"bro titip bolu Meranti or Bika Ambon yah nanti pas pulang dari medan". Sering tidak mendengar kalimat seperti ini ketika Anda sedang pergi atau berkunjung ke sebuah daerah di Indonesia, di mana teman, keluarga atau rekan kerja kita nitip makanan khas daerah tempat kita berkunjung tersebut? Pasti.
Nah ketika mengadakan seminar Creative Sales di Ibis Jakarta saya pernah ditanya soal makanan khas ini, begini kira-kira pertanyaannya "Pak di tempat saya, ada 1 brand yang iklan terus bahwa kalo ke daerah tersebut makanan khasnya adalah brand tersebut, pasang billboard segala, tapi kenapa yah yang ramai di beli orang yah yang sudah lama dikenal di daerah tersebut bukan brand baru itu padahal udah gencar iklan?". *Hari gini jualan masih percaya ajah iklan yang menentukan sukses atau tidak sebuah brand* hehe.
Nah ini menarik sekali tentunya, sebagai konsumenpun klo ada teman yang pergi sayapun melakukan hal yang sama, tapi pertanyaannya berapa berapa banyak brand yang Anda ingat ketika datang sebuah daerah dan ingin membeli oleh-oleh khas daerah tersebut? Hanya 2-3 mungkin yah hehe, itu juga ingatnya kadang katagori produknya ajah, brandnya sometimes ga tau, mau di test? Kalo ke semarang khan biasanya suka nitip lumpia yah? Coba apa nama brand tempat jualan lumpiahnya?
Nah dari sisi Brand untuk menjadi makanan khas daerah tersebut/ oleh-oleh yang ada di benak konsumen jelas bukan perkara mudah, biasanya WOM yang ada bener-bener kuat sehingga kegiatan branding massive sekalipun belum tentu bisa membuat brand yang baru muncul menjadi pilihan ketika konsumen ingin membeli makanan khas tersebut. So pertanyaan, jika kita ingin membuat makanan kita menjadi makanan khas yang dikenal dan dibeli oleh turis lokal bagaimana caranya? Yah ini tentu hanya ide gila setelah baca-baca beberapa sejarah Bolu Meranti dan Amanda (sudah tidak khas lagi sih kalo Amanda) tapi mungkin ajah bisa memberi sedikit inspirasi, klo enggakpun cuekin ajah, ga usah di baca lagi hehe. Siap?
1. Bagikan FREE ke Ibu-Ibu
Nah loh kok dibagikan free? Coba saya tanya apa salah satu hal yang paling penting dalam bisnis makanan bagi konsumen? NYICIP dan ENAK. Sederhananya kalo produk Anda ingin dibeli buatlah konsumen Anda mencoba terlebih dahulu, kalo sudah ENAK dengan sendirinya mereka akan membeli lagi dan juga merekomendasikan makanan Anda.
Bagi-bagi free ini juga salah satu sarana untuk melakukan riset konsumen, apakah kemudian misalnya mereka menelepon kembali dan bertanya di mana membeli produk tersebut atau yang canggihan dikit apakah kemudian ada berseliweran pembicaraan mengenai produk Anda di social media dsb.
Satu lagi kenapa ibu-ibu? Memang siapa paling banyak beli oleh-oleh? Siapa yang paling suka ngomong dan merekomendasikan sesuatu apalagi soal makanan? yah salah satunya pasti ibu-ibu, betul ga? Nah jadi daripada buang-buang duit pasang billboard, umbul2 dan spanduk dan ngomong "Satu lagi makanan khas bandung" misalnya mending bagiin ajah ke turis lokal biar mereka cicip plus masukin brosur mengenai produk Anda, keunikannya, cara dan tempat pesannya serta embel2 "hanya di jual di Bandung, tidak buka cabang di mana2", lebih top cer pasti, percaya ga? Enggak juga ga apa2 sih, saya juga pake feeling soalnya hehe, kalo jualan makanan sih sudah terbukti, kalo makanan khas blom pernah soalnya.
2. Packaging yg Mencolok
Nah ceritanya nyambug, pas bagi2 gratis pastikan secara packaging mencolok dan kena banget di mata, jadi katakanlah tiap minggu Anda bagikan 3000 package gratis dan package tersebut dibawa-bawa sama yang dapat free tersebut, wah berapa banyak yang akan lihat? belom lagi sampai di rumah dilihat juga oleh keluarga, tetangga dan saudara, plus enak pula produknya, pasti akan muncul pertanyaan "Wah makanan apa ini, enak banget?" Jawabannya kira-kira apa? "Iya tuh makanan khas bandung katanya, baru tau". Dapet deh brand awareness nya, ga mungkin sebentar waktunya tapi setidaknya punya impact dari pada iklan billboard.
3. Poin pembelian yg jual mahal
Penasaran ga kalo sebuah produk susah banget di dapat sementara kita udah sering denger brand tersebut? Tahu Warung Bu lela di bandung, ampun deh mau menuju ke sananya, jalan berliku-liku dan kalo Anda bukan orang bandung di jamin akan bingung mencapai lokasi tersebut, tapi ketika sudah sampai RAMAI boo.
Kesalahan banyak penjual makanan khas adalah mencoba membuat makanannya mudah didapatkan di semua point bahkan berjualan menggunakan booth padahal menurut pendapat saya hal ini malah mengurangi keunikan dan ke khasan yang dijual, tidak masalah lokasi sulit karena begilah sesuatu yang khas, butuh perjuangan untuk mendapatkannya.
Ketika sedang booming Amanda, Anda tahu harus pergi kemana untuk membelinya? Jauh sampe daerah margahayu kalo ga salah (tepatnya saya lupa) tapi yang antri? jangan tanya deh, pake di jatah pula belinya saat itu. So, bukan berarti membuat sulit, tapi buatlah konsumen penasaran pada awalnya, kalo nanti sudah tenar baru buat poin sales yang mudah ditemukan.
4. Buat cerita Inspiratif
Cerita adalah cara yang ampuh membuat konsumen berbondong-bondong mendatangi toko dan membeli produk kita, karena itu membuat cerita mengenai produk kita adalah hal yang sangat penting. Tapi ini bukan perkara muda, selain ceritanya itu sendiri semua tools harus digunakan khususnya media dan people untuk bisa mem boost cerita ini dan masalahnya lagi media bukan perkara mudah untuk ditaklukan kecuali memang punya sahabat di media tersebut, namun begitu berhasil keluar di media, impactnya akan besar terhadap penjualan produk kita.
5. Buat Keheboan & Komunikasikan
Nah ini juga sangat penting, Anda butuh "Ledakan" di awal untuk membuat produk kita dibicarakan dan dikonsumsi, misal kombinasikan dengan point pertama dan nama yang unik untuk produk anda kemudian buat campaign misalnya "Mobil Plat Selain D Gratis 1000 ribu Bolu Alexis Jika Berkunjung ke Bandung", Nah ini bakal seru jadi omongan, selain Anda bagikan gratis di daerah wisata (FO misalnya) promonya pun akan menjadi viral karena Alexis khan cukup terkenal di jakarta hehe dan juga 1000 ribu bolu nampak sangat luar biasa (padahal Anda atur ajah misalnya setiap minggu 100 bolu, yang keluar selama 10 minggu).
Ah ini cuma artikel iseng ajah karena bosan di bandara, mungkin ada benarnya mungkin juga hanya celoteh ga karu karuan, semoga ajah ada sedikit manfaat. Salam Creative Sales.
Creasionbrand I Creative Sales & Brand Partner
Rekomendasi Buat di Baca
Jangkrik Rambo
8 Tips Melakukan Konversi (Jualan) di Website
5 Tips Copywriting yang Pasti di Baca
Calon Gubernur Gaul
Buy-ology, Eyang Subur dan Ritual Marketing
No comments:
Post a Comment