Uwo Uwo
Lagu Bokap di Jaman Modern
Lagu Bokap di Jaman Modern
Mungkin dalam tahun ini, iklan Telkom (Lokal) inilah yang membuat saya tersenyum dan geleng-geleng kepala, bagaimana tidak lagu yang dijadikan backsound iklan tersebut bener-bener JADUL dan lagunya bapak gua banget, belom lagi tampilan bintang iklan yang bener-bener dah, gaya noykap gua abis pas masih mudah. Sewaktu kecil dulu ayah saya suka sekali dengan lagu ini, sampai-sampai jika diminta menyanyikannya sekarang saya masih hafal sebagian besar lirik lagunya, yah iyalah secara bokap gua nyetel tuh setiap hari lagi pas gua masih belom sekolah.
Ok kembali lagi, perkembangan industri telokomunikasi seluler saat ini memang bisa dikatakan sangat luar biasa, dahulu jangankan handphone, pager ajah sudah jadi barang mewah untuk dimiliki, tapi sekarang coba saja liat, mulai dari tungkang angkot sampe penggangguran di penggir jalan hampir sebagian besar memiliki handphone dan hebatnya lagi kadang saya sendiri sampe geleng-geleng kepala melihat tipe handphone yang mereka miliki, secara gitu lebih bagus dari gua yang pebisnis. Belum cukup sampai di situ, saat ini memiliki dua handphone malah seperti menjadi sebuah kewajiban, satu GSM, satu lagi CDMA, jadi tidak aneh jika pertanyaan sahabat kita akan berbunyi kira-kira seperti ini “eh handphone loh bagi dong nomornya...... kalo yang nomor CDMA ada ga?”
Bagi telkom, selain berkah, perkembangan industri seluler ini juga menjadi ancaman tersendiri yang tidak bisa dibiarkan begitu saja menggerogoti pasang pasar personal fixed line mereka, sehingga mereka harus mengeluarkan strategi marketing yang inovatif dan inovasi produk untuk terus mempertahankan. Permasalahaannya kemudian adalah apakah iklan JADUL dan penurunan tarif akan cukup efektif untuk mendongkrak atau setidaknya mempertahankan pangsa pasar mereka?
Ada beberapa faktor yang mungkin akan menjadi kendala yang pada akhirnya strategi diskon harga fixed line ini tidak akan bertahan efektif untuk terus menjadi senjata mempertahankan pangsa pasar Telkom apalagi di daerah dimana GSM dan CDMA bisa didapatkan dengan mudah.
Pertama, Budaya dan kebiasaan.
Penggunaan mobile phone sekarang sudah menjadi budaya dan kebiasaan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya di daerah yang sudah dicapai oleh operator-operator telekomunikasi, handphone dan pulsa bukan lagi barang mahal. Secara gitu Hp second ajah bisa dapet cepek dan pulsa bisa diketeng 5 ribuan coba. Selain itu Coba saja kita bayangkan ingin menelepon ke saudara, tante, teteh dan sebagainyalah katakanlah kira-kira telepon ke HP mereka ato ke rumah mereka? Dulu kita tidak punya alternatif untuk menelepon namun sekarang daripada telepon ke rumah lebih baik telepon ke HP, jelas, cepat dan langsung ke tujuan.
Kedua, Tidak Fleksibel.
Coba kita pikirkan kembali mengapa mobile phone demikian pesat berkembang dalam satu dasawarsa ini? Yah salah satu reason yang paling penting adalah karena mobile phone bisa dibawa kemanapun kita pergi sehingga memudahkan orang untuk saling berkomunikasi sehingga lambat laun siapapun yang berhubungan dengan kita pasti akan secara langsung melakukan panggilan langsung ke handphone kecuali lagi sibuk atau mati handphonenya. Itupun biasanya kontak ke handphone temen, dede, kakek, nenek kita buat nanyain lagi ada di mana, bukan ke telepon rumah. Coba Anda buka phone book Anda, coba lihat berapa nomor yang merupakan telepon rumah? Ha.....ha saya sendiri bahkan tidak pernah menanyakan nomor telepon rumah pacar saya kepadanya, apalagi temen-temen yang lain, lah sudah ada handphone kok, kalo cari orang yah ke handphonenya apalagi kalo Anda tipe orang yang sibuk dan mobile.
Ketiga, Tarif
Coba saja perhatikan fasilitas yang diberikan oleh Telkom Flexy sendiri deh, wong jangankan lokal wong interlokal ajah bisa gratis dalam satu wilayah katakanlah jawa barat, banten dan jakarta, nah kalo sudah begini ngapain lagi pake telepon rumah? No reason, kalo istilah kerennya mungkin apa differensiasinya gua tetap harus pake telpon rumah? Kadanng kalo diperhatikan, ada kontradiktif strategi yang dijalankan oleh Telkom melalu iklan terbarunya ini, mereka cukup gencar beriklan ketika Flexypun sedang gencar beriklan, yah kecuali melakukan kanibalisasi pasar yah.
Keempat. Fasilitas
Ini mungkin merupakan salah satu ganjalan terbesar bagi fixed line yang memiliki keterbatasan dalam melakukan banyak hal. Mobile phone saat ini mempu menyajikan segudang fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh konsumen telekomunikasi seperti SMS, MMS, GPRS, Internet, File Sharing, Photo dan sebagainya, dan semua hal tersebut masih dikombinasikan lagi dengan kelebihan mobile yang dimiliki oleh mobile phone.
Jika bicara jangka pendek program yang sedang dilakukan saat ini berupa diskon waktu percakapan mungkin bisa menjadi alternatif untuk mendorong trafic percakapan sekaligus memperluas pangsa pasar namun jangan berharap ini bisa menjadi solusi jangka panjang yang bisa digunakan oleh Telkom, karena cepat atau lambat saya yakin sekali tarif telekomunikasi akan semakin murah begitupun dengan devicesnya handphone juga akan semakin murah sehingga barier untuk masuk dan menikmati fasilitas mobile phone akan sangat mudah didapatkan, yah kecuali untuk daerah-daerah terpencil tentunya.
Ok lantas adakah solusinya untuk terus mengembangkan pasar dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada? Ada beberapa ide yang mungkin bisa menjadi alternatif.
Pertama. Cross Selling.
Jika bicara secara korporate, Telkom memiliki banyak sekali produk dan layanan yang dijual kepada konsumen, katakanlah Flexy, Speddy,Content dan Aplikasi, Public Phone (Personal), nah dari beberapa produk yang dijual bisa dilakukan cross selling seperti kepemilikan internet + pembukaan line telepon baru, dengan menawarkan speedy Telkom bisa sekaligus memasarkan Fixed linenya. Ada kejadian cukup aneh ketika saya dan teman saya pernah ingin berlangganan Speedy namun ditolak karena tidak memiliki fixed line tanpa si sales tersebut menawarkan sama sekali untuk saya sekalin membuka fixed line baru, loh apa Telkom udah ga butuh pelanggan Fixed line yang baru yah “guman saya” waktu itu, padahal kalo istilah orang tua kita dulu sekali dayung dua tiga pulau terlewati nih.
Kedua. New Usage.
Siapa yang tidak butuh Fax? Nah ini semacam contoh laten demand bagi kebanyakan orang apalagi yang memiliki usaha di rumahanya, kebutuhan akan Fax dan dibundling dengan Internet diperumahan rasanya memiliki pangsa pasar yang cukup lumayan untuk digarap, apalagi Telkom bisa menjual fasilitas ini bersama dengan mesin Faxnya sehingga dari sisi pendapatan akan semakin besar. Namun kendalanya kadang saya sendiri pernah mengalaminya dulu untuk minta nomor telepon baru ke Telkom bukan perkara mudah, lama dan berbiaya cukup mahal sehingga terbangun image yang kurang baik, entalah kalau sekarang.
Ketiga, Inovasi.
Nah in kata yang mudah diucapkan tapi sulit direalisasikan nih, yah seperti halnya inovasi Speedy yang bisa digunakan melalui Fixed Line, mungkin harus dicari inovasi-inovasi baru lagi yang mungkin penggunaan telepon tetap tidak menggembirakan namun secara pemanfaatan jaringan Fixed Line dapat di dimanfaat seperti speedy seperti TV berlangganan, Fixed rate untuk lokal phone, virtual fax, video call, livecamp. My own Tones dan sebagainya.
Jadi, uwo uwo saja tidak akan cukup untuk menghadapi perubahan-perubahan pasar, masih dibutuhkan banyak strategi dan inovasi baru untuk terus survive untuk terus menjadi yang terdepan. tapi apapun hidup Telkom deh, semoga tarif semakin murah.
2 comments:
akhir-akhir ini ketika saya mengamati iklan-iklan yang ada di TV kita. kita juga menemukan iklan dengan eksekusi jadul. seperti herbal essence dan juga roncar. apakah menurut anda hal ini merupakan salah satu strategy bagi pembuat iklan untuk menembus kerumunan iklan lain????
Setuju dengan pendapat Anda, bentuk komunikasi Jadul ini mungkin merupakan terobosan untuk mensiasati banyaknya iklan yang ada saat ini.
Setidaknya kita bisa katakan bahwa iklan Telkom dan Roncar (walaupun kalo iklan ini sepertinya lebih di tekni eksekusi yang murah) sangat tinggi tingkat awarenessnya di masyarakat.
Post a Comment