Oct 31, 2011

Brand-Inwash, Mencuci Otak Konsumen



P : “Pokoknya gua ga mau minum produk X, itu kan buat cowok. Nanti badan gua jadi berotot lagi!”.
L : “Lho kok bisa kamu mikirnya gitu, padahal dari kandungannya kan netral, fungsinya untuk membantu metabolism tubuh dan mempercecpat proses perbaikan sel, ga ada hubungannya dengan badan cewek jadi berotot, dari sisi biologis aja jelas beda hormon perempuan dan laki-laki. Perempuan gak akan bisa berotot kayak Arnold Swecheneger J gara-gara minum susu.
P : “Lha itu dibilangin diiklan dan tulisan yang ada di kemasan !”

Pembicaran ini terdengar saat saya sedang nge-gym antara sepasang perempuan dan laki-laki yang sedang ngobrol selepas mereka berlatih. Fenomena yang menarik, karena setahu saya produk yang sedang mereka bicarakan sebenarnya memang aman dikonsumsi baik perempuan maupun laki-laki, bahkan bagus buat mendukung aktivitas olahraga mereka.

Kalau memang begitu, kok bisa ya si perempuan di gym tadi bisa punya asosiasi yang demikian kuat, Sebenarnya ada 3 hal yang menjadikan celah buat Brand untuk bisa menanamkan asosiasi di benak masyarakat dan target marketnya, yaitu :

Personal Branding, Mindset dan Hati


Perjalan keluar kota untuk mengkontrol brand activation yang dilakukan oleh tim After break (brand activator dari creasionbrand) merupakan kegiatan yang cukup menyenangkan buat saya, selain memang menyenangkan karena keluar dari rutinitas kantor harian, kegiatan ini juga sekaligus bisa menjadi wisata jalan-jalan dan kuliner buat saya dan tim.

Nah tapi ada bagian yang memang cukup membosankan, apalagi jika  tempat yang dituju hanya bisa dicapai atau lebih efisien dicapai dengan berkendaraan mobil yaitu perjalanan dengan mobil tersebut. 1-2 jam masih ok lah buat ngobrol-ngobrol dan bercanda, lewat dari situ kantuk dan rasa boringpun mulai menyergap. Untuk mensiasati ini kami di kantor sepakat membeli cukup banyak cd motivasi dan sharing dari pembicara-pembicara terkenal yang bisa didengarkan sepanjang jalan.

Oct 24, 2011

Photographer dan Dodolan




“iya nih bro, pacar gua khan jago banget photonya, segala macam teknik dia bisa dan memang seperti yang bisa lo liat sendiri nih hasil photonya luar biasakan, padahal hanya menggunakan kamera biasa bukan professional nih photol, gimana yah caranya biar dia bisa terkenal namanya dan tentunya dengan begitu projek khan bisa banyak masuk bro”

Minggu ini menjadi minggu yang cukup spesial buat saya karena “akhirnya” ada pekerjaan yang mengharuskan saya pergi ke palembang tempat kampung halaman saya. Gimana tidak mantap, kerja dan libur menjadi satu di kota kelahiran yang selalu dirindukan. Mengisi waktu luang yang cukup panjang minggu lalu di palembang saya bertemu dengan sahabat saya sewaktu SMA yang saat ini memiliki EO untuk menjajaki kerjasama membuat sebuat event di palembang.

Nah singkat kata, ngalor ngidul ngobrol soal event di sebuah cafe di palembang kemudian sahabat saya tersebut curhatlah “lihat di paragrap pertama”. Wah iseng saya berkata padanya “ jadi sesi konsultasi nih sis hehe”.

500-366 DOM! Domino Pizza vs Pizza Hut



Jumlah penduduk yang banyak di Indonesia merupakan salah satu daya tarik para brand atau investor dari luar negeri untuk masuk. Sebut saja franchise brand-brand dari luar negeri banyak yang masuk ke Indonesia, terutama di kota-kota besar, baik dari industri fashion, makanan dan minuman retail, restoran, dll.

Tidak hanya jumlahnya yang banyak, karakteristik masyarakat Indonesia yang dimanfaatkan dengan baik oleh para brand dari luar negeri adalah sifat konsumtifnya. Tentu kita mengenal dengan baik kebiasaan masyarakat kita yang lebih suka beli dari pada membuat (terlihat dari berbagai produk kebutuhan rumah tangga, di Australia dan Amerika masih banyak mereka membuat sendiri perabot rumah tangga, tapi di Indonesia, beli donk kan ada yang murah gitu yah biasanya kalimatnya :D) dan juga masyarakat kita peduli sekali dengan yang namanya tren dan merk! Untuk menunjang gengsi atau status sosial.

Oct 3, 2011

Stand Up Comedy dan Differensiasi



Nah ini artikel kedua mengenai yang inspirasi dari stand up comedy, pas baca artikel dibawa "loh kok topiknya mirip" haha, yah iyalah lah wong nongkrongnya bareng semalem wkwk. Cuma kalo di bawah artikelnya berkisah seputar "Nyali" artikel yang saya tulis ini berkisah soal Differensiasi, jadi bedah yah walaupun pengantarnya mirip. Let ge it on.

Mengisi waktu di hari minggu, saya bersama beberapa sahabat kemarin sore datang ke Bober Cafe untuk menyaksikan stand up comedy. Sudah cukup lama sebetulnya pengen menyaksikan seperti apa sih stand up comedy ini kalau secara life (kebetulan di Metro TV saya pernah lihar versi on airnya). Nah kemarin ini momentnya kebetulan pas, dua anak kantor (aditya dan Zyred) akan "open mic" (Istilah manggungnya), jadi berlabuh lah ke Bober Cafe.

Bisnis Itu Butuh Nyali SOB .......



Tadi malam saya dan rekan-rekan saya datang ke sebuah acara yang membuat saya salut dan mengacungkan jempol untuk orang-orang pengisi acara yang dikenal dengan nama Stand Up comedy. Dari mulai anak 2 SMA, anak kuliah, pengangguran sampai sipir penjara ada di sana ,mereka berlomba-lomba  mengungkapkan semua yana ada di pikiran mereka untuk membuat para penonton tertawa. Ada yang sudah mempersiapkan materi dengan sangat baik dan membawakan dengan luar biasa tapi ada juga yang muncul dengan bermodal message BBM group dan spontanitas ajah. Tapi ga masalah apapun hasilnya yang luar biasa dari pertunjukkan tadi malam adalah tidak ada yang merasa looser, tapi mereka semua merasa meraka adalah pemenang karena sudah punya nyali untuk tampil dipanggung.

Ada seorang peserta yang ketika di panggung performancenya garingnya minta ampun, di akhir acara dia cuma bilang ga papa gua masih garing..tapi gua yakin kalau udah 20 kali pasti bagus,,lha kalau udah 20 kali belum bagus baru gua harus nyadar emang ga bakat.