Feb 12, 2013

Syahrini For Sale di Rice Bowl.


Hah? Masa? Apakah nasi goreng Syahrini, atau Ayam Kungpao Syahrini? Hehe.. bukan 2-2nya sih.. dan tenang.. kali ini Syahrini ga bikin sesuatu yang mencetarkan dunia lagi koq :-)

Kenapa Syahrini jadi menu di Rice Bowl adalah karena sekarang di Rice Bowl dijual CD Syahrini terbaru. Ide ini sebenarnya adalah salah satu ide yang patut kita pelajari lebih lanjut. Bukan tentang industri musiknya, bukan tentang restorannya tapi tentang cara kreatif mengembangkan channel distribusi yang jadi bagian dari Creative SalesPrograms.

Industri musik bisa jadi suatu industri yang terpengaruh signifikan besar dari adanya perubahan pola komunikasi yang disebabkan oleh internet. Tidak hanya pola komunikasi tapi juga pola orang-orang mengkonsumsi “lagu” itu sendiri.

Steve Jobs beberapa dekade lalu merubah industri musik dengan menghadirkan I-Tunes, di mana orang-orang tak lagi membeli “kaset” atau “CD” tapi “file” lagu tersebut diperjualbelikan secara langsung dengan perantara sebuah jaringan yang dinamakan dengan internet.


Tidak terkecuali industri musik di Indonesia pun mengalami perubahan yang menarik. Sebut saja RBT yang jadi salah satu channel penjualan andalan saat ini. RBT pun merupakan salah satu Creative Sales di industri musik yang melebarkan channel distribusi produk tersebut. Bisa Anda bayangkan 20 atau 30 tahun lalu tentunya tak terpikirkan menjual lagu sebagai nada dering, atau sama juga dengan tidak terbayangkan menjual CD di rumah makan :-)

Ngobrolin tentang semakin luasnya channel penjualan CD rekaman, tentu bagi kita yang sering mampir ke Alfamart, terlihat jelas bahwa Alfamart pun juga berubah menjadi channel penjualan, bahkan kerjasama yang dilakukan lebih mendalam dengan adanya “sponsorship” brand Alfamart di kemasan CD yang dijual.

Selain Alfamart dan Rice Bowl saya juga menemukan Es Teler 77 yang berperan sebagai channel penjualan CD Nidji dan D’Masiv. Perluasan channel penjualan ini dikemas sedemikian rupa agar menguntungkan kedua belah pihak, di mana para pelaku industri musik bisa memperluas pasar, dan para pemilik produk makanan tersebut memiliki trigger lebih untuk mendorong para fans masing-masing grup band untuk membeli produk mereka.

Tapi menurut saya alasan yang paling mendasari adalah memperbanyak titik distribusi ke tempat-tempat yang banyak diakses oleh target market. Kalau para fans Nidji dan D’Masiv harus ke toko CD tentu akan mendatangkan barrier, mengingat datang ke toko CD sudah tidak lagi menjadi tren di kalangan masyarakat kita, dan juga cukup sulit menemukan toko CD saat ini. Tapi kalo saat lagi makan Es Teler 77 (yang jaringan nya sangat luas di seluruh Indonesia), ditawari CD band favorit mereka. Hal ini tidak hanya bisa menggarap para fans berat grup band, tapi bagi mereka yang awalnya tidak terpikir membeli CD, tapi karena ditawari jadi mau membeli.

Atau yang paling signifikan memanfaatkan industri musik sebagai diferensiasi adalah KFC yang sangat serius menggarap baik talent-talent baru maupun mereka yang sudah sukses sebelumnya di kancah industri musik di Indonesia. Berbeda seperti Rice Bowl atau Alfamart yang hanya ‘sekali-sekali’ jadi channel penjualan CD, kalau KFC memanfaakan industri mustik sebagai diferensiasi mereka. Dari mulai atribut hingga program-program promosi selalu dikaitkan dengan musik, dan strategi Creative Sales mereka ini tidak lupa “diinstal” dalam SOP mereka. Tentu pernah donk menemui kalimat “Sekalian CD Agnes Monicanya mbak?” saat kita bertransaksi di KFC.

Me-leverage channel penjualan bisa dibilang susah-susah gampang. Kesalahan pemilihan channel penjualan bisa-bisa berimbas pada kerusakan brand image/positioning brand Anda. Lalu apa aja yang harus jadi pertimbangan supaya berhasil menambah channel penjualan sebagai bagian dari strategi Creative Sales Anda? Simak beberapa ulasan berikut ini.

Pilih sesuai target market Anda
Pertimbangan utama yang perlu dipikirkan adalah apakah target market spot penjualan baru tersebut sesuai dengan target market Anda? Setiap kategori musik/penyanyi/grup band pasti memiliki target market/karakter konsumen yang berbeda-beda. Pastikan channel penjualan tersebut adalah tempat-tempat yang sering didatangi. Contoh kecocokan antara target market terlihat dari artis Umay, yang dipopulerkan juga oleh KFC. KFC memiliki traffic anak-anak yang signifikan. Belum lagi dengan komunitas si Chakinya yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia.

Pastikan jaringan distribusi luas
Menambah channel penjualan tentu adalah suatu hal yang akan merepotkan. Anda harus mempersiapkan sistem, scheme atau publikasi untuk mendukung kesuksesannya. Jadi pastikan yang Anda ajak kerjasama memiliki jaringan yang luas, atau minimal memiliki traffic yang signifikan besar sebagai pengganti atau pelengkap luasnya jaringan. Jangan sampai produk Anda dijual di suatu channel penjualan baru sih, tapi si channel penjualan baru ini juga masih kesulitan dengan traffic atau baru punya 1 cabang, wah bisa-bisa kerja keras Anda tidak membuahkan hasil atau tidak terlihat dampaknya sama sekali.

Jangan sampai kegagalan pemilihan spot tersebut membuat Anda berpikir bahwa strategi ini jelek/tidak efektif, karena yang menentukan efektif atau tidaknya sebuah strategi adalah detail eksekusi Anda di lapangan!

Publikasi Publikasi dan Publikasi
Kunci keberhasilan channel penjualan baru ini adalah saat adanya keuntungan signifikan yang dialami oleh partner Anda. Jika mereka tidak memiliki keuntungan tentu mereka tidak akan sukarela mempromosikan barang Anda. Ingat! Kelemahan dari tidak memiliki channel distribusi sendiri adalah Anda tidak dapat berkomunikasi langsung dengan pembeli saat akan melakukan transaksi.

Maka keuntungan dari si channel distribusi harus Anda pikirkan dengan matang. Contohnya apakah mereka mendapatkan persentase dari setiap pembelian produk Anda, dan kalaupun iya pastikan keuntungan tersebut lebih tinggi dibandingkan pesaing. Apakah produk mereka jadi ikut terjual dengan dijualnya produk Anda? Sehingga mereka bisa bersama-sama meningkatkan penjualan (seperti yang dilakukan Es Teler 77 dengan paket Masmus nya).

Keuntungan yang sama-sama tinggi bagi si pemilik channel penjualan otomatis akan membuat mereka bersemangat mempublikasikan produk Anda. Contohnya yang perlu dilakukan adalah memasukkan penawaran produk Anda ke dalam SOP mereka. Ya contohnya seperti yang dilakukan KFC dalam membantu penjualan CD Agnes Monica atau Umay. Seperti petugas Es Teler 77 yang menawarkan paket Masmus dengan beserta CD D’Masiv. Hal ini signifikan berbeda jauh dengan penjualan CD Syahrini di Rice Bowl yang sama sekali tidak melibatkan SOP. Yang ada hanya banner di area depan toko, tentu jika konsumen tidak melihat banner tersebut (yang ukurannya juga tidak terlalu besar), tentu mereka tidak akan tahu tentang adanya penjualan CD Syahrini di tempat mereka makan.

Nah.. nah.. menarik kan.. jadi saat Anda sedang berpikir untuk meningkatkan penjualan dan menyusun program-program Creative Sales Anda, jangan lupakan elemen Place. Karena elemen “tempat” ini bisa Anda ulik-ulik dan Anda tambahkan supaya dapat memberikan hasil signifikan pada perluasan distribusi barang Anda. Semakin banyak titik distribusi produk Anda, semakin mudah konsumen menjangkau produk Anda maka semakin tinggi potensi produk Anda akan diserap, tinggal selebihnya Anda memikirkan program-program tambahan untuk meningkatkan nilai konversi pembeliannya.

sumber gambar: google.

Creasionbrand

No comments: