Beberapa hari yang lalu, sebagai “orang lapangan” di sebuah perusahaan branding saya menghadapi “tantangan”. Dimana ada banyak sekali detail pekerjaan eksekusi maupun brief, dan sebagai “orang lapangan’” pula saya menghadapi kendala berhubungan dengan SDM perusahaan yang saya tangani. Tapi sejalan dengan waktu, berbekal dengan kemauan dan semangat untuk terus fokus pada solusi, pada akhirnya “all problem solve”. Disamping itu, ketika saya mencoba mendefinisikan lagi apa sebetulnya pangkal permasalahannya, akhirnya saya teringat pada Prinsip ke 2 dalam buku “The Starbucks Experience”, yaitu: Semuanya penting.
Dalam bukunya “The Starbucks Experience”, Joseph A. Michelli, tanpa bermaksud untuk promosi Starbucks, bercerita bahwa ternyata mayoritas pengusaha atau pemegang keputusan seringkali mengabaikan detail – detail kecil yang dianggap tidak penting. Padahal “Detail mempengaruhi emosional (“perasaan bawah sadar”) yang dimiliki orang lain terhadap anda.” Dalam “kasus” yang saya alami, mungkin hal ini tidak atau belum berhubungan langsung dengan konsumen, tapi bukankah internal sebuah perusahaan adalah konsumen yang utama harus dipuaskan?
Kalau boleh saya mengutip lagi: “Komitmen terhadap detail adalah hal yang sangat penting dalam sebuah bisnis”.(halaman 63). Ada sebuah contoh menarik lagi yang saya temukan, suatu saat ketika saya sedang berada di sebuah mall di Bandung, saya melihat ada sebuah tenant yang sedang melakukan aktivitas “ blocking media”. Secara keseluruhan mungkin aktivitas tersebut akan sangat berdampak sangat besar, jika saja si pemilik counter memperhatikan detail. Sayangnya, dari semua blocking yang ia lakukan, pemilik brand tersebut tidak sadar, bahwa di semua media serba pink dan menyolok yang ia gantung di seluruh mall tersebut, ia tidak mencantumkan kategori usahanya dan lokasi dimana counter nya berada. Karena seperti kita semua tahu, dalam sebuah mall, terdapat banyak sekali penawaran, informasi, dan promo yang kita lihat, tentu saja usaha si pemilik counter untuk menblok media sebanyak itu dengan harapan promosi yang ia buat akan mendatangkan banyak calon konsumen untuk datang atau sekedar berkunjung ke counter nya. Tapi dengan tidak lengkapnya informasi yang di dapat oleh calon konsumen, akan berdampak pada kurang efektifnya promo dan komunikasi yang dilakukan. Nah, apakah anda termasuk orang yang memperhatikan detail? Atau bagi anda detail adalah buang-buang waktu?? Yah, semuanya terserah anda. Saya hanya mencoba memberikan wacana dan merangkai “sepenggal pengalaman hidup” yang semoga bisa menjadi inspirasi bagi orang yang membacanya.
Dalam bukunya “The Starbucks Experience”, Joseph A. Michelli, tanpa bermaksud untuk promosi Starbucks, bercerita bahwa ternyata mayoritas pengusaha atau pemegang keputusan seringkali mengabaikan detail – detail kecil yang dianggap tidak penting. Padahal “Detail mempengaruhi emosional (“perasaan bawah sadar”) yang dimiliki orang lain terhadap anda.” Dalam “kasus” yang saya alami, mungkin hal ini tidak atau belum berhubungan langsung dengan konsumen, tapi bukankah internal sebuah perusahaan adalah konsumen yang utama harus dipuaskan?
Kalau boleh saya mengutip lagi: “Komitmen terhadap detail adalah hal yang sangat penting dalam sebuah bisnis”.(halaman 63). Ada sebuah contoh menarik lagi yang saya temukan, suatu saat ketika saya sedang berada di sebuah mall di Bandung, saya melihat ada sebuah tenant yang sedang melakukan aktivitas “ blocking media”. Secara keseluruhan mungkin aktivitas tersebut akan sangat berdampak sangat besar, jika saja si pemilik counter memperhatikan detail. Sayangnya, dari semua blocking yang ia lakukan, pemilik brand tersebut tidak sadar, bahwa di semua media serba pink dan menyolok yang ia gantung di seluruh mall tersebut, ia tidak mencantumkan kategori usahanya dan lokasi dimana counter nya berada. Karena seperti kita semua tahu, dalam sebuah mall, terdapat banyak sekali penawaran, informasi, dan promo yang kita lihat, tentu saja usaha si pemilik counter untuk menblok media sebanyak itu dengan harapan promosi yang ia buat akan mendatangkan banyak calon konsumen untuk datang atau sekedar berkunjung ke counter nya. Tapi dengan tidak lengkapnya informasi yang di dapat oleh calon konsumen, akan berdampak pada kurang efektifnya promo dan komunikasi yang dilakukan. Nah, apakah anda termasuk orang yang memperhatikan detail? Atau bagi anda detail adalah buang-buang waktu?? Yah, semuanya terserah anda. Saya hanya mencoba memberikan wacana dan merangkai “sepenggal pengalaman hidup” yang semoga bisa menjadi inspirasi bagi orang yang membacanya.
No comments:
Post a Comment