Jul 3, 2012

Si Burung Pemarah


Beberapa hari yg lalu saya sempat mengunjungi sebuah mall besar di Jakarta, seperti biasanya di bagian atrium utama sebuah mall biasanya ada sebuah panggung atau pun acara utama yang cukup besar. Sebelum sampai di atrium utama, di bagian pintu masuk mall kita sudah disambut dengan sebuah props (properti dari kayu dengan gambar besar) dan stiker besar yang menempel di kaca pintu masuknya, begitu masuk ke baian dalam mall kita juga disambut dengan banyak props berukuran besar yg mengawal kita sampai dengan atrium utama.

Sampai di Atrium Utama, bagi pecinta si “burung pemarah” angry bird pasti akan terkejut sekaligus exited, krn di atrium utama tersebut sudah berdiri sebuah area permainan balok yg disusun dan si babi hijau, lengkap dengan ketapel raksasa seperti permainan yg bs kita temuai di game ipad maupun androidnya. Mirip seperti permainan riil yg pernah dilakukan di kota Barcelona, Spanyol, 11 Mei 2011, permainan ini kemungkinan juga mengadopsi  konsep serupa, seperti video di bawah ini: 



Nah ngomong-ngomong Si Burung pemarah ini khan sebetulnya sudah cukup lama yah muncul dan dimainkan oleh banyak orang termasuk di Indonesia tentunya, tapi mengapa Angrybird tetep “repot-repot” mengadakan activation  di Mall tersebut yah (atau mau memberikan izin brandnya digunakan pada activation tersebut? Coba kita diskusi ringan yah (monggo kalo mau menambahkan pendapatnya nanti).

1. Experience
Buat saya ini hal paling utama yang mungkin ingin dicapai oleh Angry Bird dengan mengadakan/ mengizinkan activation di Mall tersebut. Brand kita mungkin dikenal oleh banyak orang, dimainkan oleh banyak orang namun ada segmen market yang juga masih perlu di garap dan dibangun experiencenya agar mereka bisa lebih dekat dengan brand kita tentunya.

Activation dalam pendekatan pemasaran memang dapat lebih mendekatkan brand dan konsumen serta target marketnya daripada pendekatan lain seperti prind ad ataupun beriklan di media on air. Activation juga bisa membangun experience terhadap sebuah brand karena memberikan kesempatan kepada konsumen dan target marketnya untuk “involve” dengan brand.

2. Engage
Siapa yang dulunya sering main Angry Bird terus sekarang sudah agak jarang memainkannya? Yak saya salah satu yang akan mengacungkan jari hehe. Activation yang dilakukan oleh Angry Bird ini menurut saya sangat bagus untuk membangun kembali “keakrapan” dengan brand tersebut dengan usernya selama ini.

Membina hubungan merupakan pekerjaan brand yang sangat penting karena dengan hubungan yang selalu terbinalah konsumen pada akhirnya akan “menggunakan kembali” atau “membeli kembali” dan bahkan mau merekomendasikan brand tersebut kepada orang lain. Nah contohnya tulisan ini, activation yang dilakukan waktu itu membuat saya menulis mengenai Angry Bird dan kembali mencoba permainan yang sudah sempat saya tinggal beberapa waktu lalu karena kesibukan.

3. Selling & Awareness
Sebuah kegiatan secanggih apapun ujungnya punya maksud ke selling, dalam kontek Angry Bird mungkin selling bisa diartikan sebagai memainkan gamesnya, dengan yang memainkan games banyak tentunya potensi meraup keuntungan dari bentuk monetize lainnya menjadi lebih besar. Kebutuhan akan “player” untuk sebuah games tentu menjadi prasyarat mutlak kesuksesan games tersebut dalam menciptakan sumber pemasukan bagi developernya (buset dah berat bener bahasannya) hehe.

Nah sekali selling yang juga mungkin ingin dicapai dari activation ini adalah awareness brand (tapi mosok sih ada yang ga tau hehe) tapi yang mungkin saja, tidak semua yang online dan menggunakan ponsel pintar sudah memainkan game Angry Bird, atau bahkan mendengarnya saja blom pernah mungkin (kembali, MOSOK sih) haha. Yah begitulah, tidak bisa kita menggunakan asumsi base on diri kita toh.

Nah itu sedikit cerita “versi” saya pas lagi iseng ke sebuah Mall dan melihat activation dari Angry Bird, ceritamu? (loh kok jadi kayak iklan Indomie yah) hehe. Semoga bermanfaat.

No comments: