Feb 18, 2013

Bisnis Masih Lempem? Bangun Brand Dong


Punya bisnis ? tapi masih melempem, penjualan ya segitu-gitu aja, bahkan orang lain nggak tau sama brand/ merek yang kita jual. Wah bahaya kalo gitu caranya. Ingat loh, diluar sana nggak sedikit orang yang seprofesi dengan kita. Bahkan jualannya pun sama, hha. Kebanyakan masyarakat kita kan agak latah, lihat orang lain jualannya laku, nggak berapa lama bakalan banyak muncul followers dengan tema dan konsep bisnis yang sama. Makanya jangan kaget kalo bakalan banyak saingan nantinya ;)

Nah dari situ bakalan muncul banyak pertanyaan, kenapa ya ? Pasti banyak hal yang bisa jadi sumber permasalahan, mulai dari 6P (product, price, place, promotion, people &process) yang tidak mendukung penjualan, atau mungkin bahkan orang lain belum ngeh sama brand kita.

Tengok deh keripik maicih (ambil contoh deh yg ini, udah tau sih kayaknya tapi gapapa deh hehehe). Siapa sih yang nggak tau dengan keripik pedas yang satu ini. Disamping dia merupakan brand keripik pertama  yang mengusung konsep jualan lewat twitter, sistem jualan yang pake jenderal, brand maicih juga merupakan keripik yang memberikan varian level kepedasan yang pertama di bandung (setau saya sih itu :D ). Aktivitas penjualan brand maicih dibantu dan dibarengi dengan aktifitas pembangunan brand melalui twitter. Karena memang target marketnya anak muda bandung, brand maicih ini mampu memanfaatkan media yang sedang digandrungi anak muda saat itu, dan hal ini yang menjadikan brand ini mampu berkembang dan dikenal masyarakat sangat cepat.

Nah ini yang mau coba saya discuss saat ini. Bagaimana membangun brand yang efektif untuk menciptakan penjualan. Ada 4 langkah yang bakalan saya angkat di artikel kali ini.

1. Brand Awareness

“Ngapain gue beli kucing dalam karung” mungkin itu yang bakalan banyak orang bilang kalo harus dipaksa menggunakan salah satu produk tertentu yang belum dikenal. Nah jangan-jangan brand kita salah satunya, gawat!! . membangun brand awareness itu menjadi hal yang sangat vital untuk membangun bisnis. Bagaimana tidak ? bagaimana orang akan menggunakan produk kita, kalo informasi yang didapat mengenai brand kita saja terbatas dan sulit.

2. Association
Membangun asosiasi brand ini juga menjadi hal yang sangat penting setelah aktifitas brand awareness. Jangan sampai brand kita yang sudah terkenal masyarakat menjadi tidak diminati hanya karena asosiasi brand-nya tidak jelas. Brand asosiasi mobil kijang yang sudah terbentuk di benak masyarakat sebagai “mobil keluarga indonesia” menjadi sangat melekat karena ditunjang dengan media promosi dan event yang berkorelasi dengan target marketnya, yakni keluarga. Jelas ini menjadi hal yang concern untuk pebisnis, buatlah jalur dan bentuk komunikasi dengan masyarakat sesuai dengan asosiasi brand anda yang ingin dibentuk dan dikenali masyarakat.

3. Perceived Quality
Aktivitas brand awareness & membangun brand asosiasi sudah baik. Eeeehhh,, kualitas produknya ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi customer sesuai dengan apa yang sudah dibangun oleh brand tersebut. Ini bahaya, bisa menjadi boomerang untuk brand anda. Persepsi kualitas pada produk anda oleh customer akan sangat teruji saat mereka sudah menggunakan produk anda. Jangan sampai persepsi kualitas baik yang didapat customer melalui media komunikasi yang dibangun brand, menjadi sangat bertolak belakang dengan persepsi kualitas saat customer ber-experience secara langsung dengan produk anda.

4. Loyalty
Pernahkan anda merasa ragu untuk menggunakan produk dengan brand lain, hanya karena anda sudah sangat percaya dengan salah satu brand dan enggan untuk mencoba yang lain. Inilah salah satu faktor yang menunjang sutainability selling dari sebuah brand, loyal customer. Bagaimana tidak, customer yang sudah loyal dengan produk anda akan sangat enggak untuk mencoba produk lain. Bangun komunikasi yang baik dengan customer dan pengadaan program customer relationship management akan sangat membantu membuat customer tetap loyal dengan brand anda.

Creative Sales

No comments: