Jun 22, 2013

Isi Kepala + Go Back Analog + Get Bored = Kreativitas

Agenda acara rutin saya setiap Sabtu atau Minggu sore adalah jalan-jalan ke toko buku. Kalau jalan-jalan ke toko buku biasanya saya akan mengosongkan pikrian dan keinginan, karena biasanya chemistry akan muncul di buku-buku yang tak terduga. Seperti kemarin saat saya jalan-jalan tiba-tiba saya jatuh cinta dan tertarik banget dengan buku karangan Austin Kleon yang berjudul “Steal like an artist!”.

Buku ini lebih kurang menjelaskan tentang 10 hal yang tidak kita ketahui tentang kreativitas. Beberapa hal bersifat umum, sudah kita ketahui sebelumnya, namun beberapa sangat inspiratif dan patut dicoba! Saya akan share di akhir artikel ini.

There’s nothing new under the sun
Jika selama ini Anda cukup desperate merasa bahwa Anda ga kreatif, ga bisa menciptakan sesuatu yang baru atau merasa bahwa orang lain lebih kreatif dari Anda, sepertinya Anda harus mulai merubah cara berpikir.

Setelah membaca buku ini, saya setuju bahwa kreativitas adalah output! Kreativitas bukan bakat, tapi kreativitas adalah keahlian yang bisa diasah dari setiap orang. Menurut saya, ada 3 hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan output kreativitas tersebut :

1. Isi Kepala

Mengingat bahwa kreativitas adalah output, maka selayaknya kita selalu mengisi kepala kita. karena solusi atau ide yang akan ditemukan di dalam kepala kita, berasal dari berbagai data yang sudah kita masukkan terlebih dahulu.

Judul buku “Steal Like an Artist” tersebut juga menceritakan bahwa tidak ada sesuatu yang baru di dunia ini, setiap ilmuwan, seniman atau bahkan pebisnis, mereka menciptakan suatu karya yang berasal dari informasi atau inspirasi yang telah ia lihat sebelumnya.

Jadi jika Anda berprofesi sebagai seorang marketer atau pebisnis, sudah menjadi hukum yang wajib untuk mengisi kepala setiap hari dengan berbagai informasi yang pada akhirnya akan menjadi inspirasi Anda saat berkreasi atau mencari solusi.

YOU WILL NEED :
- CURIOSITY
- KINDNESS
- STAMINA
- A WILLINGNESS TO LOOK STUPID

2. Go Back to Analog
Untuk hal yang satu ini, saya juga punya pengalaman yang signifikan. Karena setiap hari kita selalu berhadapan dengan media digital, berbagai screen dan yang kita lakukan rata-rata hanya berpikir dan menggerakan jari, maka anggota tubuh lainnya seringkali tidak lagi diturutsertakan dalam pencitpaan kreativitas itu sendiri.

Si pengarang, Austin Kloen memiliki 2 meja kerja di ruang kerjanya, yang 1 adalah area digital (yang berisi computer, printer, laptop, gadget, dll) dan yang 1nya lagi adalah area analog. Di area analog ini tidak ada alat elektronik satupun, yang ada adalah penggaris, spidol, kertas kosong, majalah, Koran, post-it, stiker, penghapus atau apa saja yang dapat kita gunakan untuk berkreasi secara manual, ya seperti dulu saat kita sekolah atau kuliah.

Setelah saya ingat-ingat lagi, saya seringkali juga merasa stuck atau buntu saat berada di depan computer. Dan jika Anda mengalami hal yang sama dengan saya, sering-seringlah untuk berani meninggalkan semua ke-digital-an kita saat ini, karena tubuh kita pada dasarnya mampu untuk berkreasi lebih, berpikir dan berkarya dengan jauh lebih kreatif saat tidak sedang mengkonsumsi semua benda-benda digital ini.

Logikanya adalah benda-benda digital ini punya fungsi “finishing”. Contoh saja seorang penulis, bisa jadi akan berkali-kali untuk mendelete dan mengclose tiba-tiba si layar komputernya apabila tidak menemukan ide kelanjutan dari apa yang dia tulis. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan bahwa alat-alat bantu digital kita berfungsi sebagai “finishing”, saat siap untuk dikirim ke editor atau saat ide kita sudah benar-benar fix dan siap kita tuliskan, maka benda-benda digital ini akan sangat membantu.

Namun jika rancangan atau ide besar Anda belum benar-benar dirumuskan dan diturunkan dalam berbagai hal yang lebih teknis, jangan-jangan malah Anda merasa ide Anda tidak layak dieksekusi, padahal bisa jadi ide Anda hanya masih premature. Anda butuh lebih banyak waktu untuk mencoret nya di kertas, menambah berbagai referensi dari gambar, obrolan, dll.

So, jika lagi stuck untuk dapat ide, tips untuk go to analog, saya sarankan untuk dicoba :)

3. Get bored and do hobbies!
Dan ide terakhir yang ingin saya angkat adalah tentang menjadi bosan! Hal ini juga sering saya alami, karena jika kita memiliki aktivitas rutin sehari-hari, atau sedang dalam proses pencarian sebuah solusi, mengerjakan proyek atau apapun, tentu kita akan mencapai suatu titik kebosanan tersebut. Tidak jarang di momen itu kita jadi lebay :) biasanya berpikir “apakah yang saya lakukan selama ini benar-benar ada gunanya?” atau “sepertinya saya tidak ditakdirkan untuk menjadi seseorang yang hebat” and so on..

So.. apa yang harus dilakukan saat menemui hal tersebut? Do hobbies! Kita harus memiliki minimal 1 (satu) kegiatan atau proyek yang kita lakukan bukan untuk uang. Hal tersebut akan membuat kreativitas kita muncul lebih besar, bahkan terkadang berbagai solusi dari pekerjaan Anda bisa Anda temui saat Anda sedang mengerjakan hobi.

Berbagai kegiatan tersebut tidak selalu harus hobi, tapi bisa saja pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan yang memaksa Anda untuk tidak “bekerja” dalam waktu yang cukup lama. Contoh adalah jogging, menanam tanaman, bersih-bersih rumah, menyeterika pakaian atau jalan-jalan ke tempat yang baru. Saat selesai dan kembali ke rutinitas pekerjaan/masalah Anda, Anda akan mendapatkan pikiran yang lebih segar dan tidak jarang malah jadi kepikiran ide dan solusinya :)

So.. masih merasa Anda tidak bisa kreatif? Temukan berbagai cara untuk menjadi kreatif dan lakukan. Karena kreativitas tidak dilahirkan, tapi dipelajari! :) selamat berkreasi!

Creasionbrand I Creative Sales & Marketing Consultant

Sumber gambar: http://designthinkingworkshop2011.wordpress.com/

1 comment:

Anonymous said...

Sangat inspiratif tulisannya!! keren!!

Shinta Margaret