Jun 23, 2011

Corporate Value, Kumpulan Kata Kosong atau Kata Penuh Makna?



Masih hangat dalam pikiran saya saat awal-awal saya masuk perusahaan yang sekarang, saat kantor kami dapat klien baru. Sebuah perusahaan berskala internasional . Diantara semua pekerjaan yang kami tangani dari klien baru ini, ada satu hal yang sangat menarik sekaligus baru bagi saya, yaitu corporate values. Sudah sejak lama perusahaan ini memiliki corporate values, tapi kemudian sang owner ingin mengupgrade kembali nilai-nilai perusahaannya. Dari situ muncullah pertanyaan di benak saya, sebetulnya buat apa sih corporate values ini? Bukankah nilai ini cuma sekumpulan kata-kata yang diberi makna sesuai visi dan misi perusahaan (owner)?!

Untuk lebih gampangnya, coba ingat-ingat perusahaan-perusahaan yang sudah mendunia, yang statusnya bukan sekadar market leader tapi sudah jadi top of mind, sebut saja Sony, Apple, Disney, Toyota, McD, dan lain sebagainya. Pernah membayangkan berapa nilai keberadaan brand ini? Tak perlu diukur dengan angka, bayangkan saja dunia ini tanpa tayangan kartun-kartun dari Disney, gadget/ alat elektronik dari Sony, atau tanpa makanan cepat saji semacam McD.

Perusahaan-perusahaan semacam ini bisa dikatakan sebagai perusahaan yang visioner. Mereka tidak hanya berhasil menancapkan brandnya di benak konsumen, lebih jauh dari itu mereka bicara tentang kemampuan mereka untuk bertahan bahkan sukses dalam jangka panjang.

Menjadi perusahaan visioner seolah memiliki singgasana sendiri dalam hiruk pikuk pasar. Ngga percaya? Coba Anda bandingkan Apple dan Microsoft? Pilih mana? Mana yang menurut Anda paling bernilai untuk Anda pilih/ miliki? Yang manapun pilihan Anda, ini cuma contoh lho! Tentu masih banyak lagi faktor yang memengaruhi konsumen dalam memilih.

Nah pertanyaannya kemudian, gimana sih perusahaan-perusahaan ini bisa berhasil? Ngga cuma sukses menjadi perusahaan multi milyuner tapi juga menjadikan brandnya sebuah kebutuhan bagi konsumennya. Kalo menurut James C. Collins, penulis buku terlaris, Build to Last, perusahaan-perusahaan ini bisa sukses karena adanya disiplin dalam menerapkan nilai-nilai inti perusahaan atau yang sebelumnya sering saya sebut, yaitu Corporate Values atau Core Values. Selanjutnya akan disebut Core Values.

Perhatikan bagaimana Toyota sukses dengan “Toyota Way”nya. Sebuah nilai yang dijadikan “agama” untuk semua level karyawan dalam keseharian mereka bekerja dan berhubungan dengan sesama di Toyota Group. Berikut adalah 5 poin dari Toyota Way yang langsung saya salin dari webnya, sebagai bahan pelajaran bersama.

The Toyota Way


1. Challenge (At Toyota, we maintain a long-term vision and strive to meet all challenges with the courage and creativity needed to realise that vision.)

2. Kaizen (Kaizen means striving for “continuous improvement. As no process can ever be declared perfect, there is always room for improvement.”)

3. Genchi Genbutsu (Genchi Genbutsu involves “going to the source to find the facts to make correct decisions, build consensus and achieve goals.”)

4. Respect  (Toyota respects others, makes every effort to understand others, accepts responsibility and does its best to build mutual trust.)

5. Teamwork  (Toyota stimulates personal and professional growth, shares opportunities for development and maximises individual and team performance.)

Satu contoh lagi adalah McDonalds yang juga terkenal dengan “QCSV”nya, yaitu Quality, Cleanliness, Speed, Value to Customer. Konon, melalui penerapan nilai perusahaan yang konsisten ini, McD berhasil mengungguli para pesaingnya seperti Burger King dan Wendy’s. Salah satu yang mungkin masih kita ingat adalah kebijakan McD mengenai kecepatan pelayanan mereka yang kurang dari 1 menit, bahkan mereka menggaransi saat pesanan kita lebih dari 1 menit dengan mendapatkan ice cream gratis.

Data yang saya temukan di internet mengatakan, sebuah survey McD buat pelanggan menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan sebetulnya mau menunggu layanan selama 70 detik. Manajemen McD kemudian menetapkan standar yang tak dapat disamai kompetitornya, dan menjadi standar terbaik di industri, dengan garansi pelayanan 60 detik tersebut. Begitulah adanya sebuah core values. Lalu, apa itu sebenarnya core values?

Nah, menuntaskan kepenasaranan saya, senjata utama pun saya keluarkan..ya, tentu saja tanya “paman” google, hehe. Dari sekian banyaknya hasil pencarian yang keluar, temuan dari wiki ini jadi salah satu yang paling bisa membantu saya menyimpulkan tentang core (corporate) values

“These values — which include customer satisfaction, quality and excellence, premium return on assets, use of technology for market leadership, valuing employees, and corporate citizenship — are far from words on a piece of paper…”.

Secara sederhana, saya simpulkan bahwa menurut wiki, core values itu meliputi banyak hal, diantaranya kepuasan pelanggan/ klien, kualitas dan keunggulan mutu, pengembalian aset, penggunaan teknologi untuk penguasaan pasar, nilai (kualitas) karyawan, dan corporate citizenship. Tentunya saya ngga akan bahas satu persatu, karena memang bukan kapabilitas saya. Hanya saja saya ingin memberi gambaran tentang hal ini.

Nah, dari gambaran-gambaran ini dan melihat praktiknya dari klien yang ditangani kantor saya, saya menyimpulkan bahwa core values ini sebagai berikut.

1. Ruh perusahaan
Apalah arti raga kita tanpa jiwa? Seperti itulah keberadaan core values dalam perusahaan. Ia yang membuat raga ini “berisi” dan menjadi penuh arti, bagi diri sendiri maupun bagi orang di sekitar kita.

2. Pedoman/ prinsip penentu arah (langkah) perusahaan
Perusahaan tanpa visi ibarat nahkoda kapal yang kehilangan kompasnya. Meski ia tahu berada di mana dan tahu akan ke mana, tetap saja ia tidak tahu jalan ke sana. Core values mendisiplinkan para penggerak perusahaan untuk berada di jalur yang benar.

3. Spirit perusahaan adalah spirit karyawan 
Ibarat bakiak yang sering kita temui saat lomba 17an, untuk menggerakannya dibutuhkan kesamaan gerakan agar kemudian mencapai kemenangan. Kadang perlombaan bakiak bukan tentang siapa paling cepat, melainkan siapa paling kompak. Bayangkan, hanya karena satu gerakan beda saja bisa menjatuhkan seluruh tim.

Begitu pun sebuah perusahaan yang terdiri dari individu yang sangat banyak dan beragam, dibutuhkan kesamaan visi dari seluruh individu untuk bisa bergerak ke arah yang sama, yaitu keberhasilan. Nah, di sinilah core values menjalankan fungsinya, yaitu membentuk karakter setiap individu perusahaan agar memiliki spirit perusahaan, sehingga memiliki visi dan tujuan yang sama dengan perusahaan. Dengan begitu jalan menuju keberhasilan pun jadi lebih mudah dicapai.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Sudahkah perusahaan Anda memiliki core values?

Sumber gambar : blog.karthikvijayakumar.com

5 comments:

greatponco said...

Mantab sekali, saya sangat terberkati :)

Anonymous said...

@greatponco

Hehe thank u mas. Waktu Bootcamp aku ketemu temen mas Ponco, Mas Darwin. Senang berkenalan.


Rex Marindo
@rexmarindo

NicoLesmana said...

wah, ternyata ini ya yang menyebabkan perusahaan kelas atas itu berhasil..

tapi biasanya core value ini terbentuk dari apa ya? kebiasaan yang dikumpulkan dari teori atau teori yang diaplikasikan untuk dipraktekkan?

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Creasionbrand - Creativesales Agency and brand partner said...

Mas Andry, menurut saya corporate value dibentuk berdasarkan visi dan misi dari perusahaan. Untuk mencapainya khan butuh seperangkat nilai yang membentuk prilaku dan kebiasan di dalam internal perusahaan.

Jadi dengan kata lain "kebiasaan" yang memang diciptkan secara sengaja oleh pemiliknya.