Mar 16, 2009

Iphone, Antara Strategi, Persepsi dan Hasil

Entah apa yang harus saya katakan setelah beberapa teman mempertanyakan betapa mahalnya harga Iphone yang selama ini mereka tunggu-tunggu (setidaknya itulah persepsi mereka terhadap harga Iphone yang baru saja dirilis oleh salah satu provider yang saya terima melalui SMS). Sebetulnya dengan senang hati saya menjawapi complain tersebut namun yang jadi masalah adalah mereka mengetahui Iphone ini dan menjadi sangat tertarik karena saya yang mempromosikannya kepada mereka karena sering bertemu di tempat kerja hahaha., jadi ada semacam rasa bersalah gitu ketika kemudian paket harga yang dikeluarkan tersebut benar-benar di luar dugaan saya ha…ha.

Basically sih memang tidak ada masalah dalam peluncuran Iphone ini karena dari pertama mereka memang tidak pernah meliris harga dan paket yang ditawarkan sebelumnya. Dari promosi sms yang diterima hanya menyebutkan Iphone akan hadir di Indonesia berkerjasama dengan provider tersebut dan silahkan bagi yang ingin mendapkan Iphone pertama kalinya silahkan mendaftarkan diri via online, yah betul sampai sudut pandang diatas tidak ada masalah dari penawaran Iphone di atas.

Yang jadi masalah dengan harga yang menurut saya cuku mahal seperti yang sudah diliris tersebut, dengan cicilan berkisar 300 – 700 ribu dan dengan uang pangkal paling murah sekitar yah sekitar 2 atau tiga juta kalo tidak salah timbulah pertanyaan siapa sebetulnya yang menjadi target market Iphone ini? Penggunana BB khan? Pengguna Handphone High End Nokia atau High End merek lainnya? Atau pengguna HP low end yang tadinya berharap-harap bisa punya produk canggih sekelas Iphone? Dengan demikian banyaknya yang mendaftar dan beberapa kali menjadi liputan media terhadap keberhasilan menjaring demikian banyak pendaftar yang jumlahnya puluhan ribu, betulkah mereka kemudian akan membeli? Yah kalo yang saya kenal sih 100 persen batal semua membeli hehe karena rata-rata udah punya BB atau ga punya duit segitu dan tidak merasa harga Iphone sesuai dengan yang mereka pikirkan.

Dalam pemasaran segmentasi dan targeting adalah salah satu tools awal yang dilakukan untuk kemudian perusahaan memutuskan bagaimana produk ini diberi harga, dipromosikan dan sebagainya, di sini saya perhatikan (walaupun saya yakin untuk sekelas provider tersebut pasti sudah mempertimbangkan hal ini sedari awal, dan pasti punya pertimbangan strategis sendiri) pola dalam melakukan segmentasi dan targeting market untuk produk Iphone ini sepertinya terlalu seperti “Rambo”, hampir semua segmen “diundang” untuk mendaftar melalui online untuk memiliki Iphone sehingga kemudian timbul persepsi bahwa harga yang mungkin akan ditawarkan bisa di afford oleh mereka dari segmen market yang tidak tepat. Begitu tingginya harapan yang kemudian tercipta dibenak mereka untuk memiliki Iphone, hari ke hari ditunggu dengan berbagai berita yang positif bahwa harganya “pasti lebih murah dari luar negeri”, BOM kemudian meledaklah komentar komentar kekecewaketika harga Iphone dirilis. Bahkan sahabat saya yang tadinya saving untuk membeli Iphone akhirnya memutuskan batal dan mempertimbangkan membeli merek lain.

Ada beberapa hal yang ingin saya bahas secera ringan dari sudut pandang saya mengenai strategi ini terlepas dampak posisitif (ribuan calon pembeli) ataupun negatifnya setelah harga dipublish beberapa hari lalu (WOM kecewa), pertama adalah apa tujuan dari strategi komunikasi yang dilakukan ketika akan melaunching Iphone di Indonesia.

Pertama. Quantity
Yah tentu saja prinsip jika bisa menjual kesemua orang, kenapa harus membatasi menjual kebeberapa orang saja. Saya piker dengan kekuatan dana dan akses komunikasi yang dimilikinya mereka mungkin berpikir yah komunikasikan saja dengan gaya “Rambo” sehingga banyak orang yang akan tertarik dan mendaftar untuk memiliki Iphone dan memang sepertinya strategi ini tepat dan mungkin mencapai sasaran yang sudah dibuat dengan banyaknya pendaftar. Yah kemudian dampaknya menjadi seperti sekarang ini tentu saja akibat dari komunikasi “Rambo” yang dilakukan tersebut. Yah mungkin saja provider tersebut menggunakan asumsi sekian persen yang mendaftar tidak akan melakukan pembelian karena mereka mengetahui harga yang ditawarkan mungkin tidak akan bisa diterima oleh pendaftar tersebut. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah provider tersebut sudah juga memiliki asumsi WOM negative yang akan muncul akibat strategi ini?

Kedua. Liputan Media
Pintar, pintar sekali menurut saya strategi dengan tidak membuka harga pada awal promosi Iphone ini, apalagi ditambah dengan dibukanya pendaftaran secara online, provider tersebut bisa mengeruk dua keuntungan sekaligus, database dan liputan media dari banyak database pendaftar untuk memiliki produk Iphone tersebut. Cukup banyak rasanya media yang membahas peluncuran produk Iphone ini ataupun Iphone itu sendiri dan tentu semuanya gratis bagi provider tersebut sehingga bila dihitung dengan uang, nilai publisitas yang dihasilkan mungkin sangat besar bagi provider tersebut , yah baik itu negetif maupun posisitif tentunya hehehe. Intinya dulu orang membicarakan provider tersebut karena akan mengeluarkan Iphone, sekarangpung masih akan membicarakannya karena kebijakan harganya.

Ketiga. Customer
Yah iyalah kalo yang ini sih, ga perlu dibahas juga sepertinya semua orang tahu apa tujuan dari peluncuran produk baru, yang kemudian jadi pertanyaan siapa yang ditarget? Melihat fungsi, rasanya kalo bagi saya Iphone hanya akan menjadi second phone bilapun saya membelinya (ini pendapat saya loh) karena fungsi multimedia dan kerennya hahaha, kalo untuk fungsi telepon, sms, internet rasanya kok blackberry masih yang paling saya cintai yah, jadi bila dikatakan akan mengakusisi pengguna handphone high end baik itu BB maupun lainnya menurut pendapat saya masih tidak akan semudah itu karena fasilitas untuk mengetiknya harus touch screen dan bandwithpun masih dibatasi jika merujuk dari paket yang disediakan. Jadi siapa customernya? Yah siapapun customernya, peningkatan penggunanan adalah salah satu target utama dari strategi ini, yah memang target utama adalah new user dan akusisi pelangganan provider lain, bila hanya mengkanibal pelangganan sendiri tentu secara matematis provider tersebut hanya akan diuntungkan dari penjualan Iphone dan paket setahun yang ditawarkan.

Keempat. Pride
Siapa yang tidak bangga menggandeng brand besar seperti Iphone? Produk yang sangat terkenal karena kretivitasnya dengan ribuan atau bahkan jutaan loyalis. Sebagai brand terbesar, tentu tidak salah berbangga mengandeng Iphone di Indonesia, secara brand image merek keduanya bertemu di tempat yang tepat sehingga menimbulkan kebanggaan tersendiri dengan menghadirkan Iphone.

Ok keempat hal diatas secara umum mungkin menjadi sasaran dari strategi komunikasi yang dilakukan provider tersebut dalam peluncuran Iphone di Indonesia, yang kemudian ingin sedikit saya bahas juga adalah apa yang harus dilakukan ketika dampak dari komunikasi yang dilakukan ternyata memiliki efek negative berupa kekecewaan calon pelanggan maupun pelanggan yang sudah menaru harapan terlalu besar kepada untuk memiliki Iphone?

Pertama. Komunikasi
Yah lakukanlah komunikasi dengan segera. Calon konsumen Anda sudah pasti menunggu-nunggu mengapa apa yang mereka pikirkan tentangn Iphone tidak sesuai dengan harapan mereka (kadang saya juga bingung sih kok harapan ini bisa muncul dibenak saya dan beberapa orang yang saya kenal yah), di isni saya memberikan catatan komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi yang soft dan lebih bisa menyentuh sisi emosional calon pelanggan maupun pelanggana provider tersebut yang sudah terlanjur kecewa, bukan komunikasi dengan sifat arogansi seperti tetap mengatakan harganya Iphone murah, terserah pembeli mau memutuskan seperti apa ataupun tidak berkomunikasi sama sekali.

Sejujurnya walapun tidak mau berkomunikasi saya tidak melihat dampak yang terlalu siginifikan terhadap brand provider tersebut ataupun penjualan dalam jangka pendek karena memang secara kualitas produk mereka tetaplah yang terbaik dari sisi jangkauan dan sinyal.

Kedua. Revisi Penawaran
Bisa saja komunikasi paket harga yang dikeluarkan beberapa hari ini menjadi bahas studi dan riset bagaimana reaksi pasar terhadap paket tersebut dan melakukan revisi dari hasil riset tersebut. Diberbagai media dan riset individu rasanya dalam satu dua hari ini akan bisa menghasilkan gambarang mengenai paket harga yang ditawarkan, yah tentu sangat terburu-buru sekali, tapi itulah bisnis khan, why not? Daripada ke depannya perusahaan menanggung kerugian secara materi dan image alangkah strategisnya bilan kemudian dalam waktu singkat perusahaan memperbaiki strateginya. Yah tentu dalam hal ini dibutuhkan beberapa penyesuaian dalam eksekusi program yang sudah dibuat.

Ketiga. Content Layanan
Mungkin provider tersebut bisa memperbanyak content layanan yang bisa didapet dengan paket harga yang sudah dikeluarkan sebagai tambahan fasilitas dan bonus yang didapat seperti penambahan menit untuk melakukan telepon, jumlah sms gratis, besarnya bandwith, undu brt gratis, diskon pembelian accesoris Iphone dan sebagainya sehingga angka yang dipatok menjadi worthy.

Penambahan content layanan ini juga menjadi fasilitas tersendiri hanya bagi pemiliki Iphone sehingga mereka merasa dimanjakan dengan berbagai layanan yang menarik dan istimewa khususnya untuk mereka yang pada akhirnya nilai ini akan setidaknya memberikan pengaruh terhadap nilai uang yang akan dan sudah dikeluarkan untuk memiliki Iphone.

Pada akhirnya, tetap saja saya penggunana produk provider tersebut hehehe, beli atau tidak beli Iphone tidak didasarkan pada saya ingin atau akan penggunakan Iphone atau tidak karena secara fungsional Iphone dari dulu tidak menarik buat saya karena tidak ada keyboard untuk mengetik, namun karena pertimbangan “saya pikir bakal murah hehehe” eh ternyata mahal. Yah inilah persepsi, kalo sudah terbentuk sulit untuk dirubah. Semoga celoteh ringan ini bermanfaat.

2 comments:

Anonymous said...

Mas, coba bikin riset kecil2an, browsing dengan teliti berapa price plan iphone 3G operator luar. Jgn berhenti pada angka $199 atau $299 saja, itu ada term & conditions juga. Yg saya tau, di Amerika paket termurah AT&T $69.99 x 24 bulan diluar harga handset $199/$299 itu. Anda bayangkan betapa mahalnya cicilan pascabayar mereka. Saya ngga beli iphone, BB jg ga punya, cuma ngga adil aja membaca Telkomsel dihujat habis2an disana-sini karena komparasi yg bias. Itung2an saya sih price plan Telkomsel bukan yg termahal dan bukan jg yg termurah, tp di asia dia termasuk yg termurah. Saya membandingkan dg AT&T, Maxis, dan Singtel.

Anonymous said...

Halo, terimakasih sudah membaca artikel yang saya buat, pertama perlu diluruskan artikel yang saya buat hanya sebuah pendapat dari sisi marketing management, pemaparan kira-kira strategi dari komunikasi dan kebijakan harga Iphone dan persepsi saya dan beberapa orang yang saya kenal menganai harga Iphone yang sudah diliris.

Nah yang kedua, sudah ada teman-teman dari milis yang mengusulkan untuk dilakukan studi kasus mengenai kebijakan penjualan Iphone di Indonesia ini, yah semoga jadi terlaksana, namun lagi-lagi mungkin dasarnya hanya persepsi dan kajian konsep secara pribadi, tidak didasarkan pada data riset real. Mungkin kalo sempat membaca di beberapa media juga membahas hal ini dan tentu bagi providernya hal ini menjadi masukan yang posistif bukan, entah memang sudah direncanaka atau tidak ternyata kepemilikan Iphone bisa melalui kredit 3 bank misalnya, nah inikhan strategi yang ciamik untuk mengantisipasi beberapa hal diatas.

terakhir, inilah bidang pemasaran, kadang kita sulit mengantisipasi persepsi yang muncul akibat sebuat strategi yang dibuat, hal ini tentu menjadi sebuah studi yang menarik bukan?

Toh belom ada data yang membuktikan bahwa penjualan Iphone akan baik atau tidak, jika ternyata sesuai target atau bahkan melebihi, sekali lagi ada sebuah studi yang sangat perlu kita pelajari dari hal tersebut.