May 10, 2013

Tansen, Meilan, Omar ... Menghidupkan Tokoh Melalui Social Media


Beberapa waktu saya diundang untuk mengisi materi di hari Kartini tentang Personal Branding Online bagi para wanita. Karena hal itu saya sempat melakukan beberapa penelitian terkait figur yang dibangun melalui media Online khususnya Social Media.

Sekarang-sekarang ini penghidupan tokoh melalui media Online sudah makin advance! Ga cuma orang biasa misalnya saya atau Anda yang memiliki profesi tertentu, membangun personal branding sesuai dengan profesi, tapi juga berbagai tokoh fiktif atau biasa disebut “anonym” kian populer. Mungkin buzzer2 Twitter yang sudah terkenal seperti @terselubung atau @poconggg juga sudah tidak asing lagi, bahkan pembangunan tokoh melalui Social Media khususnya Twitter merambah hingga kancah politik. Sebut saja @triomacan2000 yang memiliki pengikut cukup banyak. Ada yang memiliki motivasi untuk mengikuti update berita-berita politik yang berbeda dari yang tersiar di televisi atau ada juga yang untuk seru-seruan.

Lalu tren membangun tokoh melalui Social Media juga merambah ke industi film. 2 film dengan penokohan yang dibuat real melalui Social Media antara lain film Hari Ini Pasti Menang garapan sutradara Andibachtiar Yusuf dan Madre yang diangkat dari novel Dewi Lestari.

Cukup lama sebelum kedua film ini launching, masing-masing film telah menghadirkan tokoh utama mereka di Social Media sebagai figure yang riil. Melalui langkah ini, penonton film jaman sekarang tidak hanya menikmati film yang berdurasi 2-3 jam, tapi juga dapat melibatkan mereka ke kehidupan nyata dan bahkan bisa bertahan lebih lama, baik sebelum film ditayangkan (sebagai fungsi teaser dan buzz) maupun setelahnya (menjaga engagement dan menciptakan word of mouth).


Gabriel Omar Baskoro adalah figure yang dibangun di Social Media yang juga merupakan tokoh utama film Hari Ini Pasti Menang. Hampir 1 tahun sebelumnya ID Twitter @gab_omar ini dibangun dan dipopulerkan. Melalui kontennya yang sebagian besar berhubungan dengan sepak bola, tokoh Gabriel Omar tidak hanya hadir dalam film namun juga dalam keseharian melalui akun Twitternya.

Di Film Madre, pembangunan tokoh melalui Social Media dilakukan secara lebih mendalam. Selain lebih dari 1 tokoh yang dibangun Social Medianya, dari Twitter hingga Google+ (Tansen Roy Wuisan dan Meilan Tanuwidjaja) juga dibangun blog milik tokoh utama film Tansen yang juga menjadi bagian penting dalam cerita. Melalui kehadiran ID Twitter dan Blog yang nyata seperti di film, para penonton tidak hanya melihat film 2 dimensi seperti dulu tapi juga 3 dimensi, dengan kehadiran yang lebih riil di sekitar kita, seperti orang-orang yang nyata.

Hal yang menarik sekali untuk kita pelajari dan kita implementasikan dalam aktivitas Social Media kita. Berikut adalah beberapa ulasan yang menjadi pelajaran penting yang dapat menjadi ide untuk aktivitas Social Media bisnis kita :

1. Brand harus jadi manusia
Salah satu prinsip untuk bisa sukses memanfaatkan Social Media adalah dengan “memanusiakan” brand. Brand tidak bisa lagi berbicara sebagai sebuah subyek dan 1 arah, tapi harus mampu memanfaatkan fungsi dan potensi Social Media yang sebenarnya, yaitu interaksi.

Salah satu tujuan Gabriel Omar, Tansen Roy Wuisan atau Meilan dihadirkan melalui Twitter adalah untuk memungkinkan adanya interaksi. Para fans tidak hanya bisa mengagumi tokoh mereka 1 arah seperti dulu, tapi juga bisa berinteraksi.

Sama halnya dengan brand Anda, apabila menginginkan interaksi yang lebih dalam dengan konsumen Anda, hadirlah dalam Social Media, dan jadilah sejajar dengan konsumen Anda. Bahkan Anda tidak hanya bisa melayani konsumen Anda satu per satu tapi juga bisa mendapatkan data insight yang sebelumnya Anda dapatkan dengan riset yang membutuhkan biaya ratusan juta!

2. Sebuah tokoh harus punya kepribadian
Walaupun yang Anda jual adalah produk (atau jasa), bukan berarti kehadiran Anda di Social Media tidak butuh sebuah konsep “penokohan”. Brand perlu untuk “ditokohkan” dalam Social Media, karena kembali pada analisa pertama bahwa brand harus jadi manusia, lalu berikutnya pertanyaannya adalah “manusia yang seperti apa”.

Saat Gabriel Omar diturunkan menjadi sebuah tokoh Twitter, karakternya secara jelas diimplementasikan sesuai dengan tokoh Gabriel Omar di filmnya. Bahwa ia adalah seorang pemuda pecinta sepakbola. Hal ini menjadi panduan untuk menciptakan konten Social Media itu sendiri, agar tujuan “memanusiakan” tokoh tersebut berhasil.

Atau beda cerita dengan Tansen Roy Wuisan, seorang peselancar yatim piatu yang tiba-tiba diwariskan toko roti, diturunkan dalam figure yang sesuai dengan cerita. Kata-kata yang digunakan atau “hubungan percintaannya” dengan Mei, semua terbaca dan terlihat melalui konten-konten yang dihadirkan.

Hal ini juga dibutuhkan untuk brand Anda. Paling sederhana saat menciptakan tokoh untuk Social Media brand Anda adalah dengan melihat siapa target market Anda. Seperti apa karakter dari konsumen Anda, karena tokoh yang harus dibangun harus dapat menjadi “pelengkap” atau “solusi” bagi konsumen Anda.

Contohnya yang menarik adalah salah satu café di Bandung bernama Bober yang menggunakan admin Katy sebagai penokohan Twitter brand café mereka. Mengapa Katy? Katy awalnya terkonsep dari sosok Katy Perry yang populer di kalangan anak muda, khususnya pecinta musik. Hal ini sesuai dengan karakter konsumen Bober sendiri yang memang sebagian besar adalah anak-anak muda. Karakter Katy Perry yang berani, unik, nyeleneh, gaul, ceplas ceplos sekaligus inspiratif diturunkan dalam figure Twitter milik Bober. Hal ini membuat para konsumen dan target market Bober menjadi jatuh cinta dan senang berinteraksi karena merasa nyambung karena ekspektasi mereka terhadap sosok tersebut dapat terjawab.

Pada dasarnya “penokohan” itu sendiri tidak selalu harus gaul saat tiba di Social Media. Hal ini sangat tergantung dari citra dan karakter yang dibawa dari brand. Contohnya salah satu perusahaan obat-obatan herbal terbesar di Indonesia : Deltomed Laboratories, menghadirkan tokoh yang lebih “serius” dalam Social Media mereka. Salah satu Social Media yang mereka kembangkan adalah terkait kampanye pentingnya mengkonsumsi obat-obatan herbal melalui ID Twitter @sehatcaraherbal. Sangat berbeda dari yang dilakukan Bober, @sehatcaraherbal menghadirkan suatu tokoh yang lebih serius.

Mengingat bahwa “obat” membutuhkan figure yang lebih dapat dipercaya, maka penokohan ID Twitter yang dihadirkan lebih seperti seorang “expert herbal” sehingga para audiens bisa lebih yakin terutama dalam menampung berbagai pertanyaan terkait informasi yang dibutuhkan terkait obat-obatan herbal. Penyebutan kata “sahabat” kepada para audiens juga dimaksudkan untuk menciptakan tokoh “expert” tersebut menjadi lebih dekat, lebih hangat dan lebih terpercaya. Karena persepsi sahabat itu sendiri adalah orang-orang yang bisa dipercaya dan selalu ada saat dibutuhkan.

3. Konsistensi pembangunan tokoh Social Media
Keputusan untuk menciptakan tokoh film dalam sebuah akun Social Media tentu adalah keputusan yang cukup besar. Pasalnya tidak hanya pra launching dan saat film sedang diputar, tokoh-tokoh tersebut secara tidak langsung perlu dijaga hingga pasca film diputar. Hal ini tentu bukan usaha yang mudah, karena membutuhkan resources terus menerus untuk mengelola dan menjaga kehadiran tokoh tersebut.

Apalagi brand Anda. Saat sudah masuk ke Social Media, pastikan bahwa secara jangkan panjang Anda telah memiliki rencana dalam hal pengelolaan dan pengembangan. Jangan sampai mereka yang telah menjadi audiens Anda akan merasa kecewa apabila tujuan yang Anda inginkan telah tercapai, namun menjatuhkan ekpektasi mereka yang telah terbangun dari awal. Perencanaan pengembangan dan konversi ke arah penjualan yang menjadi kunci peran serta Social Media dalam performa bisnis yang sesungguhnya.

Melalui Social Media, brand ataupun industri lainnya memiliki potensi yang tak terbatas dalam memanusiakan brand/tokoh. Seperti dalam industri film, yang menjadi angina segar buat para fans tokoh-tokoh film tersebut. Sepertinya halnya kedua film tersebut, selayaknya kitapun ga kelewatan untuk ikut serta memanfaatkan potensi Social Media untuk menciptakan interaksi dengan konsumen dan target market kita  selamat mencoba!

Creasionbrand I Creative Sales & Brand Consultant 

5 comments:

Anonymous said...

Sebenarnya Gabriel Omar juga punya blog, tapi memang setelah beberapa posting perdana terus nggak di update lagi blognya (krn penulisnya sibuk nulis yg lain), jadi nggak pernah di publikasikan lagi blog ini. hehehe...

Anonymous said...

#Waini!! Era social media bukan hanya jadi "mainan" buat anak2 4L4Y, malah sekarang semakin meluas jadi personal branding, dan gilanya personal branding nya bukan hanya untuk person yang beneran ada.

Melalui artikel ini saya diajak untuk tau lebih banyak lagi soal personal branding, dan dibukakan matanya untuk kemungkinan-kemungkinan lain bentuk personal branding bahkan untuk tokoh2 fiktif (bukan person yg beneran ada)

Terima kasih Creasionbrand

Ceritaperut said...

Keren banget artikelnya.. jadi terinspirasi menghidupkan tokoh di akun twitter ya supaya lebih personal.

Unknown said...

saat ini, bukan hanya pembentukan image produk saja yang bisa dilakukan di media sosial utk jualan.

media sosial yang memang mumpuninya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, berperan sangat besar, dalam hal ini menyangkut kepada pembentukan figuritas melalui online, atau bisa dikenal dengan personal branding

personal branding via online dinilai memang bisa sangat cepat terbangun, selain dikarenakan sosial media mudah dijangkau dan diakses semua orang, sosial media juga berperan sebagai media pembentuk dan bahkan pengalihan issue publik

ranirano said...

oh jadi gitu yah taktik jitunya. Emang bener, dengan taktik tersebut dapat menaikkan pamor film terbaru, buku terbaru, atau apapun itu. dan caranya, jelas melalui social media