“Penjualan bulan ini lumayan naik cukup tinggi!!! biasanya weekdays diangka 4 jutaan sekarang udah 6 juta. Week end biasanya 9 jutaan sekarang bisa sampai 16 juta. Ini terjadi semenjak kita rubah bahasa komunikasinya, dengan media promosi yang sama angka penjualan meningkat dengan dahsyat” begitulah salah satu komentar sahabat saya dalam sebuah kesempatan ngobrol-ngobrol di coffee shop.
Hasil luar biasa dari usaha sebuah bisnis yang sudah hamper menyerah. Hampir seluruh upaya komunikasi sudah dilakukan; pembagian voucher, iklan koran, flyering, sms blast,sponsorship sampai dengan direct selling. Akhirnya karena serangkaian kalimat, sim salabim semuanya mulai bergerak menjadi trend positif.
Sebenarnya kalimat apa sih yang begitu mustajab sehingga membuat penjualan begitu melonjak? Sederhana, merubah promo buy one hour get one hour menjadi promo undian gratis satu tahun yang diundi setiap bulan* (dibatasi 1jam penggunaan jasa setiap hari selama satu tahun). Effort sama dari brand tetapi dikemas dengan bahasa yang berbeda!!
Pertanyaannya kenapa sedikit perubahan di atas bisa menciptakan banyak perubahan yang signifikan? Kita bahas yuk satu persatu langkah yang harus kita lakukan sehinga kita bisa menciptakan the magic words bagi aktivitas komunikasi kita.
Pertama : Pahami produk/brand yang akan kita jual
Pemahaman tentang produk/brand yang akan kita jual ini belum cukup hanya dengan memiliki pengetahuan tentang feature produk saja, tetapi kita juga harus dapat menggali secara detil berbagai kekuatan yang melekat dari produk/brand yang dimiliki begitu juga berbagai kelemahan yang melekat di dalamnya, sehingga dengan pemahan yang dimiliki kita mendapatkan gambaran tentang level value dari brand kita
Kedua, Bertanyalah kepada konsumen kita
Kalau ditanya siapakah yang paling tahu produk apa yang paling tepat untuk dijual kepada konsumen, jawabannya adalah KONSUMEN, KONSUMEN, KONSUMEN dst tetap KONSUMEN. Karena merekalah yang menggunakan produk/brand kita, pemahaman tentang kebutuhan, keinginan dan ekspektasi mereka adalah kunci emas menuju kesuksesan penjualan. Jadi jangan sekali-sekali tidak bertanya kepada konsumen dan hanya memakai asumsi pribadi.
Ketiga, pahami pesaing terdekat kita
Kita harus memahami pesaing seperti kita memahami diri kita, pola berfikir, berbagai tindakan, feature produk, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki harus sedalam mungkin kita dapatkan. Sehingga dengan informasi yang ada kita dapat mengukur pada celah mana kita dapat melakukan serangan jitu agar dapat bersaing.
Terakhir, selain dari ketiga data diatas harus diramu adalah kreativitas yaitu merumuskan solusi brand untuk kebutuhan klien. Nah ngomong-ngomong soal kreativitas ini memang susah-susah gampang sih, kadang harus nunggu “wangsit” , “injury time” atau apapun itu sehingga kreativitas tersebut bisa muncul bahkan itu untuk sebuah kalimat sederhana seperti tagline. Kuncinya ada dalam 3 hal, knowledge, experience dan informasi yang terus di update, dari 3 hal ini "wangsit" atau Ilham" bisa muncul tanpa diduga-duga bahkan di tempat dan situasi yang tak diduga hehe.
Sudah banyak contoh bagaimana rangkaian kata mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap sebuah brand “tentu dengan asumsi faktor marketing lainnya berkerja”. Bahkan seorang David Ogilvy pun pernah mengatakan “It follows that unless your headline sells your product, you have wasted 90 percent of your money…”. Jadi jangan anggap reme sebuah kata apalagi bicara soal marketing.
Jadi, selamat merangkai kata untuk brand Anda.
No comments:
Post a Comment