Mar 11, 2013

Calon Gubernur Gaul


Siapa yang merasa bosan dengan campaign-campaign kebanyakan Calon gubenur saat ini? Pasang photo gede-gede dengan tambahan tulisan "Calon Gubernur dari Partai AA periode 2013-2017" plus nama si Gubernur dan calon Wakilnya. Mungkin kalo mau ditambahkan lagi plus pake Jas resmi warna hitam, Pake Kopiah dan plus senyum template.

Belum lagi ditambah berbagai slogan "Standart" yang sampe hari ini saya dan sahabat saya yang barusan saya tanya tidak ingat satupun slogan yang bertebaran di berbagai billboard calon gubernur. Kenapa tidak ada yang lekat di memori karena sebagian besar tidak memiliki Unique Message yang membuat target marketnya (pemilih) Push to Action untuk membicarakan slogannya, membicara program di Gubernur ataupun sekedar membahasnya di berbagai media karena menarik untuk dibahas.

Contohnya yah paling dekat Jokowi dengan Baju Kotak-kotaknya, strategi ini relatif membuat perbedaan yang cukup signifikan Jokowi dan Ahok dibandingkan dengan kompetitornya walaupun tentu 99 persen saya yakin orang memilih pasti bukan karena baju kotak-kotaknya lah (atau iya yah haha), dalam Creative Sales USP ini elemen Strong Visual dalam melakukan komunikasi yang membuat target market setidaknya aware dengan Brand kita.

Nah kebetulan ide menulis ini muncul ketika melihat sebuah papan promosi calon bupati ketika sedang berkeliaran di daerah lembang bangun, gimana sih biar campaign yang mereka lakukan ini bisa outstanding dengan konsep USP Creative Sales. Siaappppp? yuk kita bahas

1. Unique Message

Pernah dengar apa yang dikatakan Perdana Menteri Cina Zu Rongji "Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan hal itu.". WOW, ga usah di rayu-rayu kalo ada calon gubernur berani bilang seperti ini 1000 persen pasti saya pilih. Sebetulnya pas pemilihan Jabar juga ada message seperti ini yang dikatakan oleh Netty Heryawan bahwa kalo suaminya korupsi dia akan menyiapkan peti mati, sayang kurang di BUZZ, yah walaupun tetep menang juga sih.

Yah tentu bukan berarti harus punya message seperti di atas, carilah message yang memang sesuai dengan isue lokal (Content) (walaupun korupsi isu yang paling penting juga sih haha). Contohnya? Di daerah kita sering macet nih, buatlah message "5 Jalan Layang Bebas Macet kalo Saya Jadi Gubernur", nah ini khan lebih spesifik, memberikan "reason" untuk Push to Action.

2. Strong Visual
Mengapa banyak partai politik mengedepankan artis sebagai calonnya? Simple, STRONG VISUAL, dikenali wajahnya, dikenali namanya walaupun mungkin track record politiknya masih jauh bisa dikatakan berpengalaman. Tapi apa cukup? Yah tidak kalo semau pesaingnya juga menggunakan artis seperti yang terjadi dipemilihan Jabar bulan lalu di mana ada Rieke, Dede dan Dedy.

Jadi, yah tentu perkuatlah point ini, contoh alih-alih semua pake Kopiah, baju adat atau baju koko dengan sisiran rambut rapih, cobalah rambut di cat kuning, diatur berdiri seperti brat pitt, pake Jeans dengam message "Gubernur Gaul, Up to Date dan Free Wifi di Bandung" (contoh), plus lagi pegang Galaxy Tab/ Ipad. Nah kenakan ke pemilih muda, yah kalo yang tua yang ga gaul pake strategi campaign yang lain lagi dong, customized.

3. Push to Action
Nah ini tentu yang paling penting, membuat audience melakukan Push to Action terhadap campaign yang kita buat, dalam hal apa? Apa ajah mulai dari membicarakan message yang dibuat misal "eh gile tuh Gubernur, dia nyiapin 100 peti mati buat pejabatnya, udah dibayar cash pembuat peti matinya katanya, 1 peti disisain khusus buat dia", nah dengan message seperti itu jadilah semua orang membicarakan, media menulis di mana-mana janji campaignnya dan tentu pada akhirnya berharap akhirnya orang akan coblos tuh gubernur karena janjinya.

Jadi kapan ada calon Gubernur berani bilang "Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan hal itu." dan tentu saja kelak merealisasikannya. Pasti Ada, Optimis.

Creative Sales

No comments: