May 27, 2013

6 Lessons From Antagonist


Euforia Fast & Furious 6 pada akhirnya menyeret saya juga yang penasaran dengan kelanjutan cerita Toretto and the gank. Selain itu kehebohan berita ttg akting Joe Taslim (aktor Indonesia yang memiliki kesempatan untuk bisa ikut bermain di film itu) menambah bumbu penasaran terhadap film ini. Orang Indonesai pastinya bangga dengan kehadiran Joe Taslim di film ini, walaupun bukan sebagai main character, tapi kehadiran Joe Taslim di film ini cukup bisa membuat kita yang menonton puas dengan porsi kemunculannya.

Euforia Fast & Furious memang cukup dahsyat, terbutki saking banyak disukai nya serial ini sampai juga di film ke 6, bahkan jika kita menonton sampai habis, di bagian akhir film, diselipkan lah sebuah adegan yang memberikan teaser/pancingan sekaligus pemberitahuan bahwa aksi Toretto and the gank masih akan berlanjut di seri ke 7, tidak tanggung2 teaser itu dibalut dengan kemunculan Jason Statham (aktor laga Amerika yang cukup tenar & disukai).

Setelah menonton film ini, saya justru lebih “terpikat” pada sepak terjang pimpinan sang tokoh antagonis, Owen Shaw. Dengan semua strategi dan prinsip yang dimiliki nya sebenarnya bisa dikatakan misi yang dilakukan nya nyaris berhasil (ya kalo di film kan ga mungkin sisi antagonis ini menang, ya pasti Toretto lah yang harus menang). Prinsip2 yang dilakukan Owen Shaw justru lebih mirip pebisnis, walaupun ada beberapa hal “licik” yang tidak baik juga untuk dicontoh, tapi kalau boleh sedikit membahas, berikut beberapa poin penting yang mungkin bisa kita pelajari dari Owen Shaw.

Oh, ya sebelum membaca lebih lanjut, bagi yang belum menonton film ini, sebaiknya tidak meneruskan membaca, karena ada beberapa spoiler di tulisan2 saya :)

1. Never underestimate your enemy
Di bagian awal film kita sudah diberikan gambaran betapa kuatnya tim Owen Shaw dalam hal strategi & perencanaan, mereka dengan mudah nya bisa mengecoh dan melumpuhkan para DSS Agent (polisi), bahkan tidak sulit mengalahkan tim Toretto, dan kabur bagai asap dari kejaran polisi yang dibantu dengan tim Toretto.

Walaupun dalam kondisi “diatas angin”, saya sangat suka dengan pemikiran Shaw pada saat memberikan informasi ttg komposisi tim Toretto kepada tim nya, kurang lebih perkataannya seperti ini: “Jangan pernah kita menyepelekan kekuatan lawan kita, atau kita yang akan menjadi lemah menghadapi mereka”. Dalam bisnis dan usaha, kita memiliki competitor dan banyak rintangan dalam melakukan penjualan dan melancarkan bisnis kita, namun pada saat kondisi perusahaan “diatas angin” mungkin kita harus belajar dari prinsip Shaw, tidak pernah menyepelekan competitor dan iklim bisnis, karena perubahan sedikit saja bisa jadi merubah langkah bisnis kita kedepan: bertahan, adaptasi (berubah) atau mati.



2. Cerdik melihat peluang
Salah satu alasan tim Toretto mau membantu Hobbs adalah karena “umpan” adanya Letty (kekasih Dominic Toretto, yang di film ke 4 diceritakan telah meninggal) yang ternyata masih hidup dan bekerja sama di tim Shaw. Diceritakan juga ternyata pada saat Shaw mendatangi Letty di Rumah Sakit (setelah mobil Letty meledak dan membuat Letty meninggal), pada awalnya Shaw berniat untuk membunuh Letty, tapi karena Letty kehilangan ingatan, dan mempertimbangan skill (kemampuan) Letty, maka akhirnya Shaw malah merekrut Letty untuk bergabung di tim nya.
Keputusan untuk meng hire Letty dengan segala kondisi nya adalah keputusan cepat yang dibuat oleh Shaw, dalam bisnis pun seperti itu, seringkali kita harus mengambil keputusan yang cepat dan juga mengubah strategi untuk mengubah kekuatan competitor kita menjadi kekuatan kita.

Teman pebisnis saya pernah melakukan hal yang mirip seperti ini, dia merekrut marketing kartu kredit yang seringkali menelpon nya menjadi marketing perusahaan nya, hahahahaaaa.... daripada memusuhi marketing kartu kredit, mengapa kita justru tidak berpikir untuk menghire nya? Toh... secara skill dan mental menjual mereka sudah sangat teruji, hanya saja kita memang harus lebih hati2 dalam hal term & condition, salah2 malah sang marketing yang bisa membocorkan rahasai perusahaan kita kepada pesaing.

3. Intelijen / riset adalah poin ampuh
Salah satu hal yang tidak saya duga adalah keberpihakan DSS Agent, Riley, partner agent Hobbs yang semula ada di pihak yang sama dengan Toretto, kemudian ternyata adalah intelijen Shaw. Disini kita disadarkan pentingnya intelijen dan riset dalam menyusun sebuah planning, informasi sekecil apapun, akan sangat berpengaruh terhadap strategi yang kita susun.

Tidak heran jika ternyata langkah yang diambil oleh DSS selalu bisa ditanggulangi oleh tim Shaw, strategi yang di eksekusi pun selalu membuat tim Shaw sedikit lebih unggul. Tentu nya hasil intelijen dan riset harus juga di bantu dengan timing yang tepat. Jika kita ingin membuka bisnis milyaran, mungkin riset yang harga nya ratusan juta “terasa” mahal di awal, tapi pernahkah kita berpikir, bahwa tanpa riset yang hanya berharga ratusan juta itu, bisnis milyaran kita bisa jadi justru menuju kehancuran tanpa hasil riset.

4. Blue Ocean Strategy
Dalam adegan penyerangan konvoi pemindahan komponen nuklir yang ingin dicuri oleh Shaw, kita bisa melihat, bahwa agen DSS hanya bertindak sesuai protokol (sesuai prosedur), dan hal inilah yang telah di prediksi oleh Shaw, dengan membuat DSS berpikir bahwa tim nya akan menyerang pangkalan militer (yang sudah dijaga ketat), maka secara protokol, komponen nuklir itu dipindahkan ke “lokasi aman”, sementara agen DSS lain menunggu serangan ke pangalan militer.

Dalam bisnis kita seringkali melihat peluang “mee too” dimana ada sebuah produk ataupun campaign yang sukses, seketika itu juga akan tumbuh subur KW-KW nya atau produk2 “me too” nya dengan harga yang lebih murah. Protokol itu juga yang se “olah2” menjadi rumus bagi pebisnis yang masuk di Red Ocean, pasar sudah teredukasi, maka tinggal berusaha “merebut” pasar yang ada, daripada berpikir untuk menyerang pangkalan militer, Shaw malah berencana untuk menyerang konvoi yang mengawal komponen nuklir, mengapa? Secara jumlah personil dan peralatan sudah pasti jauh lebih sedikit dan lebih mudah untuk dikalahkan, dibanding menyerang pangkalan militer.

5. Bongkar pasang tim
Apa yang terjadi jika jam tangan atau peralatan elektronik kita rusak? Pasti nya teknisi akan melihat masalah nya apa, dan jika ada komponen yang rusak dan tidak bisa diperbaiki, maka akan diganti dengan komponen baru, agar sistem alat elektronik kita bisa berfungsi dengan baik. Prinsip ini juga yang sangat dipegang teguh oleh Shaw, daripada mengurus anggota tim nya yang sudah bisa bekerja dengan baik, Shaw lebih suka untuk membongkar pasang tim nya, agar bisa beroperasi dan berjalan dengan fungsi masing2.

Dalam menagani klien, kami seringkali dihadapkan pada dilema family business, beberapa hambatan yang sering terjadi adalah ada posisi2 penting yang secara skill kurang cocok dan kurang maksimal, namun dilema nya person in charge tidak bisa diganti karena kedekatan dengan keluarga pemilik ataupun founder. Dan hal ini seringkali membuat roda kinerja perusahaan menjadi melambat. Tapi keputusan untuk mengganti harus dibuat, tapi mungkin bukan seperti Shaw yang “melenyapkan” tim nya yang sudah tidak berfungsi dengan baik, tapi mungkin yang bisa dilakukan adalah memindahkan person tersebut ke posisi yang memang lebih membutuhkan keahlian orang tersebut.

6. Konsisten
Konsisten melakukan sistem, planning dan strategi yang telah dibuat. Shaw sangat konsisten untuk mejalankan prinsip nya, dimana jika ada anggota tim yang sudah tidak bisa berfungsi secara benar, maka orang tersebut harus diganti, apapun alasannya, dengan begitu misi yang dijalankan akan selalu berhasil.
Dalam bisnis kita seringkali membuat planning dan strategi untuk mencapai tujuan kita, tapi yang seringkali dilupakan oleh kita adalah komitmen dan konsistensi. Pada saat menyusun planning dan strategi kadangkala kita masih sangat ber api-api untuk melaksanakan, tapi karena satu dan lain hal terkadang kita sering mentoleransi diri untuk istirahat sebentar. Ketidak konsistenan seperti ini lah yang bisa membuat sebuah bisnis seperti berjalan di tempat. Jika kita ingin tujuan kita tercapai, maka konsisten lah.

So... ride or die?

Creasionbrand I Creatives Sales & Brand Partner

2 comments:

Anonymous said...

Mantap!! Ternyata dari tokoh antagonis pun kita bisa menarik banyak pelajaran

Memandang sebuah sisi positif dari sesuatu yang negatif adalah pola pikir yang unik.

Terima Kasih Creasionbrand yang telah memberikan banyak inspirasi di setiap update artikel nya

Shinta Margaret

Anonymous said...

wiih ganteng banget ya Torretoo nya. loh nggak nyambung :))

yang pasti sih, salah satu petikan yang bisa saya ambil dalam film ini salah satunya adalah riset! riset terhadap adidaya kompetitor dengan menggunakan tenaga intelejen sangat diperlukan dalam membangun bisnis

apalagi untuk anda yang sudah mengerti dan memahami bahwa riset adalah salah satu hal yang wajib dalam membangun bisnis.

Regards,
Ratu Indah Magdalena