Mar 16, 2009

Meladeni Para "Wannabe" ,
Should We?


Dalam proses marketing yang baik, langkah segmentasi yang berakhir pada penetapan target market merupakan hal yang wajib dilakukan. Singkatnya kita tidak mungkin bisa memiliki sales yang sustainable tanpa tau mau berjualan kepada siapa.

Kondisi bisnis sekarang ini dibagi menjadi 3 pelaku bisnis.

Yang pertama adalah mereka kelompok "well-knowledge" yang sudah paham betul mengenai konsep pemasaran dan bagaimana cara melakukannya. Kelompok pebisnis ini tentu dilatarbelakangi oleh orang2 yang well educated, seperti perushaan berbasis internasional, tenaga ekspatriat atau lulusan luar negeri.

Kelompok kedua adalah mereka yang mengetahui konsep marketing secara teori baik dari buku atau bangku kuliah, tetapi memiliki hambatan dalam melaksanakannya baik dalam hal konsistensi pribadi, maupun lingkungan budaya seperti culture bisnis keluarga.

Sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok pebisnis terbanyak di negara kita, yaitu mereka yang tidak mengetahui cara berjualan yang tepat, bisa jadi mereka mengandalkan insting untuk menjadi sukses atau bahkan selalu gagal dalam bisnis.

Pembahasan mengenai market "wannabe" hanya berlaku bagi mereka yang sudah menjalani pola marketing yang benar. Dalam hal ini masuk dalam kategori bisnis Pertama. Yaitu telah memiliki target market yang selama ini dilayani.

Lalu apa yang dimaksud dengan target market "wannabe"?
Para "wannabe" adalah mereka yang berada tepat di bawah posisi target market yang kita bidik, dalam hal ekonomi/ daya beli. Kelompok "wannabe" adalah sekumpulan orang yang "ingin menjadi" dan "ingin melakukan" sama seperti kelompok target market.

Contohnya saja adalah tas-tas branded LV atau Channel yang memiliki target market di Indonesia kalangan sosialista. Di bawah mereka ada banyak para "sosialista wannabe" yang juga mati-matian ingin menggunkan brand-brand tersebut. Itulah mengapa jika anda tau banyak sekali edisi kw1 hingga sekian yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan dunia.

Tapi tentu bukan strategi pembajakan yang akan saya bahas lebih jauh. Berikut merupakan berbagai hal mengenai kelompok "wannabe" yang perlu kita tahu :
  1. Jumlah mereka yang lebih banyak dari jumlah target market kita sendiri. Itulah mengapa kelompok ini sangat sayang untuk diabaikan
  2. Keingintahuan mereka yang sangat besar mengenai produk, bahkan melebihi antusiasme dari target market kita sendiri
  3. Memiliki kemampuan penyebaran WOM yang tinggi, apalagi setelah mereka berhasil mengkonsumsi produk, tingkat kepuasan mereka akan lebih tinggi, dan kebanggaan mereka dijadikan sebagai "cerita" ke lingkungan yang luas
Lalu apa saja strategi meladeni mereka tanpa harus kehilangan positioning kita terhadap target market yang sesungguhnya? Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan :
  1. Buatlah varian / jenis yang memiliki spesifikasi lebih rendah. Contohnya adalah handphone Nokia yang memiliki varian dari yang paling sederhana hingga kompleks. Mereka yang tetap ingin bergengsi menggunakan Nokia bisa memilih jenis yang paling sederhana. Atau contoh lainnya adalah sikat gigi Oral-B yang juga memiliki beragam varian dari yang paling sederhana hingga berteknologi terkini.
  2. Kecilkan packaging! Banyak orang dari kelompok "wannabe" yang ingin mencoba. At least kalau ditanya temannya mereka bisa menjawab pernah mengkonsumsi. Hal ini cukup bisa mengangkat "gengsi" mereka. Atau cara memperkecil ukuran/packaging ini juga bisa ampuh untuk kelompok "wannabe" yang membeli sekali-sekali saja (kalau lagi ada uang) atau perputaran uang mereka terbatas. Baru-baru ini Pringles melakukan strategi ini dengan mengeluarkan packaging kecil, bukan lagi dari bahan kaleng. Hal ini juga merupakan strategi untuk menghadapi daya beli masyarakat yang semakin menurun. Produk-produk yang menggunakan kemasan seringkali melakukan strategi ini seperti minuman, sabun cuci, deterjen, dll
  3. Diskon tahunan. Diskon tahunan merupakan momen terbesar para kelompok "wannabe" untuk mendapatkan barang-barang yang mereka incar. Inilah mengapa pada saat diskon tahunan brand-brand tertentu selalu ramai dan penuh sesak. Pemilik brand tentu memanfaatkan moment ini untuk menghabiskan stok barang mereka yang sudah ketinggalan jaman, yang tidak mungkin dibeli oleh target market; kepada mereka para kelompok "wannabe".
Jadi Anda tidak melupakan para kelompok "wannabe" ini kan? Karena walaupun daya beli mereka di bawah target market anda; jumlah dan antusiasme mereka sangat besar. Mereka dapat dijadikan target market sekunder yang dapat menambah income anda tentunya.

No comments: