Disadari atau tidak banyak hal yang dulunya bukan kebutuhan sekarang sudah menjadi kebutuhan. Pada saat jadi mahasiswa, saya tidak pernah sadar bahwa pada saat kita sudah memiliki atau tinggal di rumah (bukan kos lagi) kita pasti membutuhkan sebuah mesin yang seperti nya wajib dimiliki, mesin cuci. Perjalanan saya mencari mesin cuci di rumah pun dimulai. Dari hanya sekedar bertanya-tanya ke temen-temen yang pernah punya mesin cuci sampe browsing di internet, merek maupun jenis mesin cuci yang bagus dan di rekomendasikan.
Searching-seraching dan tanya-tanya akhirnya saya dan Mama saya akhirnya berniat untuk membeli mesin cuci Merek A. Tapi ternyata teori-teori yang mengatakan bahwa apapun niat beli konsumen, sebenarnya bisa saja “dibelokkan” oleh tenaga penjual dan "faktor x" di lokasi, hahahaha.... and it REALLY WORKS!! Sebetulnya secara Top Of Mind sudah tidak diragukan lagi, di benak saya bahkan sebelum sampai di tokonya “pasti akan membeli Merek A loh” Tapi apa yang kemudian terjadi ….
Percaya atau tidak, pengetahuan tentang mesin cuci yang sudah saya miliki dari hasil searcing dan tanya-tanya teman itu sebenarnya dengan mudah nya dibelokkan oleh tenaga penjual yang handal serta faktor X, dan tidak butuh pendekatan yang rumit ternyata untuk membelokkan preferensi saya dan Mama saya, hahahahah.... padahal sebenarnya saya dan Mama bukan orang yang mudah untuk dibelokkan keinginannya, tapi dengan beberapa point sederhana berikut ini, si sales person bisa membuat preferensi konsumen berubah:
Coba yuk kita lihat 3 hal yang akhirnya membelokan preferensi pembelian saya ketika sudah sampai di toko walaupun sebelumnya tidak ada preferensi untuk membeli brand LG:
1. Pengaruh Sales Counter
Sampai di toko sebetulnya saya sudah tahu apa yang akan di beli, tapi kemudian di Toko tersebut munculah Sales Counter yang menemani saya dan mama saya untuk melihat-lihat dan layaknya konsumen tentu saja akan muncul pertanyaan, “mas mesin cuci yang bagus apa yah?" Kemudian, sang karyawan dengan cekatan bercerita panjang lebar mengenai teknologi baru yang dimiliki oleh mesin cuci LG, dengan teknologi 6 motion, yaitu teknologi 6 teknik mencuci yang dibutuhkan, jadi bukan hanya dengan 1 gerakan memutar saja. Dan juga dengan teknologi motor tanpa menggunakan fanbelt, jika sebagian besar mesin cuci menggunakan fanbelt maka LG ini tidak menggunakan fanbelt.
Jadilah akhirnya saya berpikir, apa iya ya selama ini jangan-jangan banyak mesin yang rusak karena fanbelt nya haus, maka harus diganti. Mungkin teknologi ini yang menjadi jawabannya. Yang juga aneh kenapa nih karyawan semangat bener ngejelasin Brand yang LG bahkan cenderung merekomendasi brand tersebut untuk di beli, mungkin tebakan saya ada benefit khusus semacam Bonus penjualan yg bisa dia dapat atau memang toko tersebut mendapatkan benefit lebih banyak seperti margin penjualan jika menjual LG padahal ada beberapa brand lain juga yang dijual di toko tersebut.
2. Ada demo makanya makin penge beli
Yang keren nya lagi LG bukan hanya menyediakan product knowledge yang mumpuni ke Sales Counter tersebut, tapi LG juga menyediakan alat simulai mesin cuci mini, yang satu menggunakan teknologi yang digunakan LG dan yang satu nya menggunakan teknologi motor yang digerakkan dengan fanbelt. Jadilah saya dan Mama saya “menonton” simulasi kecil itu. Disini kita bisa merasakan bahkan teknologi sekecil apapun harus mudah dipahami oleh konsumen, persingkat dan persimpel jarak dan informasi yang disajikan untuk konsumen agar mudah dipahami.
Demo ini menjadi point penting sebetulnya bagi konsumen yang akan membeli di on SPOT karena bisa melihat langsung seperti apa produk yang akan digunakannya, dalam creative sales tactic ini masuk di dalam Promotion Tactic dengan dimensi Demo. Hal ini juga memperlihatkan bahwa iklan saja tidaklah cukup untuk bisa memenangkan customer wallet apalagi jika sudah berada di medang perang karena pesaing mungkin punya amunisi lain (SPG & DEMO) yang bisa membuat produknya dipilih oleh konsumen.
3. Instruksi berbahasa Indoneisa
Nah... point ini nih yang awalnya saya pikir engga penting, eh.. malah seperti nya jadi pertimbangan yang paling besar untuk Mama saya. Hanya karena LG menyediakan stiker (yang bisa ditempel) ke mesin cuci nya dalam bahasa Indonesia, maka Mama saya yang tidak terlalu paham bahasa Inggris jadi yakin membeli mesin cuci ini.
Speak with local language memang bisa menjadi poin penting dalam menjual produk. Pernah denger cerita kalo nawar dagangan di Jawa pake boso jowo akan lebih bisa dapet murah? Nah, inilah point penting pada saat kita memasarkan produk. Ternyata tanya punya tanya ke beberapa teman Mama saya, ada insight menarik yang dibaca oleh LG, dimana pengguna mesin cuci yang paling banyak adalah justru pembantu rumah tangga yang sebagian besar tidak memahami bahasa inggris, jadi dibuatlah instruksi dalam bahasa Indonesia, kenapa? Karena pembantu yang tidak memahami bahasa Inggris pada akhirnya akan mencoba-coba untuk memutar dan memencet tombol2 yang ada, alhasil membuatmesin cepat rusak.
Yah akhirnya mesin cuci LG lah yang dibeli, tentu karena brand LG juga kuat pada dasarnya namun ketika ada 2 brand yang menjadi alternative pilihan untuk di beli, maka yang memberikan “value” terbaiknyalah dari sisi konsumen yang kemudian dipilih oleh konsumen, dan value itu kadang hal yang sangat sederhana “Demo dan Instruksi dalam bahasa Indonesia” hehe, bukan soal harga murah atau lebih mahal dan bahkan soal teknologi cangih atau tidak karena saya dan mama saya ga ngeri soal itu hehe, yah tapi ini khan cerita pribadi, bisa jadi tidak seperti itu juga di kondisi lapangan atau toko yang berbeda. Salam Creative Sales, semoga bermanfaat.
Popular Post:
Private Label, Lampu Kuning Pemilik Brand
The Power of Free Marketing Ala Google
Aku, Mama, Starbucks dan Pisang Sunpride
Starbucks Catering, Ngejer Setoran?
Creasionbrand I Crative Sales Consultant
No comments:
Post a Comment