Jan 28, 2014

Value Added lewat Kupas Buah

Pernahkah Anda datang ke toko buah kemudian buah yang kita beli tersebut bisa di kupas tanpa tambahan biaya sama sekali? Kalo di Supermaket yang menjual segala jenih kebutuhan sih hampir ga mungkin ada jasa kupas buah, kalo di toko buah? Hmmm sebelumnya juga blom pernah menjumpai sampai suatu hari saya pergi ke sebuah toko buah baru bermama Apricot dan ketika membeli buah saya iseng bertanya"Buahnya bisa dikupasin mbak?" Dan si mbakpun menjawab "Oh bisa mas".

Wah ini kabar baik banget buat saya yang hobi beli buah tapi paling males ngupasin buahnya sehingga seringkali akhirnya membusuk di kulkas, sesuatu yang menjadi "demand" mungkin banyak orang tapi tidak pernah diungkap secara to the point jika belanja buah-buahan, kebeneran ajah iseng nanya.

Nah ini yang menarik kemudian, ini toko buah punya value added potong buah dan bahkan ada cafe buahnya kok ga pernah kedengeran di komunikasikan yah value addednya tersebut, atau sudah tapi saya dan banyak temen ajah yang ga pernah denger sehingga hanya kebetulan lewat dan lihat mampirlah saya ke toko buah tersebut?

Tapi yak kita lewat ajah bahasan soal dikomunikasikan atau tidaknya hehe, saya lebih tertarik membahas apa yang terjadi setelah saya membeli pertama kali di toko buah tersebut dan tahu ada jasa potong buah dan cafe buah. Sebelumnya saya adalah pelanggan toko buah A, namun sejak tahu toko buah Apricot memberikan layanan potong (value added) bahkan untuk pepaya yang berharga 11 ribu akhirnya saya memutuskan untuk menjadi pelanggan tetap di toko tersebut BERSAMA temen-teman kantor tentunya (power of rekomendasi). Kenapa pindah?

Value Added

Jan 27, 2014

Good Design = Good Omset

Mengikuti beberapa kali kurikulum di bidang bisnis, manajemen hingga marketing, selama ini saya nyaris tidak menemukan adanya pembekalan yang berhubungan dengan desain. Hampir seluruh materi yang terkandung di dalamnya bisa jadi hanya menyebutkan “desain” beberapa kali saja dan bisa dibilang hanya sekilas.

Desain kian dianggap sebagai elemen yang tidak menentukan, dalam keberhasilan sebuah bisnis. Padahal kenyataannya, desain menentukan pengaruh yang sangat signifikan.

Untuk bahasan ini ada dua makna desain. Yang pertama terkait desain produk. Sebuah produk yang akan menang di pasar adalah produk-produk yang terdesain dengan baik. Dalam hal ini desain tidak selalu terkait dengan estetika, namun sudah pasti terkait dengan menjawab kebutuhan target market kita. Ambil saja contoh untuk produk-produk manufaktur mesin, bisa jadi desain dalam arti estetika tidak mengambil peranan penting, tapi desain produk yang dapat menjawab kebutuhan target market lebih dari pesaingnya sudah pasti memiliki peluang untuk unggul lebih besar.

Berbeda dengan berbagai produk yang berdekatan dengan dunia “desain”, misalkan produk fashion. Sudah pasti desain produk yang dibicarakan berkaitan dengan estetika. Atau industry kuliner; jika dulu desain yang berhubungan dengan estetika tidak begitu penting, tapi sekarang nyaris sulit untuk unggul jika rasa yang enak tidak dikemas dengan desain yang juga menarik (baik desain kemasan, penyajian hingga tempat).

Apalagi sekarang ini dan generasi target market bisnis kita di masa depan akan dikuasai oleh Gen Z, yaitu mereka yang isi kepalanya sudah penuh sekali dengan referensi dari luar negeri, tentu yang mereka dapatkan dari internet. Tren desain dari Korea, Jepang atau Amerika kian mendominasi preferensi mereka. Lalu bagaimana bisnis kita selayaknya mengelola “desain” itu sendiri? Berikut beberapa tips yang bisa membantu meningkatkan penjualan, seluruhnya berhubungan dengan desain!

1. Design as part of Branding

Jan 26, 2014

ACTION ajah, Ajaran Sesat?

Kegemaran makan selalu mengantarkan saya dan temen-teman saya mencoba berbagai tempat makan baru yang kebetulan atau memang kita niatkan untuk disambangi, nah kebeneran kemarin siang ada satu tempat makan yang pas lewat sepertinya menarik untuk disinggahi jadilah akhirnya kita mampir untuk mencoba kopi dan makanan yang ada di tempat tersebut.

Ketika semua menu pesanan sudah datang, seperti biasa prosesi makan akan tertunda kurang lebih 5-10 menit tergantung banyaknya menu, bukan karena doa bersama tapi karena sibuk Photo pake Tustel hehe.Berbagai posisi photo harus dicoba sehingga dapatlah gambar terbaik yang kemudian diedit dulu dan akhirnya di post di path ataupun twitter (Seperti ini kha sehari-hari yang Anda alami?), baru deh habis itu bisa makan.

Nah di sini ada kejadian yang cukup menarik ketika salah seorang temen mau nge path kemudian dia nyeletuk "Ini nama cafe sama alamat twitternya apa yah" kita semua sibuk mencari di buku menu, akrilik meja dan sampai celingak celinguk sana sini untuk mendapatkan Brand Name cafe tersebut juga alamat twitter (secara jaman sosmed gitu) untuk di share yang hasilnya nihil dan akhirnya di post di sosmed tanpa mention twitter dan nama brand cafe tersebut.

"Masih ada yah tempat seperti ini" Pikir saya, sayang sekali padahal produknya bisa dikatakan #Rekomendasi sekali, selain harganya enak dari sisi harga juga sangat affordable, namun karena ketidaktahuan soal Marketing dengan baik owner cafe ini lupa bahwa Enak dan Murah saja kadang tidaklah cukup untuk membuat sales meningkatkan apalagi bila tidak didukung oleh lokasi cafe yang ramai.

10 tahun di industri Marketing serta berkutat dengan banyak pebisnis khususnya yang lokal dan pemula menyadarkan saya bahwa sebagian besar tidak betul-betul paham bahwa ilmu marketing adalah sangat penting dalam setiap bisnis, betul bahwa focus jualan, omset dan profit adalah utama, namun tanpa didukung oleh pengetahuan yang tepat soal Marketing hanya akan membuat rasio 1000 pengusaha baru hanya 1 persen yang berhasil menjadi terbukti dan semakin kuat kebenerannya.


Jan 22, 2014

Tingkatkan Omset dengan Google Adword

"Berapa budget yang lo habisin buat mencari calon klien bro?" Sekali waktu seorang temen bertanya bagaimana cara saya mencari klien di bidang konsultasi marketing dan branding dan berapa besar budget yang harus dihabiskan untuk mendapatkan prospek client. Wah bukan rahasia dapur dong nih haha dalam hati saya, tapi okelah saya bisa sharing mengenai salah satu taktik bagaimana mendatangkan prospek client dengan biaya yang sangat minim namun punya kualitas leads yang sangat prospektif.

Dulu, saya cerita sedikit, beberapa tahun ke belakang cara mencari klien yang saya lakukan masih sangat konvensional yaitu dengan melakukan telemarketing, buat appointment kemudian meeting dan juga ditambah dengan cetak ribuah proposal untuk dikirim ke semua database yang sudah berhasil dikumpulkan oleh karyawan khusus bagian database. Bisa terbayang tidak berapa karyawan dan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem pemasaran seperti yang barusan saya utarakan.

Yuk coba kita hitung, 2 karyawaan telemarketing dengan gaji Rp. 2.5 juta (Gaji + Bonus) x 2 = 5 juta/ bulan yang artinya 70 juta per tahun (plus biaya THR). Cetak proposal 15 juta plus biaya pengiriman perbulan 1 juta artinya 5 juta + 12 juta = 17 pertahun, Biaya telepon kurang lebih 2.5 juta untuk follow up dan belom lagi biaya rekruitment setiap karyawan yang masuk dan keluar jadi total kurang lebih 1 tahun habis kurang lebih 120 juta plus biaya lain-lain. 

Sekarang, dengan prospek yang jauh lebih spesifik dan biaya yang hanya kurang 1 juta per bulan melalui Google Adword tim saya bisa menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan traditional approach (kalo boleh saya bilang demikian) yang dulu biasa dilakukan, 1 juta berbanding 10 juta, luar biasa bukan? Sampai-sampai saat ini karena cukup banyak prospek yang melakukan kontak, project marketing dan branding yang dihandling sangat dibatasi dan selektif

Btw yang belom tahu soal google adword izinkan saya menjelaskan sedikit, jika kita mengetikan sebuah kata di google misal "Investasi Forex : lihat contoh di samping< nah akan keluar iklan (adword) seperti yang ada di samping kanan dan atas (blog kuning), nah iklan seperti ini dinamakan Adword dimana kita beriklan berdasarkan KEYWORD yang diketikan di google (keren yan bisa begitu), untuk lebih jelas googling ajah hehe.

Bali lagi, Yah Google Adword (salah satu rahasia pemasaran yang saya ungkap) saat ini menjelma menjadi salah satu media paling efektif dalam memasarkan jasa (tentu tergantung bisnisnya yah) maupun barang apalagi jika target market kita menggunakan media yang sama untuk mencari informasi mengenai produk kita. Coba yuk kita lihat beberapa manfaat menggunakan Google Adword untuk pemasaran kita

1. Jauh lebih hematlah

Jan 16, 2014

Pedas, Trend dan Omset

"Kalo mau laku buka bisnis di bandung, jualah sesuatu yang pedas dan kalo bisa agak ekstrim" celetuk salah satu sahabat saya ketika sedang asik berdiskusi beberapa waktu lalu. Saya tidak bisa tidak setuju dengan peryataan ini karena memang secara pribadi sudah saya perhatikan beberapa tahun ke belakang begitu muncul yang pedas peluang untuk bisa terkenal dan salesnya bagus terbuka cukup lebar, sebut sajah Mie reman, Cekeran Midun, Ceker Setan dan terakhir yang lagi terkenal banget ni adalah nasi goreng mafia.

Fenomena pedas ini jika saya perhatikan muncul sejak Maicih memperkenalkan level pedas pada produk kripiknya, bukan sesuatu yang baru memang namun dengan kombinasi content, concept, konsumen dan media yang tepat (mulai boomingnya twitter di kalangan anak muda) melijitlah Maicih, bukan hanya di bandung bahkan di Indonesia. Dari sini muncullah trend "baru" makanan yaitu pedas dan berlevel.

Nah kali ini saya ingin membahas dua brand yang cukup fenomenal belakangan ini di bandung, di mana kedua brand ini bisa cukup melijit dikalangan kuliner di bandung yaitu Cekeran Midun dan Nasi Goreng Mafia. Jangan tanya bagaimana ramainya kedua brand ini apalagi di jam makan siang dan malam, waiting list untuk bisa mendapatkan produknya saja bisa 1 jam, nah ini tentu menjadi sangat menarik mengapa bisa demikian dan apakah bisnis ini akan bertahan ketika trendnya sudah tidak lagi menjadi luar biasa pada saatnya. Coba yuk kita lihat beberapa faktor yang membuat kedua brand ini melijit.

1. Sama-sama Pedas
Yak ini salah satu faktor yang membuat kedua brand ini cukup laris saat ini karena menjual unsur PEDAS. Seperti yang sudah saya bahas di atas, ini adalah Trend penting yang men drive target market untuk datang, mencoba dan merekomendasikan kedua brand tersebut. Kedua brand ini tahu betul bagaimana memanfaatkan Pedas untuk mendrive market mereka untuk datang dan mencoba produk mereka, walapun sebetulnya secara value produk seperti Nasgor Mafia lebih mengedepankan Nasi Goreng Rempah Pertama, namun momen PEDAS digunakan sebagai leverage untuk bisa mendatangkan traffic dan membuat produk mereka di coba dan di konsumsi.

PEDAS ini memang agak luar biasa, sebuah kata yang saat ini khususnya di Bandung berdasarkan pengalaman saya memiliki magnet yang cukup kuat untuk menarik crowd, atau mungkin malah di indonesia fenomena PEDAS ini mewabah menjadi salah satu selling point penting di bisnis makanan sampai trans tv pun perlu membuat sebuah acara khusus yang bernama Pedas Gila. So, silahkan dipertimbangkan jika Anda punya bisnis makanan apakah ingin memanfaatkan PEDAS sebagai leverage (daya ungkit) atau bahkan menjadi main product.

Jan 13, 2014

Sonny Angel, Bugil Tapi Gemesin

Beberapa minggu yang lalu teman saya sedang suka-suka nya mengupload foto sebuah boneka lucu yang dikondisikan sedang melakukan aktifitas di akun instagram nya. Keasyikan teman saya ini ternyata bukan hanya karena dia memang suka dengan boneka lucu ini, tapi ternyata karena ada kompetisi foto dengan boneka ini yang digelar oleh official akun nya di Instagram. Karena penasaran, maka saya pun langsung ke TeKaPe untuk sekedar kepo, pengen tau apa sih yang bisa membuat teman saya ini tergila-gila dengan si boneka satu ini, padahal nama boneka ini juga biasa saja (Sonny Angel), tidak terlalu lucu juga sih.

Sonny Angel ini berbentuk minifigure seorang anak laki-laki seperti bayi yang menggunakan topi dengan tema macam2, ada binatang, tumbuh2an, buah2an, dll. Hebatnya lagi di Indonesia Sonny Angel belum mempunyai toko resmi, sehingga boneka ini bisa dibeli lewat internet ataupun konsep store, itupun dengan varian yang terbatas, tidak terlalu banyak. Jadi untuk pecinta boneka ini jika ingin membeli boneka ini cukup sulit, dengan memesan ke OL Store yg official maupun yang tidak official, ataupun jika memang beruntung di beberapa konsep store bisa dijumpai si boneka Sonny Angel ini.

Hebatnya, si komunitas ini seperti nya cukup loyal, terbukti dengan harga mini figure senillai 70 ribu rupiah (menurut saya agak mahal sih), para kolektor ini memiliki lebih dari satu minifigure. Atau jika kita lihat ke OL Store official nya, harga nya bisa mencapai 472 yen (senilai 55 ribu rupiah) untuk koleksi yang umum, dan 525 yen (senilai 61 ribu rupiah) untuk special edition collection (misal seperti Christmas Collection & Chocolate Edition), masih belum ditambah ongkir (ongkos kirim).

Walaupun di negara asalnya (Jepang) boneka ini sudah berumur 10 tahun sejak tanggal diluncurkannya, tapi seperti nya di Indonesia boneka ini sudah cukup digemari, hanya saja mungkin karena distribusi nya yang masih jarang, maka minifigure ini hanya beredar di komunitas tertentu saja. Saya melihat ada beberapa hal unik yang bisa kita pelajari dari si Sonny Angel ini:

1. Series & collection

Jan 6, 2014

5 Prediksi Social Media di tahun 2014

Memasuki tahun yang baru tentu PR bagi para Marketer dan Business Owner adalah merancang strategi pemasaran yang dapat membawa kesuksesan di tahun yang baru. Lalu bagaimana dengan strategi memanfaatkan Social Media? Berikut adalah 5 Prediksi Social Media di tahun 2014 yang diambil dari berbagai sumber :

1. Beriklan di Social Media
Hah?? Sejak kapan Social Media buka space iklan? Namanya juga Social Media! Nah buat yang tahun lalu berpikir demikian, masih wajar. Kenapa? Karena sebelum 2014, banyak Social Media yang masih berada dalam tahap “mengumpulkan user”. Namun di akhir 2013 sudah banyak Social Media yang sudah mencapai pada taraf mature, alias sudah waktunya cari duit!

Seperti Facebook bisa jadi sudah lebih dulu melakukan berbagai aktivitas monetization. Dan di tahun 2013 pun Facebook semakin agresif menempatkan iklan untuk meningkatkan peluang pengguna melihat dan berinteraksi melalui iklan. Yang terbaru bahkan Facebook telah meluncurkan iklan video pada News Feed pengguna. Lalu sebut saja Twitter yang di tahun 2013 lalu telah resmi membuka penjualan iklan dan memasarkannya secara resmi di Indonesia.

Social Media popular di dunia, terutama di Indonesia telah membuka peluang beriklan begitu besar. Bagi kita brand yang memanfaatkannya is it good or is it bad?