Aug 1, 2013

Starbucks, Merangsang Melalui Membercard

Saya tercetus ide menulis artikel ini karena beberapa waktu lalu Starbucks di Indonesia pada akhirnya me-launch member card mereka. Waktu liat publikasi mereka tentang member card ini yang ada di benak saya adalah “what took you so long?????” 

Ya betul.. aneh ya padahal Starbucks adalah brand yang sangat matang, dan customer based nya pun besar sekali. Selama ini cara mereka mendapatkan database adalah dari customer survey (yang biasanya dilakukan ke random customers dan pengisian dilakukan melalui online). Tapi selebihnya bisa jadi Starbucks tidak tahu dengan pasti “siapa saja yang membeli” selama ini.

Memang salah satu kegunaan dari sebuah brand memiliki member card adalah untuk mengumpulkan database konsumen, sehingga kita tahu dengan pasti “siapa saja yang membeli produk saya selama ini”. Hal ini tentu kegunaannya banyak, selain untuk mengirimkan promosi di masa mendatang dengan lebih mudah, kita juga bisa menggunakan data tersebut untuk riset. Atau bisa juga dengan sistem member yang lebih advance, kita bisa mengetahui tingkat konsumsi dari masing-masing konsumen kita.

Uniknya dari member card Starbucks, cara untuk mendapatkannya tergolong mudah. Biasanya member card dibuat eksklusif di mana konsumen harus membeli minimal purchase tertentu baru bisa mendapatkan, tapi dengan sistem yang cukup advance untuk setiap data membernya, Starbucks menggunakan sistem “saldo” dalam aplikasi member mereka. Konsumen cukup mengisi “saldo 100.000” maka bisa mendapatkan member card. Tentu dengan berbagai benefit khusus untuk member.


Selain Starbucks, yang membuat saya tertarik menulis ulasan tentang member card ini juga karena beberapa waktu lalu saya sempat addicted dengan Chatime. Memang bubble tea asal Taiwan banyak, semua juga enak-enak dan rata2 semua juga menggunakan sistem “ beli 10 gratis 1”. Beberapa bulan kemarin saya addicted dengan Chatime dengan alasan yang kurang logis, yaitu ambisi saya untuk mengumpulkan 10 gelas gratis 1nya. Karena mereka memberikan saya kartu yang dicap.

Ternyata setelah saya mengumpulkan 10 dan dapet gratis 1, akhirnya saya berhenti membeli Chatime ;) sekarang ini mereka sistemnya tidak lagi mengumpulkan cap, tapi dengan membeli member card mereka. Menurut saya hal ini adalah langkah strategis yang baik, dengan begitu data konsumen dari seluruh outlet dapat terekam dengan rapi dan pembelian dapat di track dengan baik (jika dengan sistem sebelumnya semua manual).

Saya pernah membaca di buku Buy.O.logy karangan Martin Lindstrom, bahwa konsumen membeli sebagian besar dipengaruhi hal-hal yang tidak logis, dan “trigger” atau “game” inilah yang mendorong konsumen menjadi kurang logis :D bisa jadi member card Starbucks ingin didapatkan oleh konsumen nya, karena kartu tersebut terlihat oke saat ditaro di dompet, atau kayaknya gue bagian dari Starbucks kalo bayarnya pake kartu itu, atau “gue pengen dapet kopi gratis saat ultah” padahal dipikir2 harga kopinya juga cuma 30ribuan, bagi konsumennya, anytime mau beli juga bisa ga perlu nunggu setahun sekali gratisan pas ultah juga kan :) dan for the 1st time di Indonesia, Starbucks juga memiliki program beli 10 gratis 1 melalui pencatatan transaksi Anda melalui member card ini (biasanya hanya occasional saja dengan stamp or stickers).

So… saya punya beberapa tips di bawah ini terkait pengembangan member, konsep nya sama tapi tingkat keberhasilannya bisa berbeda. Semoga bermanfaat!

1. Make it personalized!
Tidak harus member card itu ada namanya, tapi dengan berbagai fitur atau benefit yang berkaitan dengan personal, tentu sistem member tersebut semakin memiliki value lebih. Contoh dengan memberikan benefit saat konsumen berulang tahun, mengirimkan ucapan via sms/email /hadiah yang bisa ditukarkan. Data yang Anda minta semakin personal semakin baik, misalnya berhubungan dengan makanan kesukaan, tanggal anniversary, tanggal ultah, dll.

2. Buy Often!
Strategi mengejar bonus seperti beli 10 gratis 1 adalah salah satu pendekatan psikologi brand mendorong konsumen mereka membeli lebih sering. Yang awalnya beli kopi seminggu sekali, karena ingin cepat-cepat menukarkan gratisan, bisa jadi beli seminggu 2 kali.

3. You are special!
Salah satu strategi unik member card yang dilakukan Starbucks dibandingkan brand lain, selain mereka menggunakan sistem “saldo” mereka juga memperbolehkan calon member untuk memilih kartu yang mereka suka. Walaupun pilihannya cuma 3, tapi minimal konsumen mendapat kesenangan lebih untuk memilih desain kartu yang mereka suka. “You’re special” juga ditunjukkan salah satunya dengan fasilitas hadiah saat sedang berulang tahun, hal ini secara psikologi mendekatkan brand dengan konsumen mereka ke level “family /friends”.

So… taktik meningkatkan penjualan tidak selalu terus menerus menggarap konsumen baru kan, tapi juga bisa dengan meningkatkan aktivitas Buy Often melalui taktik promosi, ya contohnya melalui program membership yang menarik. Selamat mencoba!

Popular Post lainnya:

Private Label, Lampu Kuning Pemilik Brand
The Power of Free Marketing Ala Google
Aku, Mama, Starbucks dan Pisang Sunpride
Starbucks Catering, Ngejer Setoran?


Creasionbrand I Creative Sales & Marketing Consultant

2 comments:

Anonymous said...

Why took you so long?
Akhirnya Starbucks Card keluar juga di Indonesia, sayang nya hanya bisa digunakan di Indonesia.
Setuju dengan bahasannya, ga melulu harus member card, banyak juga cara2 untuk ningkatin penjualan, klo di pikir2 sama aja sama yang Chatime ya

Shinta Margaret

Hexa_pm said...

Ibu Admin Sar,

Nanya dong. Ada hubungannya ga sih "telat" nya kluar member card starbug krn dealnya dgn kartu kredit BCA. Krn pernah denger kl mw bikin kerjasama dgn starbuck Indonesia cukup susah karena mereka memang hanya bekerjasama dgn Bank BCA.

#mintaPencerahan