Jun 10, 2011

Doni dan Budi, Kok Bisa Jelek yah Salesnya?



Doni “Bud Produkmu enak  namanya brandnya juga unik kayaknya oke berat ni penjualannya Bro!!”

Budi “Hehehe sayangnya saat ini masih kurang ok ni padahal tahu sendiri dari produk sudah oke, aku sudah melakukan riset tentang produk sebelumnya, nama dan logo kupikiri sudah cukup unik. Promosi di awal malah udah kukasih gratis tu buat promo, kalau kita bicara masalah tempat ga kurang strategis apa tempatku ini sudahnya lokasinya di pinggir jalan depan kampus pula, tapi heran kok hasilnya ga sesuai dengan bayanganku sebelumnya ya”

Menyimak perbincangan 2 sahabat di atas mungkin kita juga ikut melipat jidat kita, berfikir kok hal ini bisa terjadi ya, kalau kita merunut dari konsep Marketing Mix kayaknya sudah komplit ni, coba kita cek sekali lagi.

Pertama, Product
Produk si Budi ini diambil dari supplier yang juga menjual secara retail, penjualan dari produk supplier sangat luar biasa laris, bahkan seringkali orang mengantri untuk mendapatkan produk yang dimaksud. Selain itu Budi sudah melakukan uji rasa ke market yang dia garap, dan 90% menyatakan kepuasannya terhadap produk yang dijual.

Kedua, Price
Pada 2 minggu pertama, Budi menjual 30%a lebih mahal dari harga normal, hal ini dilakukan dengan pertimbangan asumsi daya beli dari masyarakat yang cukup tinggi dan mengandalkan kekuatan brand yang ingin dia bangun, tetapi setelah berjalan beberapa waktu akhirnya budi mengurangi harga jual hanya 10% di atas harga normal, langkah ini ternyata cukup berhasil menaikkan penjualan walaupun belum terlalu signifikan.

Ketiga, Promosi
Pada tiga hari awal penjualan Budi menggunakan media flyering untuk membangun awareness dari produk dia di market tempat dia jualan, tetapi itu hanya berjalan selama 2 hari. Setelah itu tidak ada aktivitas promosi sama sekali. Di lokasi tempat jualan pun tidak dibuatkan Plang nama yang menarik dan daftar menunya pun alakadarnya. Baru setelah 4 minggu Budi mengganti menunya menjadi lebih menarik dan mendekorasi standnya dengan design design yang lebih menggugah selera pengunjung.

Keempat, Place
Dilihat dari lokasi, memang sangat strategis karena berlokasi dipinggir jalan dan berada tepat di depan kampus yang ramai.

Setelah diuraikan satu persatu sudah mulai kebayang belum dimana peluang kesalahan yang menyebabkan kegagalan penjualan Budi?

Yup, yang pertama kita perlu Tanya ke Budi adalah kapan dia mulai berjualan, mengingat lokasi berjualannya di depan kampus jangan terjebak dengan letak lokasi saja tetapi skedul kampus juga harus dipahami, Ternyata Momen ketika memulai bisnis adalah ketika anak-anak kampus ujian, berikutnya para mahasiswa ini memasuki semester padat dimana jumlah mahasiswa yang masuk hanya berkisar 40-50% saja dari jumlah maskimal, belum lagi ketika di cek di kalender banyak terjadi long weekend yang sudah dipastikan akan secara drastis mengurangi populasi target market dari produk si Budi.

Pemahaman tentang kondisi market tempat kita memulai sebuah bisnis mutlak diperlukan selain penetapan marketing mix yang baik. Salah dalam memahami kondisi market dan mengambil momen dalam entry the market bisa fatal untuk bisnis kita.

Kesalahan kedua dari Budi adalah dalam menetapkan aktivitas promosi yang terlihat ragu, dia lebih mengutamakan eksternal promosi saja dengan melalui media flyer, itupun pasti tidak maksimal karena hanya dilakukan 2 hari (mengingat jumlah audience yang sedikit), harusnya aktivitas promosi (membangun awareness) ini dilakukan lebih agresif dalam jangka waktu yang lebih panjang secara konsisten.

Ketiga. Ada yang tidak kalah pentingnya yang diabaikan Budi yaitu membangun ambient yang tepat dilokasi dia berjualan. Untuk  bisnis makanan yang juga keberhasilannya dopengaruhi dari tingkat kunjungan orang di area foodcourt, visual yang menarik itu mutlak penting untuk menarik minat orang yang datang, karena biasanya keputusan membeli makanan di foodcourt 80% diputuskan ketika sudah ada dilokasi.  

Doni “jadi bud, kira-kira udah nangkep kenapanya?”

Budi “Yoi bro, bener juga kata lo, thank anyway, yuk gua teraktir lo”

Sumber gambar: bntix.cafelancer.com I influencer50.wordpress.com

No comments: