Aug 22, 2014

Ide Besar = Bisnis Besar?

"Mas aku dari dulu banyak ide buat bisnis, tapi ga pernah jalan hehe, habis bingung mau di gimanain, eh kadang malah orang lain yang jalanin dan sukses ide yang kupikirkan tersebut". Di satu kesempatan lain saya pernah nge path "Damn, padahal idenya kepikir eh taunya sudah ada yang jalankan" tiba-tiba seorang teman merespon "Gua udah beberapa kali kepikir ide-ide yang akhirnya orang lain yang jalani".

IDE, rasanya setiap orang selalu punya hal ini, jika ada ungkapan "nothing new under the sun" rasanya tidak terlalu berlebihan, hanya tinggal masalah siapa yang lebih dulu menemukan/ terpikir kemudian meng EKSEKUSInya secara kreatif dan sesuai dengan keinginan pasar. Ide ide mengenai Kripik Pedas di branding mungkin sudah ada sejak dulu dan bahkan memang sudah banyak kok yang menjualnya, namun kemudian ada yang membuat Brandingnya dengan lebih baik, ide memberikan level dan kemudian mengarah ke anak muda melalui social media channel serta meledak bisnisnya, nah ini dilakukan oleh Maicih.

So bagaimana agar ide menjadi bisnis, yah menjadi big bisnis tentunya? Jadi bukan hanya sekedar ide yang terungkap, dibicarakan namun pada akhirnya malah orang lain yang menjalankan ide tersebut. Satu hal yang perlu kita selalu ingat, saat kita terpikir, percayalah ada orang lain juga yang mungkin memikirkan hal yang saya, dan kita perlu khawatir jangan-jangan orang tersebut punya ILMU dan punya kemampuan untuk ACTION.

1. How Big

Aug 17, 2014

Strategi Add On untuk Meningkatkan Penjualan

Martabak Toblerone, Nutella, Kikat Green tea, Special Yakult Leci. Apa persamaan dari brand-brand di atas? Yah Brand tersebut ditangan pebisnis kuliner malah di jadikan "bagian produk/ add on" untuk dijual kembali dengan berbagai kreativitas. Martabak Toblerone misalnya, sekarang betul-betul sedang naik daun, di jakarta dan bandung ini merupakan salah satu martabak yang cukup digemari padahal harganya untuk ukuran dompet cukup luar biasa, di atas 100 ribu untuk 1 porsi martabak, dan pembeli ANTRI. Coba hitung sendiri berapa banyak tuh Toblerone yang dipakai kalo di beberapa kota di Indonesia Martabak dengan isi coklat Toblerone ini di jual? jangan-jangan jalur distribusi tradional yang biasa menjual coklat ini bisa kala salesnya kalo di compare 1 Store vs 1 tukang martabak, bisa puluhan kali lipat kali yah.

yakult juga sedang naik daun nih, di beberapa tempat makan besar seperti pizza hut sudah memasukan Yakulzt sebagai bagian dari pengolahan resep minuman mereka, ada berapa banyak pizza hut di Indonesia? Hitung sendiri deh, saya pun kebetulah di bandung punya beberapa cafe yang memasukan Yakuzt sebagai bagian dari olahan minuman dan bisa dibilang ordernya cukup besar harian untuk produk Yakult ini.

Sukro juga bahkan saya pernah lihat iklannya mencoba menjadi produk pendamping untuk makan bakso, terlihat mereka mencoba memposisikan produknya bisa digunakan dalam bisnis kuliner sehingga bisa menghasilkan demand dan konsumsi yang tinggi terhadap produknya dan masih banyak lagi brand yang mungkin secara "sengaja" atau "tidak sengaja" justru dikonsumsi dalam jumlah besar karena menjadi "olahan" dari produk-produk kuliner seperti keju Kraft yang jelas dari dulu sudah menggarap pasar "Warkop Indomie" dan berbagai kebutuhan kuliner lainnya.

Pertanyaan bagaimana Brand kita menjadi pilihan dan "olahan" dari Bisnis kuliner sehingga dari sisi sales bisa didongkrak dengan tajam? Yah blom tentu konsumsinya mengalahkan konsumsi rumah tangga tapi setidaknya demand produk akan lebih sustain jika industri yang dibangun oleh kuliner tersebut membesar seperti Warung Kopi yang menjual Indomie, coba saja hitung sendiri berapa banyak Indomie yang digunakan oleh warkop diseluruh Indonesia?

1. Berikan resep dan kreativitas pengolahan produk

Aug 3, 2014

Syahrini .... I Feel Freeee

Artis yang paling punya influence tinggi di social media siapa coba? Wkwk ini sih kalo nanyanya akhir-akhir ini mudah sekali menjawabnya, tidak lain dan tidak bukan adalah Syharini. Coba saya bayangkan dalam 2 bulan ini ajah, setidaknya ada dua peristiwa "heboh" yang melibatkan Syharini sebagai pemeran utamanya yaitu ketika yang bersangkutan mengucapkan "I feel free" dan kemudian terlentang di rumput ketika berada di Roma Italia dan kedua ketika menggunakan Jilbab seperti rumah orang eskimo. Sebagai informasi keduanya kalo tidak salah di upload oleh Syharini di Instagramnya.

Puluhan meme "bisa cek di google" bertebaran berkaitan dengan "i feel Free" yang dilakukan oleh Syharini dengan pose terlentang, sampe di meme jadi sate dan bahkan masuk ke rana Yunani kuno Sparta "This is Sparta". Saya pribadi sampe geleng-geleng kepala melihat betapa "kreatifnya" netizen Indonesia ini dan betapa cintanya mereka dengan Syharini sampe niat repot-repot mengedit gambar dan menyebar luaskannya di rana online.

Tapi by the way bukan 2 bulan ke belakang ini ajah sih brand Syharini ini menjadi brand yang sangat kuat impact viralnya di sosmed khususnya, coba kita lihat-lihat lagi kebelakang seperti kalimat "Sesuatunyya" yang bahkan jadi bahasa sehari-hari yang sering digunakan oleh masyarakat, kalimat "Alhamdullilahnya" yang juga sering digunakan atau "cetar membahana" dan kalimat atau bentuk kreatif lainnya yang sering kali menjadi heboh karena Syharini.

Sebegitu kuatnya kha Brand Syharini sampai sebuah posting di Instagram ajah bisa menjadi viral impact yang luar biasa di social media? Nah ini yang sangat membuat saya penasaran sebagai seorang marketer, kok bisa yah. Kalo saya jawab menurut subjektivitas saya mungkin kurang afdol kali ini karena ini saya coba riset kebeberapa teman di path dengan sebuah pertanyaan "Kasih dong 3 alasan kenapa Syharini sering sekali dijadikan meme di sosmed?". COba saya rangkum yang jawaban kurang lebih dari 20 orang teman di path.

1. Orginal Personal Branding