe di Bundaran HI, tapi inilah salah satu "wabah" Gangnam Style.


Sep 12, 2012

Kisah Sukses Penjualan dgn Lubang Odol "Lebih Besar"


Alkisah, Penjualan sebuah brand Odol pada tahun 80 an dulu sudah stagnan pada sebuah angka penjualan. Si Bos besar akhirnya punya ide untuk mencari seorang marketing manager yang mampun menjawab tantangannya yaitu meningkatkan penjualan brand odol tersbut (katakan saja 100 persen) dari penjualan sekarang.

Akhinrya dibuatlah sayembara dan lowongan kerja untuk mencari super manajer ini, berikut isi sayembaranya:

"Dicari seorang Marketing Manager yang bisa meningkatkan penjualan brand kami dengan gaji 1 juta dollar, Di salam surat lamaran tuliskan apa rencana Anda untuk mencapai target penjualan tersebu"

Tentu saja pada jaman itu gaji 1 juta dollar itu sangat luar biasa besarnya, sehingga ribuan atau puluhan ribu pelamar mengirimkan lamarannya. Hampir semua lamaran berisi kisah sukses di tempat kerja sebelumnya dan rencana-rencana besar untuk meningkatkan penjualan Brand Odol in. Sampailah pada sebuah lamaran yang membuat syok Bos dari brand tersebut karena di dalam lamarannya hanya tertulis 3 baris kata:

  1. Saya tidak mau digaji 1 juga dollar, bayar saya dengan persentase saham sesuai peningkatan penjualan kelak.
  2. Ide saya hanya akan saya jabarkan jika Anda meng Hire saya.
  3. Jika gagal, saya yang bayar 1 juta dollarnya.


Nilai Tambah = Tambah Penjualan


Baru saja kemarin saya mengunjungi seperti toko buku Toga Mas yang berlokasi di Jl. Supratman, Bandung. Awalnya saya parkir di toko buku lain yang  berlokasi tidak jauh dari Toga Mas. Sewaktu saya sudah menemukan buku yang akan dibeli di toko tersebut saya berpikir saya ingin lihat-lihat dulu di Toga Mas, karena jaraknya bisa dicapai dengan jalan kaki.

Sesampainya di Toga Mas saya kembali menemukan buku yang saya cari dan ternyata diskonnya sama yaitu sebesar 15 %. Ya sudah, saya pikir beli saja di Toga Mas supaya saya tidak perlu masuk lagi ke toko buku yang pertama saat pulang nanti. Pas saya mau membayar ke kasir lucunya si kasir menginformasikan jika kami menunggu 3 menit lagi, yaitu tepat jam 19.00 kami akan mendapatkan diskon 25%. Wah.. pikir saya baik sekali si petugas ini, lantaran jika dia tidak menginformasikan pada saya tentu saya tidak akan tahu dan Toga Mas mendapatkan keuntungan lebih. Tapi, menurut saya langkahnya untuk memberitahukan saya sangat tepat karena setelah nya saya langsung nge tweet ke 1.700 followers saya dan membuat artikel ini dengan potensi ratusan pembaca setiap hari.

Ternyata pas saya tanya-tanya lebih jauh programnya berlangsung setiap hari. Dalam 1 hari terdapat 2 jam yang berlaku promo ini yaitu jam 13.00 dan jam 19.00. Mereka akan memberikan diskon 25% pada 100 buku pertama di masing-masing jam tersebut. Wah... benar-benar menggiurkan untuk dimanfaatkan, percaya atau tidak.. sebenarnya awalnya saya hanya berencana membeli 1 buah buku, tapi karena mendengar ada diskon 25% saya jadi membeli 2 buku.. Wah.. sepertinya strategi memberi BENEFIT PLUS ini bermanfaat untuk membuat konsumen membeli lebih banyak nih


Sep 3, 2012

Meningkatkan Penjualan 35 Million Dollar dengan SOP


Case 1
Saya: "Mbak beli paket ayamnya dong, yang paket 1." 
Si Mbak: "baik pak, nasinya mau di upsize?"
Saya: "Enggak deh".
Si Mbak: "Tambah French Fries nya pak?"
Saya: "Oh boleh deh"
Si Mbak: "Kalo yang besar hanya selisih 5000 ribu, mau yang besar ajah?"
Saya: "Wah boleh juga deh"
Si Mbak: "Coca colanya di upsize juga pak? hanya tambah 3000 rupiah?
Saya: "Boleh sekalian"

Case 2
Agency: "Oh jadi bapak butuhk pembuatan website yang ada CMS nya yah"
Agency: "Apa ga sebaiknya di SEO sekalian pak?, biar search naturalnya di page 1 google"
Klien: "Wah bener juga sekali deh mbak"
Agency: "Ok siap pak. Btw bapak sudah masuk social media? srkg sedang grwoth banget pak"
Klien: " oh yah, gimana emang datanya"
Agency: "Wah online user ajah udah 60 juta, twitter 29.4 dan facebook 37 juta, potensi besar buat brand pak"
Klien: "Iya yah sepertinya penting untuk mempersiapkan hal tersebut"
Agency: "Bener pak, sudah tanggung masuk online sekalian bangun sosmednya"
Klien: "Boleh deh sekali buatin penawarannya".

Dalam konsep creative sales yang kami kembangkan di creasion, membuat konsumen membeli lebih banyak (Buy More, Creative Sales Credo #3) adalah hal yang sama pentingnya dengan mendatangkan konsumen baru. Bahkan dalam konteks ini tingkat kesulitan dalam membuat konsumen membeli lebih banyak jauh lebih mudah daripada mendatangkan konsumen baru. Mengapa? Yah sederhana saja, konsumennya sedang ada dihadapan kita dan kita punya kesempatan untuk membuat dia membeli lebih banyak dari yang mereka "rencanakan".


Tahu Sumedang dan Saint Seiya


Song : JAFUNISUN – Tahu Sumedang

Tahu Sumedang
Tahu Nu Matak Sono
Ceuk Kuring
Ceuk Ayah
Eweuh Nu Bisa Ngelehan

Tahu Sumedang
Tahu Nu Pang Raosna
Komo Di Cengekan
Komo Lamun Di Sambelan

Ngeunah Ceuk Murang Kalih
Ceuk Nu Kolot Ceuk Nu Ngora
Ti Peuting Nepika Hayam Kongkorongok
Anggeur Ngeunah...Ahh...Ahh

Barusan merupakan sedikit penggalan lirik lagu Tahu Sumedang karya JAFUNISUN sebuah band asal Bandung yang saya nilai melalui kreatifitasnya dalam bermusik bisa mengubah “membuat versi plesetan” lagu Ost. Saint Seiya - pegasus fantasy – make up, seingat saya sebuah film kartun yang cukup booming dan paling ditunggu pada masa saat masih SD. Saat pertamakali mendapat informasi dari teman kantor mengenai band ini saya langsung mencari salah satu single video klip mereka (JAFUNISUN - Tahu Sumedang) di youtube. Video yang diunggah 30 Juli 2012 ini ternyata sudah dilihat kurang lebih 6249 viewer, melihat video klip yang mereka buat saya amaze sekaligus tertawa terbahak-bahak *nggak percaya?coba aja denger lagunya.

10 Tips Tingkatkan Penjualan Melalui Manajemen SDM


Beberapa waktu lalu tepatnya saya pergi ke sebuah outlet elektronik di kawasan jalan ABC Bandung bermaksud untuk mencari sebuah mesin cuci dan sebuah kulkas, masuk kedalam sebuah pertokoan yang cukup memiliki varian produk elektronik yang dinilai sangat lengkap saya disambut oleh seorang sales wanita yang langsung menawarkan bantuannya dalam mencarikan produk elektronik yang saya inginkan. Sales wanita itu berusaha meyakinkan saya dengan kualitas sebuah merk mesin cuci yang hemat energi namun dengan postur yang kurang meyakinkan dan lack of product knowledge sehingga apa yang dia sampaikan tidak sesuai dengan apa yang saya amati.

Berusaha menjauh dari sales wanita tersebut saya kembali disambut oleh sales pria yang menurut saya lebih meyakinkan pada saat menawarkan dan menjelaskan kelebihan dari masing-masing merk mesin cuci yang saya amati, bisa dibilang sales ini memiliki product knowledge yang lebih baik dibandingkan dengan sales wanita sebelumnya. Singkat cerita saya pada akhirnya memutuskan untuk membeli sebuah mesin cuci, nah setelah dibuatkan invoice pemesanan dan pembayaran oleh sales tersebut saya bermaksud melanjutkan pencarian sebuah kulkas bersama sales tadi, namun apa yang terjadi? entah kenapa sales tadi tiba-tiba hilang dari pandangan saya dan yang membuat saya tidak nyaman adalah invoice pemesanan dan pembayaran barang tersebut tergeletak begitu saja.


Bulu Mata Chibi


Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sebuah mall di Bandung. Di ingat-ingat trend dan habit pada saat saya ABeGe (baca: remaja usia SMP & SMA) beda banget sama ABeGe2 jaman sekarang, terutama di habit berpakaian dan menggunakan gadget. Maklum saja, di jaman saya ABeGe (tahun 90an) HP baru saja trend, e mail baru mulai digunakan, dan sms baru mulai diciptakan, bandingkan dengan pemandangan setiap AbeGe yang masing2 memegang smartphone ataupun tablet saat ini, bayangkan saja akses informasi dan adopsi trend dunia ataupun trend Asia saat ini, apalagi demam K-Pop yang saat ini sedang booming diadopsi oleh AbeGe Indonesia.

Hal ini tidak luput di manfaatkan oleh para pebisnis di industri musik, diikuti munculnya BoyBand dan GirlBand yang “ala K-Pop”, seperti SMASH, 7 Icons, atau Cherry Belle, bukan hanya di jalur musik pop, tapi juga menular ke musik dangdut, sebut saja Ayu Ting-Ting, penyanyi dangdut asli Indonesia, tapi dalam menyanyi dan pencitraan menggunakan “rasa K-Pop”