Dec 26, 2007

The Love of Dove

Melanjutkan diskusi ngelantur singkat kemaren bersama teman kerja saya di area meeting baru kami, saya menyisipkan post singkat di salah satu milis, berkomentar tentang strategi Dove yang, saya nyaris tidak percaya kalau hampir semua orang membicarakannya. Entah hal ini sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, Dove bukan baru kemarin melancarkan strategi persahabatan itu : The Love of Dove. Tapi ada dua hal sebenarnya yang ingin saya bahas. Yang pertama : Oprah adalah suatu media yang menggemparkan, sangat menggemparkan dan saya tidak percaya kalau efeknya sebesar itu, seperti yang sebelumnya saya katakan bahwa sudah sejak beberapa waktu lalu (hitungan bulan) Dove memulai strategi persahabatan yang ia jalankan, tetapi sejak muncul di Oprah Show (Dove based on America, tentunya) baru setelah itu semua orang membicarakannya, ya termasuk teman kerja saya dan orang-orang di milis. Ternyata that Oprah really does work.. dan memang jarang sih ada hal-hal komersil in that show, tapi karena saya juga tidak menonton nya secara langsung, saya tidak bisa bercerita terlalu banyak, mungkin saya lebih banyak bercerita tentang dampaknya, karena saya memang yang terkena dampaknya.

Pertama kali saya menyadari Dove’s new brand activation, yaitu berupa pengangkatan sisi persahabatan common women, sebenarnya saya tidak terlalu terkejut juga sih, karena bagi saya sebagai seorang wanita, ini bukan hal yang benar-benar baru, dalam artian mengangkat persahabatan sebagai simbol dari kecantikan, di mana pada brand activation sunsilk girls day pun melakukan hal yang serupa hanya saja perbedaan target usia market. Tapi reaksi dari orang lain, ya mungkin teman kerja saya yang laki-laki dan orang-orang milis yang juga laki-laki beranggapan bahwa hal ini adalah hal yang baru, berbeda dan cerdas. Mau tidak mau sayapun jadi berpikir ulang tentang semuanya. Ternyata demikian, ini hal kedua yang ingin saya sampaikan. Bahwa ternyata memang tidak hanya unsur persabahatan dan cinta saja yang ingin ditampilkan dari momen ini, tetapi adanya kejujuran (begitu kata teman kerja saya) yang dalam from this activation, yaitu penggunaan common women. Ya.. boleh dibilang sih mungkin saja target market terutama para wanita, sudah cukup muak dengan melihat berbagai kecantikan (yang bagi diri mereka sendiri adalah semu) yang diombar ambir di layar kaca. Tubuh langsing putih, hidung mancung, rambut indah dan wajah bule, sepertinya tidak dapat lagi secara nyata menggambarkan makna sebuah kecantikan. Melalui Dove, makna sebuah kecantikan dijabarkan sebagai sebuah kecantikan hati melalui cinta dan persahabatan. Yah.. sekali lagi saya bilang, it is really touching, terutama bagi mereka yang ingin melihat kepada diri mereka sendiri, siapa dia dan seberapa cantikah dia?

Oh iya hampir lupa, ternyata ada tiga hal yang ingin saya sampaikan. Yang ketiga adalah Dove melakukan suatu pendekatan yang berbeda dikarenakan adanya kejenuhan terhadap suatu kondisi tertentu di pasar, dalam hal ini terpolanya penyampaian pesan kecantikan melalui artis atau endorser cantik fisik lainnya. Maka Dove melakukan pendekatan lain, secara emosional untuk menyiasati kejenuhan tersebut. Apabila suatu hari semua orang sadar bahwa pendekatan emosional merupakan hal yang sangat cerdas dan semua orang melakukan hal yang sama, ya.. sudah seharusnya ada pendekatan lain lagi yang dilakukan, karena tentu saja pasar telah kembali jenuh. So, the point is not about the emotional or physical or another side we get through, but it is about the innovation of strategy, new way of thingking..

No comments: