May 29, 2013

Srigala Berbulu Domba, 5 Ancaman Pebisnis Online


Ngomongin online nih guys, memang media ini sangat berjasa banget dalam kemunculan sistem bisnis baru dan era kebangkitan startup business yang memanfaatkan online media sebagai channel promosi dan penjualan. Nah itu impact positif yang dihasilkan tentunya bagaimana dengan impact negatifnya ada tidak yah khususnya dalam hal jual beli online? ada tentunya karena saya selalu berlandaskan bahwa segala sesuatu itu bagaikan dua sisi mata uang ada pro ada kontra dan ada negatif juga positifnya.

Begitupun dalam tulisan kali ini, saya ingin membahas mengenai hal-hal yang perlu untuk diperhatikan oleh para pelaku bisnis online khususnya para startup dalam menghadapi 5 ancaman isu negatif saat berbisnis online, karena dalam realitanya para pelaku bisnis saya kira akan menghadapi 5 ancaman tersebut baik diawal kemunculannya bahkan pada saat sedang on top performance.

Mungkin dalam tulisan ini setiap 5 isu yang dimaksud tidak dibahas secara mendalam, namun saya kira tulisan ini cukup memberikan masukan mengenai apa ancamannya dan bagaimana solusi untuk menghadapinya.

1. Srigala Berbulu Domba
Ancaman pertama yang perlu diwaspadai oleh para pelaku bisnis online adalah “Srigala Berbulu Domba” yang biasanya suka berkeliaran cari korban dengan memanfaatkan forum-forum jual beli yang sudah ada. Beberapa kali saya mendapatkan cerita teman saya yang kena penipuan “Sang Srigala” pada saat melakukan jual beli online, bagaimana? rata-rata sih udah trasfer sejumlah uang cuma sayangnya barang yang dipesan tidak kunjung tiba.


Kenapa dibilang ancaman bagi pebisnis online? soalnya kasus-kasus seperti itu membuat konsumen kita menjadi khawatir atau muncul ketakutan akan kena tipu, jangankan yang sudah kena tipu orang yang baru akan melakukan jual beli online saja bisa berubah pikiran jika mendengar cerita temannya yang kena tipu gara-gara jual beli online. Bagaimana solusinya? jawabannya adalah trust dan kredibilitas, dimana salah satunya kita bisa menggunakan testimonial konsumen yang sudah menjadi pembeli sebagai bukti bahwa kita penjual yang baik dan bertanggung jawab.

2. Un-Educated Costumer
Konsumen yang kurang teredukasi dengan baik mengenai jual beli online menjadi point kedua dalam pembahasan kali ini, nah seperti kita ketahui sebelum munculnya e-comerce ini konsumen kebanyakan membeli produk itu secara langsung, dalam arti dateng ke toko liat barangnya langsung, di coba, kalo cocok dengan harga yang di bungkus. Hal tersebut kini berubah ketika adanya media internet dan teknologi pendukung yang merubah perilaku konsumen (lazy costumer).

Banyak orang memilih membeli online karena dinilai lebih murah, parktis, dan variannya lebih banyak, dan hal ini berbanding lurus dengan banyaknya startup bisnis online. Nah masalahnya kadang ada konsumen yang belum mengerti (well educate) mengenai bagaimana cara melakukan jual beli online yang baik, yang ada bisa jadi mereka ketipu karena tidak paham atau bahkan mempermasalahkan sesuatu hal yang sebenarnya bukan masalah, cuma karena nggak ngerti ya jadi masalah. Solusinya tuliskan sedetail mungkin mengenai regulasi atau sistem jual beli di blog, atau website, kalo perlu ada YM untuk costumer service, begitupun social media Facebook & Twitter manfaatkan untuk edukasi ke konsumen supaya lebih mengerti.

3. Delayed Shippment
Hal classic yang sebenarnya masalah kecil, cuma kalo didiemin bisa jadi masalah gede khususnya kalo konsumen udah komplain wah bisa-bisa jadi isu negatif yang viral makin berabe deh. Masalah ini biasanya hubungannya sama vendor shippment (jasa paket) yang kadang bermasalah dalam hal pengiriman barang karena faktor-faktor teknis.

Solusinya bagaimana? tentunya kita harus memberikan informasi yang jelas kepada konsumen bahwa barang kita sudah dikirim dengan jasa pengiriman paket tertentu, dan diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari, nah jangan lupa biasanya kita diberikan no resi oleh jasa pengiriman paket tersebut, no resi itu bisa diberikan sebagai bukti sekaligus konsumen bisa mengeceknya langsung sudah sejauh mana sih barang pesenan mereka.

4. Barang Tidak Sesuai Dengan Harapan
Nah ini juga perlu diperhatikan dengan baik, kalo suka ada konsumen yang komplain setelah menerima barang yang dipesan, misalk ukuran, warna, bentuk, atau apapun wong namanya konsumen hal kecil pun bisa menjadi masalah besar kalo mereka merasa nggak puas. Kita harus paham kalo konsumen dulu terbiasa melihat dan mencoba barang yang akan dibeli sebelum dibeli, begitu ada media online semuanya berubah kini konsumen hanya bisa melihat saja, lalu bagaimana antisipasi masalah ini?

Pertama barang yang kita display harus sama dengan yang dijual amannya sih kita foto langsung produknya, kedua informasi produknya harus detail se detail-detailnya, cantumkan ukuran, bentuk, warna, bahan, motif, apapun itu supaya konsumen jelas dan pastikan mereka paham misalkan lewat email, sms, telepon, atau tweet jelaskan “mba sudah tahu kan yah kalo produk kita itu bahanya begini”.

5. Black Campaign
Nah ini yang paling ngeri alias paling horor bagi pelaku bisnis online, kadang ada mungkin pesaing bisnis yang kurang suka dengan kesuksesan kita dan bersaing dengan cara yang kurang sportif atau konsumen yang saking kecewannya memperbesar dan memperpanjang masalah dengan komplain (sampe rame tweet war) yang tidak berkesudahan padahal kita sudah klarifikasi, nah loh gimana solusinya?

Well namanya bisnis pastinya nggak ada yang running smooth, hal-hal seperi itu sudah pasti akan terjadi solusi satu-satunya yah costumer servicenya harus berjalan baik dalam arti cepat klarifikasi setiap masalah, dan percaya akan satu hal kalo konsumen kita sudah loyal pasti nggak akan mudah terpengaruh isu-isu negatif kayak gitu deh, percaya deh.

Creasionbrand I Creative Sales & Brand Partner

Sumber gambar:
www.batteredsheep.com

3 comments:

ranirano said...

wah setuju banget! bisnis mana sih yang gak ada resiko? bisnis via online jg punya beberapa resiko yang jelas kudu kita sebagai pelaku bisnisnya cerdas dalam menjalaninya.

well, sampai kapan yaaa bisnis via online ini bakal bertahan?

Anonymous said...

Barengan sama booming nya dunia digital di Indonesia, bisnis on line emang jadi slah satu ladang empuk buat para pebisnis yang mau juga bikin toko tapi tanpa biaya bikin meubel, ngisi toko dan SPG.

Masuk ke bisnis ini udah pasti harus dilakukan, karena cepat atau lambat kita atau competitor duluan yang garap itu cuma masalah timing siapa yang duluan.

Cuman emang harus super hati2 karena konsumen pada akhirnya bisa keluar masuk dengan mudah dan juga bisa antipati karena banyaknya penipuan di bisnis on line ini, makanya sama seperti bangun toko fisik (offline) kita juga perlu menjalankan aktifitas branding, gunanya? ya salah satu nya menciptakan trust dan emotional bonding sama customer

Shinta Margaret

Unknown said...

pada dasarnya setiap apa yang kita lakukan pasti mengndung resiko tersendiri. apalagi kalo bisnis.

5 poin diatas yang diuraikan oleh penulis artikel wajib menjadi panduan untuk para pebisnis dalam memantau pergerakan market dan membaca need want dan ekspetasi konsumen demi tercapainnya komunikasi yang baik untuk meningkatkan trust dan loyalitas konsumen