Instafood, contohnya. Dari beberapa aplikasi mirip Instagram yang berhasil dikembangkan, Instafood menjadi salah satunya. Namun, tetap saja semua market share terbesar masih dipegang oleh Instagram itu sendiri, karena Instafood hanya dikhususkan untuk gambar bertema makanan atau restoran.
Hal ini ternyata diikuti lagi oleh para developer lainnya. Baru-baru ini, telah diluncurkan aplikasi serupa Instagram yang mimiliki target audience yang lebih niche yaitu untuk para muslim. Sistem kerjanya hampir sama, yaitu memfoto atau mempublish file foto kemudian diberi filter atau editan, baru diupload. Aplikasi tersebut bernama Ainun, yang jika dala bahasa Indonesia diartikan sebagai “mata”. Yaa, karena semua unsur dan menu yang ada di aplikasi ini mengunggulkan unsur visualisasi. Aplikasi ini dikhususkan untuk para muslim dengan tujuan untuk selalu mengingat Tuhannya setiap kali usersnya mengambilkan gambar atau memposting gambar.
Akankah aplikasi ini berkembang dengan pesat dan menjangkau audience secara meluas di Indonesia? Bisa saja. Terlepas dari besar-kecilnya kemungkinan aplikasi ini untuk eksis di masyarakat dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari strategi yang mereka gunakan ini. Apa saja Yuk, simak.
1. Memanfaatkan Populasi Market
Segmenting audience yang dituju oleh pengembang aplikasi Ainun ini cerdas. Mereka menembak langsung masyarakat Indonesia yang populasi muslimnya merupakan populasi terbesar di dunia. Ini merupakan langkah awal yang baik yang diambil untuk mengembangkan aplikasi bernuansa Islami: Ainun, ini.
Terlepas dari sedikit banyaknya nilai yang terkonversi dari banyaknya audience yang ditarget oleh developer aplikasi Ainun ini, yang pasti nilainya akan besar mengingat segmen yang ditarget oleh pengembang aplikasi ini pun cukup menjanjikan dengan menyasar masyarakat Indonesia yang beragama islam. Seperti yang dibahas pada teori STP bahwa proses targeting harus mempertimbangkan satu dari beberapa hal bahwa segmen yang dilayani harus cukup besar dan cukup menguntungkan.
2. Mengambil Momen Ramadhan
Sangat oprtunis. Setelah menarget masyarakat Indonesia sebagai target audience aplikasi Ainun tersebut, waktu launching yang dipilih pun jatuh pada saat beberapa hari menjelang bulan ramadhan. Tentu saja hal ini berkaitan dengan poin nomor satu yang dibahas di atas.
Setelah membagi pasar dalam beberapa segmen dan menentukan satu segmen untuk dilayani, para developer aplikasi Ainun ini tentunya melihat peluang yang berkaitan tentang culture dari target audience mereka pada momen-momen khusus seperti bulan ramadhan ini. Dengan meluncurkan aplikasi yang bernuansa islami pada bulan ramadhan, kesan yang ingin ditonjolkan dari aplikasi Ainun mengenai keislaman ini menjadi semakin kental.
3. Mengoptimalkan social media dengan online-base
Banyak aplikasi baru yang dibuat serupa dengan social media yang happening yang akhirnya tenggelam juga karena audience yang mereka sasar sudah bisa mendapatka pengalaman yang serupa di platform social media yang pernah mereka gunakan. Berbeda dengan Ainun. Ainun ini membuat beberapa koneksi kepada channel social media yang masih menjadi raja di benak masyarakat Indonesia. Sebut saja Instagram.
Pada saat kita mengambil sebuah gambardengan menggunakan aplikasi Ainun, kita bisa menambahkan unsur-unsur islami di dalamnya, seperti quote islami ataupun beberapa kaligrafi. Selain itu, kita juga bisa mengupload gambar yang sudah kita edit ke channel social media yang kita punya, seperti instagram. Dalam hal ini, user tidak akan kehilangan para fans atau followersnya, karena meskipun ia mengupdate konten di Ainun, ia masih tetap bisa share konten tersebut ke channel social media yang sudah ia mantain.
No comments:
Post a Comment