Mar 24, 2011

Diesel Brand & Be Stupid

Saya senang sekali memperhatikan online campaign yang sedang dilakukan oleh brand-brand terkenal di luar negeri. Kebanyakan dari brand-brand luar ini mempunyai sebuah tagline, jargon atau statement  yang diciptakan untuk memperkuat positioningnya. Tidak sengaja saya melihat ada hal yang sangat menarik, provokatif dan juga sedikit kontoversial dari sebuah campaign (kampanye) dari sebuah fashion brand yaitu Diesel.

Kalimat-kalimat yang muncul pada video atau poster Diesel, mengungkapkan hal-hal yang merupakan sebuah perayaan atas nama kebodohan. Lucu, agak konyol sekaligus membuka pikiran kita untuk memandang berbagai hal dengan cara yang lain. Kalimat-kalimat itu muncul dengan lugas, contohnya: Smart sees what there is. Stupid sees what there could be.  Ada juga kalimat: Smart Critiques. Stupid creates.  Stupid might fail. Smart doesn’t event try. Selain itu, Smart had one good idea, and the idea was stupid. Wah..cukup tajam juga ya kalimat-kalimatnya..

Diesel baik secara online maupun offline menciptakan sebuah kampanye dengan meletakan sebuah filosofi yang cukup provokatif. Be Supid. Jadilah bodoh. Bagi saya, hal ini sangat brilian karena banyak sekali hal dalam hidup banyak orang yang seolah ‘memaksa’ mereka utuk menjadi smart atau pintar. Tapi Diesel mengungkapkannya dengan cara yang berbeda.

Sedikit cerita tentan Diesel, awal mulanya merupakan  sebuah perusahaan pakaian  yang berasal dari Itali, didirikan oleh Renzo Rosso pada tahun 1978. Kini telah menjadi sebuah brand yang disegani dengan pengalaman-pengalaman mereka menggarap dan mengeksplorasi pendekatan-pendekatan marketing yang berbeda, seperti dengan menggunakan music contest, festival film, video game bahkan acara amal untuk AIDS.

Kampanye ini buat saya memberi inspirasi bagi siapa saja yang melihat dan memperhatikannya untuk lebih berani dalam mengambil resiko, untuk bertindak melampaui apa yang disebut “smart” dan dengan “kegilaan”.

Ngomong ngasal sedikit yuk, sebetulnya bagaimana sih sebuah brand bisa menciptakan sebuah kampanye pemasaran yang menerik seperti Diesel (yah tentu konteksnya menarik, kalo soal hasil belakangan deh, belom ada datanya)?

1. Tentukan apa yang akan di-diferensiasi.
Apakah diferensiasi diterapkan pada konten, konteks atau infrastruktur, atau integrasi di antara ketiga hal tersebut. Pada kasus Diesel, Diesel melakukan diferensiasi pada konteks, dengan kata lain Diesel menawarkan value-nya pada cara mereka yang berbeda.

2. Unik.
Keunikan adalah hal yang dihargai bagi pelanggan produk fashion seperti Diesel. Konsumen ingin hal yang berbeda dan menunjukkan identitasnya dalam hal berpakaian lalu Diesel pu n menawarkan hal unik tersebut dalam bentuk sebuah hal yang intangible, yaitu: filosofi.

3. Orisinil.
Orisinalitas ide merupakan hal penting dalam sebuah kampanye brand. Hal ini penting agar tidak dianggap sekedar  “ikut-ikutan”. Ide yang orisinil juga membuka mata dan pikiran konsumen sehingga mereka akan selalu ingat brand dan pesan yang ingin disampaikan oleh kegiatan kampanye brand.

4. Konsisten.
Kampanye brand dengan konsisten dilakukan baik melalui jalur offline maupun online. Diesel konsisten dengan statement: Be Stupid pada usaha-usaha marketing yang mereka lakukan namun tetap fleksibel tanpa melupakan inti dari kampanye brand yang mereka lakukan.

Suka atau tidak suka dengan kampanye ini.. Diesel telah menyatakan bahwa mereka berbeda. Tapi untuk berbagai tanggapan atas kampanyenya ini Diesel telah mempersiapkan jawabannya: Smart says No. Stupid says Yes. Provocative! (P)

sumber gambar: http://www.ep-webeditors.eu

No comments: