Mar 16, 2011

Brand dan Colokan Listrik

Sebetulnya tulisan ini tidak pernah dimaksudkan untuk di tulis, kebetulan saja di sabtu pagi yang cerah minggu lalu tiba-tiba ingin menulis hal ini. Ceritanya bermula dari janji bertemu klien jam 10 pagi di sebuah mall di daerah bandung, entah ada yang sedang dipikiran, dari malam sebelumnya BB lupa di charger dan hasilnya pagi-pagi batere tinggal 1 bar. "Bos kita ketemu di IP yah" bbm saya kepada si klien, nah di sinilah ceritanya di mulai, ketika dalam perjalanan BB tiba-tiba mati, koneksi usb yang biasa digunakan charger ke laptop tertinggal di kantor, komplet dah intinya tidak bisa berkordinasi.

Buru-buru setelah sampai di IP saya mencari tempat nongkrong untuk sekalian charger BB (kebenaran ternyata di dalam tas, tidak tertinggal di kantor), dan sampailah di cafe yang terkenal yang ada di banyak kota di Indonesia. Lihat sana lihat sini, "kok ga ada colokan yah" guman saya, akhirnya setelah sibuk mencari saya tanyakan saja dengan pelayanannya, "mas ga ada colokan emang?" dan ternyata memang tidak ada menurut si pelayan tersebut. Whatt dalam hati saya, mosok sih ga ada satupun, ini khan tempat kongkow. Saya memang beberapa kali nongkrong di tempat ini namun kebetulan tidak pernah bermasalah dengan dengan batere sampai pada hari ini.

Singkat kata akhirnya saya memutuskan untuk mencari tempat baru di mana saya bisa menemukan colokan untuk BB saya dan ketemulah di Bengawan Solo Coffee dimana hampir disetiap mejanya mereka sengaja siapkan colokan untuk berbagai kepentingan tentunya seperti charger laptop, BB, HP dan sebagainya. Tebak berapa yang saya belanjakan di Bengawan Solo Coffee ini hanya karena gara-gara charger, yang berarti uang ini seharusnya saya belanjakan di cafe pertama yang terkenal tersebut? 50 ribu untuk coffee dan kudapan snack.

Kejadian ini berulang besoknya di mana saya bersama 3 orang teman akhirnya memiliki tempat lain di Ciwalk hanya gara-gara teman saya tersebut membutuhkan colokan listrik untuk charger Net Book karena akan dipakai buat diskusi, dan lagi-lagi cafe tersebut kehilangan potensi pendapatan sebesar 150 ribu dari belanja yang kami lakukan hanya gara-gara colokan listrik.

Saya jadi berpikir jika ada 100 orang seperti saya 1 hari katakanlah di seluruh kota yang melakukan hal yang saya yaitu berpindah tempat karena masalah colokan listrik, berapa yah satu hari, satu bulan dan 1 tahun potensial income yang hilang, haiya mungkin angka yang kurang besar sih, but next time ketika sedang rame-rame mau nongkrong apa yang akan dikatakan oleh orang-orang ini "eh jangan di situ deh, kaga ada listrik buat BB/ Laptop, ntar kalo abis batere repot" wow mulai multiplier efeknya dan potensial income yang hilang akan semakin besar tentunya.

Oklah, tentu kita bukan pengen bahas curhat saya yah hehe, dari sisi marketing coba kita dikusikan mengapa sebuah colokan di sebuah cafe bisa menjadi nilai tambah untuk cafe tersebut?

1. Basic Needs
Yah sekarang jamannya online, sudah sangat banyak orang yang menggunakan eletronik device semacam Netbook, laptop, BB dan sebagainya untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Saya dan teman-teman kantor bisa dikatakan hampir tidak mungkin tidak membawo neetbook, BB dll nya baik itu memang dimaksudkan untuk keperluan kerja ataupun hanya sekedar nongkrong sehingga colokan listrik menjelma menjadi salah satu kebutuhan dasar mutlak untuk orang-orang seperti ini. Jadi tidak aneh bila keputusan untuk pindah tempat tongkrongan gara-gara colokan mengalakan keinginan ngopi di tempat tersebut. Colokan Fisrt, Coffee next.

2. Gaya Hidup
Yah sejalan dengan hal di atas, gaya hidup online pada sebagian masyarakat khususnya diperkotaan memaksa setiap brand (tempat nongkron, kongkhow dsb) harus memberikan nilai tambah kepada netizen ini. Nilai sebuah cafee bukan hanya teletak pada kursi empuk, harga ok, layanan prima, beverage dan food yang ok namun juga apakah cafe tersebut bisa menunjang aktivitas netizen seperti tersedianya Wifi dan colokan listrik.

3. Potensial Income
Seperti contoh di atas, apa gara-gara sebuah colokan Anda mau membiarkan market Anda lari ke pesaing, syukur-syukur competitor tidak enak misalnya produknya, kalo ternya pas dan enak didukung oleh nilai tambah lainnya bisa-bisa market Anda tersebut akhirnya menjadi pengkonsumsi produk kompetitor dan menjadi pembawa berita yang kurang menguntungkan brand Anda, yah misalnya simple "jangan ke sana deh, kita ke sana ajah yang ada colokan listriknya" gawat khan. yah mungkin value brand anda masih bisa menopang hal tersebut, tapi berapa lama? Pasar terus berubah dan pesaing terus tumbuh dan berinovasi untuk sewatktu-waktu menerkam brand Anda.

4. Competitor Does
Yah bukan hanya competitor, bahkan latent competitor Andapuna mungkin sudah menjadikan ini sebuah hal yang pasti disedikan di tempatnya, di sebuah tempat makan yang unik, Pasar Tong-Tong di Ciwalk jangankan colokan, mereka malah menyediakan charger dengan berbagai macam tipe black berry dan HP lainnya plus savety box yang dapat dikunci dan kita bawa kuncinya agar Bb kita aman, all free tanpa dipundut biaya. Ada juga sih tempat yang agak aneh, kalo mau charger harus bayar 3000 atau  5000 ribu gitu, haha, yah mendinglah kalo memang kebeneran lagi butuh banget it;s ok lah.

Wah dari sebuah kekesalan menjadi sebuah tulisan rupanya haha, yah dipikir-pikir saya juga harus berterimakasih dengan tempat pertama yang saya kunjungi tadi, setidaknya saya jadi tahu ternyata Bengawan Solo Coffee enak juga dan saya bisa menghasilalkan tulisan gara-gara masalah colokan hehe.

image source: myscousins.blogspot.com. http://goorme.com/dish/the-utimate

3 comments:

Anonymous said...

Betul sekali, sometimes context bisa mempengaruhi keputusan pembelian sebuah produk.

Tapi jangan lupa bahwa content sudah harus bagus.

siska said...

infonya bagus,,
dan sangat menarik..

NONTON FILM ONLINE said...

trimaksih buat infonya,,
semoga bermanfaat gan,,