May 13, 2013

Roti Bacok dan Tante Susi


Bulan lalu saya dan teman2 Creasionbrand & Dixgital mendapat kesempatan untuk mengunjungi kotanya stasiun Balapan yang terkenal karena lagunya Didi Kempot, Solo, untuk mengisi seminar sekaligus jalan2 dan kukulineran. Ketika mendatangi tempat baru saya selalu punya kebiasaan mengamati kebiasaan dan trend di tempat ini, karena biasanya selalu berbeda dengan kebiasaan di tempat domisili kita. Karena tema seminar yang akan di eksplore seputar dunia kuliner, maka saya mencoba mencari tahu trend kuliner apa yang sedang trend di kota Solo, apa sih yang sedang digandrungi oleh anak2 muda Solo?

Klo anak2 muda di Bandung dan Jakarta punya kebiasaan nongkrong di Cafe dan menyantap roti bakar ataupun red velvet, anak muda di Solo juga punya kebiasaan nongkrong, unik nya yang disantap bukanlah minuman khas cafe, tapi susu... wah.. susu? Iya susu murni tepatnya. Dan ternyata tempat nongkrong yang menyediakan minuman susu murni ini cukup banyak di Solo, salah satunya sudah pernah kami bahas di artikel sebelumnya: Susu Ibu, Creative Brand, kalau Mom Milk dibalut dengan suasana nongkrong yang mirip cafe, kali ini saya ingin menceritakan pioneer industri “jual susu murni” di Solo, nama tempat nya: “Shi Jack”

Susu murni “Shi Jack” ini hanya berupa tenda, penyajian nya pun belum secanggih Mom Milk yang keren dengan branding nya, penyajian nya hanya menggunakan gelas dengan ditataki piring, persis ala-ala warung kopi pinggi jalan. Tapi ketika berkunjung kesana, ternyata konsumen nya sangat banyak dan ramai, hampir saja kita tidak mendapatkan tempat duduk. Walaupun bukan tempat yang elit, tapi “Shi Jack” ini cukup diminati, dan berikut beberapa hal yang coba saya amati dari fenomena “Shi Jack” ini

1.Bisnis itu soal pilihan

Sempat juga terlintas di otak saya: “Ga semua orang suka susu murni, klo ga doyan susu murni gimana ya?” Buat yang tidak suka susu murni, mungkin susu dengan varian rasa yang banyak bisa jadi solusi untuk bisa tetap menikmati susu. Shi Jack menyediakan sampai dengan 35an jenis minuman susu, dari hanya dicampur syrup, susu, jahe, coklat sampai dengan telur.

Sang pemilik Shi Jack cukup jeli melihat peluang ini,  sediakan banyak pilihan agar membuka banyak kesempatan untuk di konsumsi oleh konsumen yang banyak pula #BuyMore, di model Creative Sales kami menyebutnya dengan Product Tactic – varian, produk yang di hasilkan tetap sama tapi di launch dengan varian yang berbeda, sehingga memungkinkan untuk meng grab konsumen di preferensi yang berbeda

2. Sediakan “temannya” minuman
Pernahkah kita bertanya-tanya, mengapa produk2 kecil seperti permen, vitamin dan roko selalu diletakkan dekat kasir di supermarket, bahkan di beberapa supermarket kulkas ice cream juga sudah mulai diletakkan di dekat kasir. Jawabannya hanya satu: “Impulse buying”, pembelian produk atau jasa tidak direncanakan sebelumnya, biasanya terjadi karena konsumen melihat produk atau karena ada promosi tertentu dari produk. Impulse buying ini memang seringkali menjadi strategy dari para produsen atau marketer dalam memasarkan produk nya, begitupun yang dilakukan oleh Shi Jack. Minuman itu selalu berpasangan dengan makanan, rasanya hal ini sangat dipahami oleh pemilik cafe, resto ataupun tempat  nongkrong.

Jadi ngomongin soal minuman tidak lengkap tanpa ngomongin soal makanan. Untuk order minuman kita diberikan menu dan ditanya, mau pesan apa, tapi untuk makanan, ajaib nya tidak, makanan di tempat ini di display tepat ditengah2 meja dengan varian yang banyak sekali, bahkan disediakan juga nasi nya di meja. Dalam Creative Sales, ada pendekatan “Push To Action” yaitu pendekatan yang membuat konsumen membeli karena “impulse buying”, jadi tadi nya hanya ingin beli segelas susu jahe, akhirnya jadi makan nasi ditambah lauk.

3. Talkable name
“susu campur madu, coklat dingin, susu campur sirup” kalau saja menu yang disediakan hanya berupa nama seperti itu, yaaa.... mainstream.. standar, tapi coba kalo menu yang sama ditulis seperti ini:

Suramadu: Susu Rasa Manis Madu
Tante Susi: Tanpa Telur Susu Sirup
Sukamandi: Susu Coklat Manis Dingin
Jaman Korupsi: Jahe Manis Kopi Sirup Susu
Sumanto: Susu Manis Telor
Sujahmandi: Susu Jahe Manis Dingin

Atau menu roti bakarnya: Roti Bacok (Roti Bakar Coklat), Tikar Selang (Roti Bakar Selai Kacang), Roti Baju (Roti Bakar Keju)

Waktu pertama menatap nama2 produk di menu nya saya langsung senyum-senyum sendiri, lucu sekaligus talkable, seperti nya wajib banget untuk di post, share dan dibicarakan dengan orang lain, unik dan lucu inilah yang membuat Shi Jack bisa dikenal secara luas, sekaligus menarik untuk dibicarakan #BuyRecomendation

Shi Jack ini memberikan pengalaman yang luar biasa buat saya pribadi, satu hal yang juga bisa kita pelajari adalah menjadi kreatif itu tidak perlu mahal. So selamat menikmati.

Creasionbrand I Creative Sales & Brand Consultant

7 comments:

Ceritaperut said...

Bisnis kuliner makin hari makin menarik :) yang penting harus punya nilai jual dan diferensiasi.

Nice article! Keep inspiring!

Anonymous said...

bener-bener ide kreatif and out of the box. bukti bikin word of mouth marketing itu nggak musti ribet dan mahal :)

Rizkymamat said...

Bisa banget ya nama-nama yang dibikin. Dari nama menu tadi terus diomongin sama yang udah dateng ke temen-temen. Jadi deh WOM,

Artikel yang bagus. Selalu menginspirasi, ya.

Pujiananurul said...

Kuliner memang sebuah bisnis yang tidak akan pernah mati. Ada kelanjutannya.. hehe. Tidak akan pernah mati asalkan pelaku bisnisnya bisa memanfaatkan peluang yang ada. Konsep jualan dari Shi Jack yang memiiki nilai lebih adalah dari segi kretifitas pembentukan nama, rasanya. Unik dan lucu. Tapi balik lagi ke produknya itu sendiri. Shi Jack ini selain unik dan lucu, produknya pun memuaskan konsumen. Sehingga pada saat rasa penasaran si konsumen telah terpenuh, mereka masih tetap ingin balik lagi karena rasa dan kualitas produknya yang bagus dan enak.

Anonymous said...

Hahahah... pertama kali baca judulnya udah agak curiga... kayaknya ini nama makanan deh.

Dan setelah baca ternyata benera makanan dan minuman.

Unik, kreatif dan juga menampilkan sisi2 unik yang tidak biasa, kadangan di bisnis memang yang penting adalah keberanian orang untuk eksekusi ide, pilihannya cuma tunggu, antara kita duluan yang merealisasikan ide itu atau nunggu pesaing atau orang lain realisasi ide kita

Shinta Margaret

ranirano said...

apa di Solo emang udah trend banget ya ama susu? anak muda Solo kayaknya udah gak ada gengsi lagi buat nikmatin susu. Tapi bener juga yah, taktik dia soal impulse buying. hmm, bisa dipraktekin buat bisnis saya nih. Terima kasih buat artikelnya :)

Anonymous said...

Saya pesan Sukamandi sama tantesusi ya! #eh