Feb 14, 2014

Perubahan vs Comfort Zone

Perubahan, sebuah kalimat yang menjadi mantra penting dalam bisnis apapun, bahkan dalam banyak kesempatan selalu didengungkan "Jika Anda tidak berubah maka Anda akan mati". Artikel kali ini biarpun saya tidak terlalu suka menulisnya karena sepertinya jadi serius sekali hehe, saya coba sharing bagaimana saya mengikuti sebuah proses perubahan yang baru dilakukan 1 tahun lebih ke belakang.

Ceritanya begini (seperti dongeng ajah), melihat kompetisi yang semakin sengit dari lokal maupun international company serta perubahan behavior konsumen dalam melakukan konsumsi media, sang owner mulai memikirkan untuk melakukan perubahan yang sangat mendasar pada strategi bisnisnya, istilah yang digunakan adalah "ini kita kapal Titanic, bukan mau berganti arah secara slow namun langsung berbelok 90 derajat" Yah bayangkan kapal sebesar Titanic melakukan manuver yang sangat berbahaya ditengah lautan luas seperti itu.

Yah pilihan melakukan perubahan strategi ini merupakan pilihan yang sangat tepat menurut saya, memang seharusnya sudah 1-2 tahun sebelumnya pernah saya sounding bahwa pasar akan bergerak berbeda 5-10 tahun kemudian, jika saat ini perusahaan tidak melakukannya maka tinggal tunggu waktu perusahaan lain yang akan melakukannya dan memang sudah tapi untungnya masih terbatas pada kompetitor luar negeri yang secara regulasi bersifat ilegal.

Nah ada beberapa point penting sejauh yang saya lihat berkenaan dengan perubahan strategi yang dijalankan ini, coba yah saya share beberapa hal yang memang secara internal terjadi yang mungkin kelak bisa bermanfaat ketika kita melakukan perubahan di dalam perusahaan

1. Penolakan internal
Pesimis dan skeptis, yah inilah yang terjadi di awal-awal ketika perubahan digulirkan oleh perusahaan, "ngapain berubah, dengan begini ajah kita udah sukses kok", "Masih lamalah apa yang dikatakan bos tersebut, metode sekarang sudah yang terbaik" dan berbagai komentar yang intinya mempertanyakan mengapa kita harus berubah padahal kita no.1.

Mengapa terjadi penolakan? Dalam beberapa case yang pernah saya ikuti faktor utama menurut saya adalah Comport Zone, sudah nyaman dengan apa yang ada saat ini, tidak salah sih apalagi jika kita berbicara menurut perspektif karyawan "wong sudah sukses kok malah aneh2 ajah mau berubah". lantas bagaimana mensiasati agar penolakan ini secara berlahan bisa dielimir dan menjadi dukungan?

  • Sosialisasi secara kontinue: adalah penting untuk melakukan safari perubahan khususnya bilah memang perusahaan sudah sekala nasional dan memiliki banyak cabang dengan banyak kepentingan. Managemen perlu duduk bersama untuk menjelaskan alasan perusahaan harus berubah dan bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi proses jalannya perusahaan sejak digulirkannya perubahan tersebut.
  • Data dan Fakta: Paparkan data dan fakta yang ada dan forecast ke depannya sehingga pemikiran dari internal bisa dibuka dan bisa memahami mengapa perusahaan harus berubah, jika perlu datangkan ahli yang memang punya kapabilitas untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana kelak pasar dan kondisi market yang akan dihadapi
  • Paksakan dengan apapun resiko: uah pada akhirnya tidak semua atau belom tentu semua akan mendukung, jika sudah begitu karena memang kita owner yah jalankan saja, anggap saja perspektif kita tentang masa depan memang berbeda dan karena ini perusahaan gua yah semua ikut yang menurut gua terbaik, at any risk tentunya.

Selain itu penolakan juga biasa terjadi karena perubahan seringkali menuntut budaya kerja baru yang mungkin sekali tidak membuat orang lama merasa nyaman karena harus kembali menyesuaikan diri dengan budaya baru yang terbentuk serta kembali belajar sesuatu yang tidak biasa dilakukan pada budaya kerja yang lama di dalam perusahaan

2. Peningkatan biaya
Perubahan kadang membuat terjadinya peningkatan biaya pada suatu waktu walaupun jika kelak berhasil rasanya penurunan biaya mungkin malah akan terjadi dengan cukup signifikan. Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk mulai membangun sebuah unit baru untuk menggarap market baru tentu akan timbul cost siginifikan baik dari sisi SDM maupun aktivitas yang dilakukan karena saat bersamaan belum tentu kita berani memutus cash cow perusahaan yang sudah berjalan seperti biasanya.

3. Perubahan sistem internal
Ini sudah pasti terjadi, hampir setiap perubahan dalam skala besar akan membuat terjadinya perubahan yang signifikan dalam sistem internal, satu sistem kelak akan menggantikan sistem yang sudah ada, tentu bukan tanpa resiko melakukan ini namun itulah tantangan perubahan RESIKO, dan setiap brand pemenang adalah brand yang berani berjalan berdampingan dengan resiko atau bahkan menghadapi resiko tersebut.

4. Penurunan omset bisnis
Yah dibeberapa case yang pernah saya alami sendiri, perubahan kadang membuat omset bisnis turun dan bahkan bisa dikatakan cukup signifikan, faktor tentu banyak misalnya terjadi eksodus internal yang resign karena tidak suka dengan kebijakan perubahan yang terjadi. As long as hal ini sudah menjadi pertimbangan managemen dan memang sudah di hitung probabilitasnya yah Go On, kembali lagi berubah adalah soal mengambil resiko untuk lebih baik dalam persaingan.

Nah lantas apa manfaat dari perubahan itu sendiri? Secara garis besar saya lihat ada 2 hal utama mengapa perubahan itu sangat penting bagi setiap bisnis

A. Garansi masa depan
Yah perubahan memberikan garansi masa depan dan kepemimpinan pasar yang lebih baik dari saat ini (yah tentu kalo berhasil). Pasar bersifat sangat dinamis dan setiap perusahaan dituntut juga dinamin dengan melakukan berbagai perubahan untuk bisa terus relevan dengan pasar.

B. Kepemimpinan pasar
Perubahan yang diambil saat ini ketika kompetitor bahkan belom berpikir ke sana menjanjikan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan yaitu MAKKET LEADER. Lihatlah kisa kodak sang pemimpin yang akhirnya berakhir dengan tragis karena tidak cepat melihat dan menjadikan perubahan sebagai sebuah keputusan strategic.

Wih jadi serius amat nulisnya, saya janji tidak akan mengulangin gaya nulis terlalu serius ini lagi deh hehe (bencada), semoga bermanfaat, biarpun ringan semoga memberi sedikit cubitan atao nyangkut2 dikitlah setidaknya. Sala Creative Sales

Creasionbrand I Creative Sales & Brand Partner

Rekomendasi Buat di Baca

Jangkrik Rambo
8 Tips Melakukan Konversi (Jualan) di Website
5 Tips Copywriting yang Pasti di Baca
Calon Gubernur Gaul
Buy-ology, Eyang Subur dan Ritual Marketing

No comments: