Mar 16, 2009

Iklan = Lihat Karakter Perusahaan


Salah satu acara televisi favorite saya di akhir pekan salah satunya adalah ‘John Pantau’. Acara yang sangat menarik dan lucu untuk ditonton. Menarik karena menyuguhkan konsep atau materi yang sebenarnya cukup ‘berat’ namun dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan sangat santai. Lucu karena memang pembawa acara dan reaksi dari narasumber seringkali membuat saya tertawa. Long week end kemarin pun saya sempat menontonnya, cukup menarik perhatian saya, sempat ada satu scene yang membuat saya menggeleng-gelengkan kepala. Saat itu kebetulan yang dibahas adalah mengenai iklan lowongan kerja bohong atau palsu atau penipu atau apalah istilah yang lebih tepatnya (ssstt…jangan bilang-bilang ya kalau saya juga pernah jadi “korban”nya). Jadi begini, di Koran atau situs-situs lowongan kerja kan suka ada tuh yang iklannya sih bilang butuh karyawan untuk posisi administrasi lah, public relations lah, sekretaris lah, dan berbagai posisi lain yang menarik hari para pelamar kerja. Namun saat mereka datang untuk interview atau tes, ternyata mereka malah disuruh membeli produk perusahaan tersebut seharga ratusan ribu terlebih dahulu, dengan iming-iming bahwa jika mereka berhasil menjual produk perusahaan sejumlah tertentu, mereka akan dipertimbangkan untuk menjadi karyawan.

Bisaaaaa saja tuh perusahaan “nipu”nya ya! Yang lebih lucu lagi ketika si John mengkonfirmasi hal tersebut kepada manager salah satu perusahaan yang menayangkan ‘iklan palsu’ itu, dengan diplomatisnya dia menjawab “Coba Mas lihat, mana ada sih sekarang ini iklan yang nggak bohong?”…Dan reaksi pertama saya adalah : “Whaaaat??”…Hahaaaa…lucu sekali manager itu! Ketimbang berdiplomasi dengan pintar, dia malah membuat nama perusahaanya semakin terlihat buruk dimata masyarakat. =D

Memang bukan manager tersebut sih yang menarik perhatian saya kemudian, tapi dari jawaban tersebut saya jadi berpikir mengenai ‘kejujuran’ sebuah iklan. Masa dia bilang semua iklan sekarang ini bohong hanya dengan mencontohkan beberapa macam iklan yang lebih tepat dibilang hiperbola. Dari situ saya juga jadi berpikir sebenarnya iklan seperti apa sih yang harus diambil atau dibuat oleh perusahaan dalam mengkomunikasikan sesuatu kepada public?

1. Iklan Jujur
Seperti judulnya, iklan ini memang harus benar-benar memberikan informasi yang jelas dan lugas tanpa mengandung unsure ambigu atau berpotensi menimbulkan perbedaan persepsi. Sebagai warga Negara yang baik sih saya rasa-rasanya akan lebih memilih dan menganjurkan iklan jenis ini ya pada perusahaan. Keuntungan iklan ini diantaranya adalah: Target dapat dengan mudah dan jelas menangkap maksud dari pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut.

Image perusahaan yang terbentuk di public adalah perusahaan yang jujur sehingga kredibilitas perusahaan tetap terjaga karena “berjalan” di jalur yang seharusnya Publik akan lebih menghargai dan percaya pada perusahaan dimasa yang akan datang. Kekurangan iklan jenis ini yaitu agak sulit untuk membuat iklan tersebut menarik dan berbeda dari iklan-iklan lain karena perhatian public lebih mudah dicuri denagn sedikit ide hiperbola yang justru biasanya mengurangi esensi jujur tersebut. Contoh nyata dari iklan jenis ini adalah iklan-iklan pemerintah atau layanan masyarakat.

2. Iklan “Pintar”
Nah, kebanyakan iklan sekarang ini ya iklan jenis ini. “Pintar” dalam memainkan kata, bahasa, gambar dan konsep hingga materi iklan yang akan diluncurkan. Para agency advertising sekarang ini memang jago-jago nih dalam membuat iklan ‘pintar’ ini! Hehee! Biasanya suatu konsep dijadikan sangat hiperbola (berlebihan) atau di lain sisi bisa juga dengan merangkai kalimat yang menggoda yang mengandung banyak pengertian. Iklan-iklan provider handphone sekarang ini menjadi contoh paling mudah untuk mencari iklan jenis ini. Sering kita lihat kan mereka berlomba-lomba menawarkan benefit yang sangat menggiurkan, telfon Rp. 0 seharian lah, sms gratis lah, tapi tanpa kita sadari di balik semua bujukan itu ada banyak ketentuan yang harus dipahami terlebih dahulu oleh konsumen untuk mendapatkan benefit tersebut (dan hal itu jarang diekspos di iklan-nya lho!). Salah? Tidak! Bohong? Nggak juga sih! Tapi tetap saja saat public mengetahui yang sebenarnya, maka mereka akan merasa kecewa juga. Jika sedang apaes, mereka bisa asaja menilai iklan itu bohong.

Iklan jenis ini memang lebih banyak digunakan karena :
Lebih mudah menarik perhatian target, Area kreativitas lebih terbuka lebar dalam membuat iklan jenis ini Namun kekurangannya ya itu tadi, konsumen bisa saja jadi merasa dibohongi saat menemukan bahwa iklan yang diterima tidak “sepenuhnya” benar sehingga berdampak terhadap image perusahaan yang akan terbentuk.

3. Iklan Bohong
Ini nih, iklan yang dibahas di John Pantau kemarin, iklan ini juga nih yang pernah saya dapat beberapa tahun yang lalu. Ya namanya juga iklan bohong, ya isinya juga menipu. Beda dengan iklan ‘pintar’, iklan ini ya jelas-jelas membodohi atau menipu publik. Biasanya iklan seperti ini dipilih perusahaan karena mereka menyadari bahwa jika mereka mengkomunikasikan yang sebenarnya, public tidak akan tertarik dan iklan akan menjadi sia-sia. Hmmm…walaupun perusahaan masih bisa berkelit atau mencari alasan untuk keputusan ini, tapi saya sih sangat menyarankan apapun pertimbangnnya, jangan pernah melakukan iklan ‘bohong’ seperti ini.

Kerugian memasang iklan jenis ini jelas sekali, diantaranya :
Konsumen merasa ditipu dan tidak akan pernah percaya lagi pada perusahaan yang akhirnya berakibat pada image yang buruk dan hancurnya kredibilitas perusahaan. Karena jelas-jelas melanggar ketentuan periklanan, jika diketahui oleh pihak yang berwajib (Kepolisian atau Departement terkait) maka perusahaan terancam dihukum atau didenda. Maaf-maaf nih ya, tapi sampai sekarang kok rasa-rasanya saya masih belum bisa menemukan keuntungan atau kelebihan pemilihan jenis iklan ini ya! Hehee..! Mungkin kamu bisa? ;p

Well, semuanya kan pada dasarnya kembali pada keputusan perusahaan dalam memilih dan menentukan iklan jenis mana yang akan dibuat untuk mengkomunikasikan hal-hal yang perlu public tahu tentang perusahaan atau produknya kan. Hal yang tidak boleh dilupakan sebelum prose situ adalah bahwa perusahaan kamu laho yang dipertaruhkan disini. Masa hanya karena ‘salah’ bikin iklan, perusahaan jadi jelek dimata public. Hiiii…amit-amit yak! Heheee!

No comments: