Jun 4, 2013

3H - Hopeng, Hongsui & Hokkie

Orang bodoh akan kalah oleh orang pintar. Namun orang pintar akan kalah oleh orang jenius. Orang jenius? Akan kalah oleh orang bejo (beruntung). Begitulah kurang lebih pepatah yang dikatakan oleh masyarakat. Lalu bagaimana jika kita aplikasikan hal ini dalam kegiatan yang memiliki tujuan yang konkrit dan riil? Apakah kita hanya berbicara soal keberuntungan? Tentu tidak, kan? Pada saat kita memulai bisnis, pasti ada hal-hal yang melatarbelakangi kenapa akhirnya kita memulai bisnis.

Tujuan berbisnis kita pun harus jelas. Apa yang akan kita kembangkan kedepannya dari konsep bisnis yang dibuat dan apa parameter serta target yang ingin dicapai dari bisnis kita nantinya. Jangan sampai kita hanya membangun bisnis karena memang sedang ‘happening’ saja. Sehingga saat industri yang kita kuasai itu sudah tidak happening lagi, bisnis kita pun sudah tidak berjalan lagi. Tidak ada yang salah untuk menjadi mainstream dan mengikuti arus yang sedang happening, tetapi tujuan bisnis kita harus jelas sehingga kelangsungan bisnis kita bisa terus dijaga.

Konsep yang bagus serta survey yang lengkap memang bukan menjadi jaminan bahwa bisnis kita akan berjalan mulus. Sesuai persis dengan rencana. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi konsep bisnis kita. Ingat. Beberapa pengusaha mengatakan bahwa siap berbisnis berarti siap untuk rugi. Seorang pengusaha bekerja melawan ketidakpastian. Ketidakpastian bahwa mungkin besok dia akan untung, atau mungkin besok dia akan rugi.

Lima hari yang lalu, saya mendengarkan sharing di sebuah forum diskusi. Pembicaranya adalah Aprie, owner dari Warung Bawal Redsdipo di Bandung. Ada hal yang menarik perhatian saya. Banyak sekali teori dan langkah-langkah berbisnis yang ditulis oleh ahli marketing besar Internasional. Namun yang dijelaskan oleh Aprie ini sangat sederhana dan mudah diserap oleh siapapun.

Dia membeberkan 3 unsur yang mendukung keberhasilan sebuah bisnis. Unsur-unsur ini mungkin sudah banyak kita pelajari dan kita ketahui. Namun disini, unsur-unsur tersebut dikemas dalam paketan yang mudah dicerna. Masih ingat USP kan, rekan-rekan? Nah, yang kita bahas ini bisa dikatakan sebagai USP. Karena rumusan ini sangat simpel dan mudah diingat (unique message). Push to Action?

Jelas. Rumus yang singkat dan penuh makna tersirat ini membuat saya ingin meng-share materi ini kepada kalian. Jika teori akademis mengenai faktor pendukung keberhasilan sebuah bisnis yang tersebar luas itu cukup membingungkan buat kalian, maka 3 rumus dari Aprie ini bisa kalian ingat dan kalian implementasikan dengan mudah. Yuk, simak!

1. Hopeng (Network)
Sebenarnya unsur ini bagusnya menjadi unsur yang terakhir dibahas. Karena nantinya unsur kedua dan ketiga yang akan dijelaskan itu akan bisa di-back-up oleh unsur ini. Tetapi justru karena unsur ini adalah unsur yang paling mudah dan murah serta memiliki peran yang paling penting, maka akan saya bahas paling pertama. Yep, Hopeng. Seperti yang sudah diaplikasikan oleh Aprie, sang owner dari Warung Bawal Redsdipo yang beberapa kali terjatuh, dia selalu bisa keluar dari keterpurukannya karena dia memiliki network yang luas. Dia mengakui bahwa the power of network itu sangat mempengaruhi kelancaran bisnisnya. Aprie mengaku bahwa tanpa teman-temannya dan orang-orang yang dia kenal, bisnis kuliner warung bawal itu tidak akan seperti sekarang ini, yang sudah memiliki 2 lantai warung bawal.

Nihil hasilnya jika berbisnis hanya untuk mencari profit, tanpa memperluas networking. Tanpa kita sadari, rejeki itu selalu datang kepada orang yang memiliki network yang luas. Semakin banyak orang yang dikenal dan menjalin hubungan baik dengan mereka, maka semakin besar peluang rejeki yang akan terbuka. Rejeki tersebut bukan hanya dalam bentuk uang atau mengarah ke profit saja, diberikan rekomendasi yang bagus mengenai calon pegawai yang akan direkrut untuk bisnis kita pun merupakan hal kecil yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi binsis kita nantinya.

Seorang pengusaha atau pelaku bisnis itu tidak pernah sama sekali menyepelekan kekuatan networking. Dengan siapapun bertemu, seorang pengusaha atau pebisnis selalu menjalin hubungan baik dengan orang yang mereka temui. “Di saat kita tidak tau harus ke mana meminta pertolongan, ingatlah keluarga. Jika tidak ada, pergilah ke saudara dekat. Jika tidak ada, ingatlah bahwa kamu memiliki sahabat. Jika tidak ada, ingatlah kenalan-kenalan baikmu yang pernah kamu temui”, begitulah kira-kira yang disampaikan oleh Aprie mengenai aspek Hopeng (network) yang mempengaruhi keberhasilan bisnis dia.

2. Hongshui (Lokasi yang Strategis)
Di luar bahasan desain interior toko atau outlet yang menarik ataupun produk yang kita jual, hal lain yang mempengaruhi keberhasilan bisnis kita adalah lokasi yang strategis. Terkadang lokasi yang strategi tidak menuntut tampilan toko yang mewah. Jika lokasi yang kita pilih sudah sesuai dan crowd (kerumunan) yang ada di wilayah lokasi tersebut tepat dengan produk yang kita jual, maka berbisnis dengan menggunakan gerobak sekalipun bisa menarik perhatian target pasar kita. Itulah yang dirasakan oleh Aprie saat memulai bisnis bawalnya dengan menggunakan gerobak dorong. Disinilah aspek Hongshui atau lokasi yang strategis yang mempengaruhi bisnis Aprie untuk terus berkembang.

“Apakah memiliki lokasi yang strategis merupakan sebuah keharusan dalam berbisnis? Lokasi yang strategis kan pasti harganya tidak murah”. Yap! Betul sekali. Lokasi strategis secara definisi kasar, memiliki dua artian. Lokasi strategis adalah lokasi yang banyak dilalui orang sehingga bisa memberikan awareness yang tinggi, atau lokasi yang dekat dengan target market kita. Lokasi yang dimaksud oleh kedua definisi tersebut pasti tidak memakan biaya yang murah, apalagi jika lokasi tersebut memiliki fungsi untuk mendapatkan awareness yang tinggi sekaligus mendekatkan diri kepada target market bisnis kita.

Apa yang harus dilakukan oleh pengusaha atau pebisnis untuk mensiasati aspek Hongshui yang mempengaruhi berkembangnya bisnis tersebut? Hopeng! Itulah yang juga dialami oleh Aprie. Saat bisnisnya yang masih menggunakan gerobak tersebut harus digusur, dia teringat kepada target bisnisnya untuk memiliki toko. Aprie tidak ingin selamanya berjualan di gerobak. Aprie sudah menemukan lokasi yang strategis yang dekat dengan keramaian.

Namun sayangnya kondisi Aprie dan teman-temannya saat itu tidak memungkinkan mereka untuk sanggup menyewa biaya sewaan tempat untuk bisnisnya itu. Dengan kekuatan networking, ternyata pemilik tempat tersebut adalah temannya sendiri. Dari situlah the power of networking (Hopeng) berfungsi terhadap aspek-aspek lain seperti Hongshui. Jika kalian menemukan tempat yang strategis untuk bisnis kalian, jangan menyerah dan jangan lupa untuk ingat aspek pertama tadi: Hopeng! The power of networking!

3. Hokkie (Keberuntung)
Bahkan profesor sekalipun, tidak akan bisa memprediksi seberapa besar keberuntungan yang akan didapat oleh pelaku bisnis jika ia merelisasikan. Begitu kata Aprie. Setelah kita berusaha sebaik mungkin, mengeksekusi konsep bisnis yang sudah dibuat, maka faktor yang mendukung keberhasilan lainnya adalah; hokkie atau keberuntungan.

Jika dalam istilah spiritual, hal ini disebut juga ikhlas setelah berikhtiar. Jika memang sudah rejeki kita, maka semuanya akan mengalir kepada kita. Karena aspek ini mengenai keberuntungan, maka hal yang dibahas pun lebih ke arah spiritual. Keberuntungan ini lebih mengarah kepada kepercayaan kita. Jika kita percaya bahwa bisnis kita ini memiliki itikad yang baik, maka Tuhan senantiasa akan memberikan bantuan kepada kita.

Ada hal-hal yang bisa menarik aspek keberuntungan untuk selalu memihak kepada bisnis kita yang juga diaplikasikan oleh Aprie dalam menjalankan bisnis warung bawalnya. Berikut adalah filosofi yang digunakan oleh Aprie untuk selalu termotivasi dan membuka celah kepada keberuntungan untuk bisa masuk ke dalam bisnisnya:

  • “Don’t ever work for money because if you do, you just opened the gate of all evil things. (Om Soni – Toko You)
  • Jangan pernah berpikir cukup pintar. Selalu belajarlah dari orang-orang yang punya pengalaman. (Om Wiwid – C59)
  • Selalu membuka wawasan. (Ayah Aprie; Entih Supardi)
  • Perkuat dan perluas jaringan. (Rizki – Ouval Reserach)
  • Jangan pelit ilmu dan informasi. (Aprie, Mas Bawal)
  • Selalu menyisihkan sebagian rejeki kita untuk orang lain. (Om Widya – Koffie Aroma)
  • Jadikan tujuan dari bisnis adalah kebahagiaan, bukan kekayaan. (Om Soni, Ayah; Entih Supardi, dan Om Widya)

Creasionbrand I Creative Sales & Brand Consultant

3 comments:

Pujiananurul said...

Setuju! Yang paling helpful diantara ketiga aspek tersebut emang Hopeng ya! Ah. The power of networking. Banyak teman, banyak rejeki. Kalo begini, syarat menjadi pengusaha sukses itu harus memiliki kepandaian dalam menjalin hubungan dengan orang lain, ya. Terkadang memang rejeki itu datang dari orang yang tidak pernah diduga sebelumnya, dan orang yang pernah kita temui namun kita tidak pernah tahu bahwa beberapa waktu mendatang dia akan menolong bisnis kita.

Anonymous said...

WOW!! Rejeki itu selalu datang kepada orang yang memiliki network yang luas. Setuju banget sama pernyataan ini. Berteman dengan siapapun tanpa pandang bulu.
Inspiratif dan apllicable

Shinta Margaret

Anonymous said...

great!
setuju dengan apa yang dibilang Aprie. kekuatan jaringan/ networking alias teman dan rekanan adalah yang paling besar diantara 2 faktor lainnya yang disebutkan.

banyaknya jumlah rekanan/ network dalam membangun bisnis sama dengan memperluas dan memperbesar kesempatan kita untuk menjadikan bisnis yang kita geluti bisa lebih besar lagi.