Pertanyaan ini juga yang dulu sering saya tanyakan ke diri sendiri ketika beberapa tahun lalu masih punya agency design (yang akrhinya saya putuskan untuk ditutup), punya banyak klien tapi malah buntung. Syukurlah saat ini saya sudah punya jawaban untuk sahabat saya tersebut. Saya tanya ke beliau "dari sekian banyak klien tersebut, berapa persen yang punya kontribusi paling besar ke pendapatan perusahaan?" kemudian sahabat saya tersebut menjawab "cuma 3 klien sih, sisanya kecil-kecil", nah kemudian saya lanjutkan pertanyaan saya "tapi bener ga, yang kecil-kecil ini malah bikin habis waktu banyak, bawel, banyak maunya dan bayarannya pun kecil?", kemudian sahabat saya tersebut menjawab "BENER BANGET LO BRO" haha, saya tulis hurup gede biar ekstrim.
Sebetulnya yang mengalami hal seperti ini bukan hanya di industri design grafis seperti milik sahabat saya tersebut, mungkin di beberapa industri lainnya pun mengalami hal serupa di mana pendapatan utama hanya dari beberapa klien namun sumber daya tersedot habis di klien lain yang tidak punya kontribusi besar terhadap perusahaan, yah biasalah banyak sih alasannya mulai dari cari portfolio, melatih SDM dan cari pengalaman, tapi walaupun semua yg diatas bisa dicapai, iya kalo usahanya masih jalan karena ga kuat nanggung bebas operasional.
"Jadi sebaiknya seperti apa bro" Sahabat saya tersebut lanjut bertanya, "Yah PECAT KONSUMENMU atau rekomendasikan ajah ke COMPETITOR mu biar malah dia yang sibuk ngurusin klien tersebut sementara elo jadi bisa lebih focus mencari klien-klien yang punya value besar terhadap perusahaanmu". Ok secara garis besar kita bisa lihat beberapa indikasi klien yang harusnya dipecat hehe
1. Bayar murah minta banyak
Nah ini tipikal banget nih dan jumlahnya banyak, pengennya bayar murah atau 1 harga tapi all he/she can request, emangnya Hanamasa apa dikira kita haha. Contoh bayar retention bulanan Rp. sekian, tapi requestnya bahkan lebih banyak dari perusahaan yang bayar lebih besar ke kamu, udah itu banyak maunya lagi, dalam hal ini apa yg diminta sudah melebih apa yang harusnya disepakati dalam kontrak.
Saran saya, jangan dibiasakan "Nolong" karena kadang malah jadi "Kewajiban" belom lagi kalo ternyata hasil "nolong" tersebut terkena masalah atau salah ketika di publikasikan atau di cetak katakanlah, eh malah nanti Anda yang disuruh tanggung jawab mengganti biasa komunikasi tersebut karena itu hasil "nolong" anda. Tentu bisa disiasati tapi point pentingnya adalah perhatikan nilai yang Anda berikan dengan apa yang Anda dapatkan.
2. Tidak Cingcai
Nah ini juga gejala klien yang harus dipecat, ga cingcau, maunya banyak tapi memberi yang sesuai yang harus diberikan ajah, atau malah sampe minta discount lagi karena satu dan lain hal. Jika punya klien seperti ini dan sepertinya memang sudah HABIT, bukan karena Anda misalnya agency baru, yah mulailah pikirkan untuk dipecat hehe.
3. Kesempatan yang hilang
Ingat ketika kita menghabiskan SDM dan pemikiran untuk 1 klien melebih apa yang sudah seharusnya atau karena "ga enak" ada kesempatan yang hilang di sana, fokus Anda bisa jadi teralih ke klien tersebut dengan meningalkan kesempatan untuk membangun relasi baru ataupun malah mengabaikan klien yang jelas-jelas memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada Anda.
Kok bisa? Yah bisalah, apalagi kalo Anda pemula bisnis (baru buka perusahaan, single fighter) udah pasti pusing ngadepin klien yang banyak maunya dan tidak fair seperti itu, akhirnya malah sibuk ngurusin tuh klien, bisnis hilang dan akhirnya apa?
4. Tidak membangun
Ada juga tipe klien yang tidak banyak membangun/ memberik nilai tambah dari sisi ilmu ataupun skill, hanya meminta anda menjadi "tukang layout misalnya karena contohnya industri design" tapi dengan lot dan dateline sesuka dia, dan kembali lagi Anda layani karena ini buat fortpolio, pengalaman ataupun yang untuk belajar menghadapi klien hehe, ini sih tidak salah, pemikiran saya juga dulu seperti itu, tapi tanyalah lagi sama diri Anda "berapa lama Anda siap menanggung operasional dengan klien seperti itu?"
5. Manfaat Masa Depan
Nah ini jadikan pertimbangan yang sangat masak, boleh kita memberikan "over service" asal Anda sudah berhitung bahwa pada saatnya klien ini akan memberikan manfaat masa depan yang baik buat saya pribadi atau bisnis, sorry yah konteks kita lagi bicara bisnis jadi bicara manfaat adalah hal yang wajar, kalo konteksnya bicara teman/ sahabat yang Anda jangan berpikir seperti itu hehe.
Manfaat manfaat masa depan itu sangat beragam tentunya mulai dari ilmu yang bisa didapat dari klient tersebut, relasi dari rekomendasinnya bahkan hubungan bisnis yang lebih dari sekedar klien dan agency pada akhirnya, tanpa itu semua? Yah Pecat ajah klien Anda, ajak temenan ajah hehe.
Nah masalahnya kadang, klien berlaku seperti itu juga akibat dari apa yang kita tunjukan, indikasikan ataupun cara kita memberikan layana kepada mereka. Contoh nih kamu agency design, eh pas dateng ke kantor klien pake angkot ato motor, nah keliatan kan masih CUPU, baru mulai bisnis dan butuh duit, klo udah begini seandainya saya yang jadi calon kliennyapun jikapun menggunakan Anda akan memaksimalkan potensi Anda haha, lah butuhh portfolio dan duit ini khan.
So apa yang harus dilakukan?
- Posisikan Brand Anda pada posisi di mana Anda bisa melayani segmen yang bisa memberikan benefit yang bisa membuat perusahaan kita berkembang, baik itu yang utama adalah uang kemudian ilmu dan tentu relasi.
- Main di segmen yang lebih menguntungkan, yah sejalan dengan yang di atas, jangan berasumsi "ah gua khan masih baru" jadi semua segmen hajar ajah, jika tidak jago mengelolah management dan brand kemungkinan besar bisnis kamu akan gagal pada akhirnya.
- Berikan sesuatu "yg tidak" diberikan pesaing, yah ini bicara differensiasi, jika ingin dihargai tinggi, berikanlah differensiasi yang unik dan tidak mudah ditiru oleh pesaing dan "memaksa" klien untuk menghargai kita sepantasnya bahkan lebih, contoh agency design Anda kuat sekali di stroy telling dan strategic dalam memberikan arahan design.
- Bangun hubungan personal, ini yang sangat penting sebetulnya dalam bisnis, bangunlah hubungan personal dengan klien Anda sehingga semua jadi "bisa dibicarakan" walaupun tetap dalam konteks professional, walaupun jelas terbuka kemungkinan untuk muncul peluang-peluang bisnis lainnya.
Nah beberapa tips singkat di atas sangat perlu dipertimbangkan sehingga klien tidak memperlakukan Anda seperti Hanamasa, sebetulnya jika kita memiliki semua hal di atas, percaya deh Anda tidak akan ragu memecat klien dengan kriteria seperti di atas.
Popular Post
Kontroversi Hati by Vicky Prasetyo
Tongkat Narsis, Bu Ani Ajah Ikut Eksis
Brown & Cony: Is it love?
Perang Kuburan Mewah di Tol Cikampek
Android Khong Guan ... Eh Salah, Kitkat
Creasionbrand I Creative Sales & Brand Consultant
Sumber gambar:
http://www.freshrag.com/
No comments:
Post a Comment