Minggu lalu saya baru saja menonton sebuah film dengan tema drama dilengkapi sedikit action, awalnya keinginan saya menonton simple hanya dikarenakan poster film nya bagus, dan aktor dan aktris utama nya yang cukup banyak, saya pikir.. wah.. jarang2 nih ada film seperti Lord Of The Ring, yang aktor dan aktris utama nya banyak. Hahaha.... Tapi memang setalah melihat poster nya hal kedua yang saya lakukan adalah browsing sinopsis nya, ingin tahu kita2 cerita film nya tentang apa.
Film yang saya maksud adalah Now You See Me, secara garis besar film ini menceritakan sebuah kelompok magician yang menamakan dirinya “Four Horseman” yang mengadakan pertunjukan di beberapa negara di Amerika, tapi ternyata dibalik pertunjukan2 yang dilakukan kelompok ini, ternyata sebenarnya mereka adalah komplotan perampok yang menggunakan trik cerdik yang dibungkus pertunjukan ilusi (dari mulai kecepatan tangan, manipulasi, hingga hipnotis). Hebatnya lagi mereka proses perampokan mereka dilakukan diatas panggung dan disajikan dalam bentuk pertunjukan. Polisi pun dibuat kebingungan dan sangat kesulitan dalam menangkap mereka.
Tapi ternyata dari semua kejeniusan rencana yg dieksekusi oleh 4 orang komplotan ini, sebenarnya blue print grand startegy hanya disusun oleh 1 orang pemimpin mereka, yang dari awal sampai hampir akhir film tidak diketahui sosok nya ataupun namanya, bahkan ke empat orang horseman itu belum pernah bertemu langsung dengan pemimpin mereka. Singkat cerita ada banyak sekali trik yang disajikan dalam film ini membuat kita yang menyukai cerita2 detektif dan sulap bisa sangat menikmatinya. Dalam bisnis, kita juga seringkali dihadapkan pada situasi dan kondisi yang seringkali meleset dari prediksi ataupun justru diluar perkiraan kita, dari film ini saya banyak belajar dari kerapihan rencana yang disusun oleh “Sang Konduktor” yang bisa dijadikan contoh untuk menjalankan bisnis dan marketing:
1. Perencanaan
“If you don’t have a plan, actually you plan your failure” quotes ini sering terngiang-ngiang di benak saya. Dari pengalaman konsultasi, kami seringkali menjumpai pebisnis yang memutuskan berbisnis hanya berdasarkan ingin punya bisnis dan tidak memiliki rencana. Belajar dari kerapihan rencana yang disusun oleh “Sang Konduktor”, ternyata untuk merencanakan aksi2 Four Horseman ini “Sang Konduktor” telang menyiapkan rencana nya begitu detail dan akurat, bahkan memprediksi langkah2 yang akan diambil FBI (pihak kepolisisan) untuk menghindari kejaran dan meloloskan ke empat eksekutor nya.
Misalnya ketika tipuan ttg brangkas yang hilang dari lokasi, seketika itu juga polisi menyangka bahwa brangkas tersebut dipindahkan menggunakan mobil, tapi ternyata trik sulap yg digunakan sangat sederhana, seperti trik yang digunakan untuk menghilangkan kelinci di dalam kotak, hanya saja kali ini yang dihilangkan adalah sebuah brangkas besar yang berisi uang. Perencanaan yang detail dan memiliki alternatif (plan A, Plan B, plan C, dst) dibutuhkan dalam bisnis, karena kita tidak pernah tahu perubahan iklim bisnis yang mana yang akan menghadang kita
2. Watch out for Diversion (Hati2 terhadap Pengalih Perhatian)
Tugas seorang asisten sulap adalah mengalihkan perhatian penonton, ketika sang magician melakukan trik nya. Dalam pertunjukan2 sulap yang sering kita tonton, sadar atau tidak sadar, perhatian kita seringkali dialihkan oleh asisten2 sang pesulap,baik dari wajah nya (yang biasanya cantik), atau body nya yang sexy, atau juga kostum berwarna cerah.
Pengalih perhatian ini lah yang seringkali mengecoh kita para penonton tidak menyedari bahwa mereka sedang membuat kita merasa bahwa yang dilakukan bukan trik. Dalam menjalankan sebuah bisnis atau plan, fokus kita sering teralihkan oleh godaan ladang lain yang lebih potensial, seorang teman saya punya fokus bisnis menjual baju dan celana (fashion) misalnya, seringkali tergoda dengan bisnis pendamping yang lain, misal menjadi produsen dan desainer juga untuk tas dan sepatu.
Hal ini sebenarnya wajar dan tidak salah, hanya saja ketika kita memiliki fokus usaha yang lain, seringkali fokus untuk pengembangan produk yang lama terbengkalai, dan pada akhirnya malah kita menjadi pebisnis yang generalis dan palu gada (apa lu mau gua ada), dan akhirnya kita akan terjebak pada perangkap persaingan harga. Tentu nya sebagai pebisnis kita selalu menginginkan untuk memiliki produk dengan nilai jual dan brand yang dipersepsikan unggul, bukan hanya produk general dengan harga murah.
3. Team Work
Four Horseman terdiri dari 4 orang magician: Daniel Atlas (ahli permainan kartu dan kecepatan tangan), Merritt McKinney (ahli hipnotis), Henley Reeves (ahli dalam meloloskan diri), dan Jack Wilder (ahli dalam kecepatan tangan dan memindahkan benda), dengan keahlian yang dimiliki oleh masing2 personil mereka bergerak dengan aksi2 nya untuk saling mengisi “lubang” yang ada, misal ketika aksi merampok bank, trick pertama dilakukan saat akan mengambil “undian” bola, maka keahlian kecepatan tangan sangat dibutuhkan disini untuk menukar nomor bola yang seolah-olah diambil oleh penonton dengan bola yang sudah ada di tangan mereka.
Ketika “si korban” naik ke atas panggung, maka giliran ahli hipnotis yang melakukan trik nya, dan didukung dengan properti yang sudah disiapkan sebelum nya oleh masing2 anggota tim. Inti nya pertunjukan perampokan tersebut menjadi sukses karena kerja tim work dari 4 orang horseman yang kompak dan sejalan dengan keahlian mereka masing2. Dalam bisnis, seorang pemimpin yang super jenius dengan grand strategy yang bombastis pun tidak akan bisa menjalankan semua planning bisnis nya jika tidak dibantu sebuah tim yang solid untuk bisa running bisnis nya. Sebuah team work yang baik adalah tim yang bisa bersinergi untuk saling mengisi, bukan untuk saling menjatuhkan.
4. Timing is important
“Sebuah trik sulap hanya bisa dilakukan sekali saja” saya pernah mendengar kalimat itu dari salah seorang pesulap, setelah saya pikir2 lagi, ya bisa jadi, karena kalau diulang bisa jadi penonton yang pernah melihat nya bisa jadi lebih memperhatikan gerak-gerik si pesulap. Selain itu melakukan trik sulap harus dilakukan dengan akurasi timing yang tepat, jika tidak maka kecepatan tangan dan trik yang dilakukan bisa terlihat dari kusri penonton.
Dalam bisnis, perencanaan dan timeline waktu jjuga merupakan hal yang sangat penting, bahkan kadangkala konsep yang bagus bisa jadi menjadi basi dan old school hanya karena keduluan sudah di eksekusi oleh pesaing. Saya seringkali menghimbau kepada beberapa klien saya yang belum pernah menggarap potensi bisnis dan komunikasi di on line, saya hanya bisa katakan: jika tidak sekarang dipikirkan dan dilakukan, maka kita hanya menunggu pesaing kita yang akan melakukan nya lebih dulu. Pilihannya adalah planning dan eksekusi atau hanya duduk di kursi penonton untuk melihat planning yangs ama di eksekusi oleh pesaing
5. Research is always important
Dalam film ini, agen FBI Dylan Rhodes, dibantu oleh seorang wanita cantik agen federal Prancis bernama Alma Dray, yang sepanjang film ini selalu menyelidiki komplotan ini dengan mempelajari sejarah “The Eye” komplotan pesulap yang juga mengambil harta dari si kaya untuk dibagikan kepada si miskin untuk menciptakan keseimbangan.
Secara ide dasar sangat mirip dengan the Four Horseman, tapi justru dari sinilah dia bisa sedikit memahami cara kerja dan filosofi dari The Four Horseman. Dalam bisnis riset selalu menjadi poin penting, bukan hanya untuk mengetahui insight konsumen, tapi juga membaca dan memahami apa yangsesungguhnya terjadi di market dan apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh konsumen kita. Jangan2 pada saat kita menciptakan HP dengan body tipis, konsumen malah lebih membutuhkan hp dengan prosesor yang lebih canggih.
Pada akhirnya inovasi ketipisan HP kita menjadi keunggulan yang tidak relevan untuk konsumen kita. Riset tidak harus selalu bertanya kepada konsumen, bahkan kadang bisa dilakukan dengan berteman dan “minggle” dengan mereka, dengan begitu kita akan lebih memahami apa yang mereka pikirkan.
So penasaran siapa Sang Konduktor Jenius di balik aksi peramposak spectakuler The Horseman? Nonton ajah deh Now You See Me.
So.. Say a magic word: Abracadabra!!
Creasionbrand I Creative Sales & Brand Consultant
1 comment:
Ternyata pelajaran ttg bisnis bisa juga diambil dari pertunjukan sulap.
Pertunjukan sulap jadi mirip juga dengan menjalankan bisnis
Shinta Margaret
Post a Comment