Jan 8, 2008

If you want to fight, don’t plan to lose but plan how to win

Minggu ini saya sempat melihat sebuah iklan minyak goreng, saya lupa mereknya namun ada yang menarik perhatian saya dalam iklan tersebut yaitu copy iklannya yang mengatakan bahwa minyak yang baik adalah yang rasanya mirip seperti air dan bisa tau enak untuk di minum. Luar biasa bentuk iklan tersebut, meminum minyak goreng? Sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh saya untuk sebuah iklan minyak goreng tentunya, entah bagaimana dengan anda semua, pernah terpikirkan?

Memang sulit bagi pemain baru di kategori minyak goreng ini, karena marketnya sudah di kuasai pemain lama dengan berbagai posistioning yang sudah sangat melekat dibenak konsumen maka dibutuhkan biaya komunikasi yang tidak sedikit untuk mendapat tempat di benak konsumen sehingga mereka mau melakukan pembelian merek perusahaan. Ok lah jika memang perusahaan mempunyai budget yang cukup besar untuk melakukan komunikasi di pasar dengan berbagai media mungkin secara bertahap mereka akan mempu mencuri pangsa pasar yang sudah terlebih dahulu dikuasai oleh pesaing, nah repotnya jika budgetnya tidak besar, bagaimana perusahaan bisa survive menghadapi persaingan apalagi untuk merek baru di mana pasarnya di huni raksasa-raksasa kategori tersebut?

Di tulisan iseng ini saya akan coba mengemukakan beberapa trik sebelum kita memutuskan untuk masuk ke sebuah pasar dan berperang di dalamnya. Tentu hal ini sangat penting bagi para pengusaha untuk setidaknya sedikit dipikirkan sebelum memutuskan untuk tampil di medan perang apalagi bila sudah diketahui bedget yang dimiliki tidak terlampau besar, Yah tentu ini hanya trik singkat tanpa di dasari oleh data dan fakta lapangan secara spesifik, namun secara umum trik ini mungkin bisa dijadikan pertimbangan bagi pemiliki merek dengan budget kecil sebelum masuk ke dalam pasar dan kemudian mati konyol di telan persaingan.

Pertama, jangan pernah masuk pasar tanpa rencana untuk menang. If you want to fight, don’t plan to lose but plan how to win. Kebanyakan merek yang mati dan belum samasekali menikmati sukses disebabkan tidak adanya rencana yang benar dan matang untuk menang. Hal ini tentu berbeda dengan sekedar rencana-rencana yang dibuat lazimnya pengusaha debutan di mana rencana melulu hanya bersifat komunikasi jangka pendek untuk meningkatkan penjualan. Yah memang tidak bisa disalahkan juga karena biasanya planning ini seperti inilah yang dituntut oleh pemilik merek karena mereka biasanya cenderung tidak sabar untuk menikmati hasil dari bisnisnya. Rencana yang saya maksud adalah rencana yang komprehensif meliputi enviroment analysis dan competitive analysis, strategic business concept, branding dan tentu rencana profit bagi perusahaan. Dengan rencana yang strategis dan matang, biaya komunikasi akan bisa diarahkan dengan efektif dan sesuai dengan objective yang ingin dituju selain tentunya ini menjadi semacam kompas untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan dalam menghadapi persaingan.

Selain itu, rencana yang dibuat juga harus didukung oleh rencana back up yang memperhitungkan pergerakan bisnis yang ada (pernah saya bahas di dalam artikel meramal masa depan), you don’t have a plan if you don’t have a back up plan.

Kedua, fokus pada core competency perusahaan. Apa ini? Jika anda memiliki kemampuan dalam membuat jamu jangan arahkan sumber daya perusahaan untuk membuat motor. Mengapa, karena anda tidak akan punya cukup waktu memikirkan inovasi selanjutnya untuk terus membuat produk dan merek anda eksis di pasar dan kemampuan anda untuk menciptkan motor juga tidak akan mampu melebihi perusahaan yang memang meiliki kemampuan dalam menciptakan motor. Fokus pada core competency ini juga akan mendrive perusahaan untuk bisa menciptakan produk yang unik yang berbeda dari pesaing dan dibutuhkan oleh konsumen.

Bicara soal unik ini bisa berarti dua hal, pertama produk yang kita ciptakan benar-benar unik sehingga menjadi kategori baru di dalam pasar dan jelas ini merupakan cela yang sangat baik untuk menciptakan pangsa pasar bagi produk perusahaan karena bisa dengan gampang menghindari head to head dengan pemain lama atau istilah lebih kerenannya blue ocean atau kedua produknya sudah biasa dan lazim di pasar namun cara penggunaan atau contentnya diperbaharuhi. Yang kedua akan lebih gampang di tiru oleh pemain-pemain lama yang berada di pasar sehingga perusahaan harus cepat-cepat dan gencar melakukan komunikasi dan merebut posistioning yang memiliki korelasi dengan keunikan tersebut.

Ketiga, creative communication. Nah ini trik yang juga sangat penting untuk mensiasati budget yang kecil namun ingin sukses di pasar. Carilah keunggulan utama yang dimiliki oleh produk atau merek kita dan kemudian sampaikan dengan bahasa atau cara yang kreatif. Proses pencarian ini memang bukan hal yang mudah dilakukan namun sederhannya kita coba ambil contoh minyak di atas, semua minyak sudah bicara masalah kesehatan, gunakan akal sehatlah, omega 9 dan omega 8, rendah kolesterol, lewat penyaringan 3 kali dan bla bla bla. Jika komunikasi merek kita juga menyerempet komunikasi yang sudah pernah dilakukan katakanlah rendah kolesterol maka bisa dipastikan komunikasi tersebut tidak akan efektif tanpa dukungan dana yang kuat, jikapun dana kuat belum tentu bisa diterima oleh target market kita karena kata-kata kolesterol sudah dimiliki merek lain yang sudah eksis terlebih dahulu di pasar. Nah maka ciptakanlah bahasa iklan yang unik yang digali dari keunggulan dan keunikan produk kita. Maka keluarlah “jika diminum rasanya seperti air”. Unik, nendang dan berbeda, maka mungkin ada harapan konsumen akan mencoba. Tentu hanya contoh, karena saya juga tidak tahu apa benar keunikan minya tersebut rasanya seperti air.

Sulitkah? Yah jika kita tidak mengerti beberapa hal yang saya sebutkan di atas, namun anda semua tinggal pilih mau mati konyol di pasar atau bersusah-susah terlebih dahulu dan untung kemudian? Singkatnya saya berharap tulisan singkat ini mungkin bisa sedikit membantu bagi calon pebisnis-pebisnis baru atau calon-calon merek baru yang akan masuk ke medan pertempuran. Salam.

No comments: