Hari minggu ketika lagi asyik jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan di bandung saya cukup tertarik melihat beberapa toko pernak-pernik anak-anak wanita yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Ada tiga toko yang mengusung konsep hampir sama persis dengan dominasi warna yang juga hampir sama persis yaitu PINK.
Wah menarik nih pikir saya, kemudian iseng saya masuk ke dalam tiga toko tersebut, walaupun malu maluin juga sih, cowo item dan serem masuk dan melihat-lihat barang-barang lucu buat wanita dan tentunya penjaga tokonya beberapa kali saya perhatikan memperhatikan tindak tanduk saya ha……….ha. Kembali lagi kepengamatan saya, buset itemnya di ketiga toko ini juga mirip-mirip, yah beda beda dikitlah, ada beberapa barang yang ada di satu toko tidak ada di toko lain.
Ini nih yang bikin saya bingung setengah mati, kok udah contentnya udah mirip-mirip, contexnya juga mirip-mirip, infrastructurenya juga mirip-mirip, trus nih toko differensiasinya apa yah? Saya jujur saja (mungkin bukan target marketnya) hampir satu jam lebih di ketiga toko tersebut tidak menemukan apa yang menjadi keunikan mereka di banding dengan yang lain selain kebetulan ada barang yang tidak ada di toko lain dan ini nih yang lebih hebat lagi ternyata hampir sebagian besar yang datang ke toko A katakanlah juga dating ke Toko B dan Toko C ha………ha, kalo udah gini mah yang main Cuma selera doing, no loyalty, no perception, no strategy kecuali banyakin produknya.
Kalo udah gini sebenarnya yang rugi ya yang sering iklan, mengapa karena saking dekatnya toko secara tidak langsung mendrive orang juga untuk berkunjung ke toko pesaingnya. Apalagi tidak ada differensiasi yang benar-benar menbedakan si toko yang beriklan sama yang bukan, dalam hati, saya berujur wah ini yang tidak beriklan pinter juga strateginya, buka tempat deket-deket sama si toko yang suka beriklan, bikin mirip sisi contextnya dan tiru abis infrastructurenya, beres dan di jamin orang pasti datang juga.
Trus bagaimana yah kira-kira si toko yang sibuk membangun brandnya berstrategi? Saya pikir mereka harus membangun positioning yang tepat diantara kerumunan srigala tersebut, kemudian secara continue mereka harus sering melakukan inovasi product sehingga akan timbul persepsi dimana kalau barang bagus dan baru yah di situ. Let the people datang ke toko-toko yang lain asal terakhir tetap datang ke toko kita dan melakukan pembelian di kita dan terakhir mungkin sering-sering melakukan activasi dalam rangka membangun brand perusahaan.
No comments:
Post a Comment