“iya nih bro, pacar gua khan jago banget photonya, segala macam teknik dia bisa dan memang seperti yang bisa lo liat sendiri nih hasil photonya luar biasakan, padahal hanya menggunakan kamera biasa bukan professional nih photol, gimana yah caranya biar dia bisa terkenal namanya dan tentunya dengan begitu projek khan bisa banyak masuk bro”
Minggu ini menjadi minggu yang cukup spesial buat saya karena “akhirnya” ada pekerjaan yang mengharuskan saya pergi ke palembang tempat kampung halaman saya. Gimana tidak mantap, kerja dan libur menjadi satu di kota kelahiran yang selalu dirindukan. Mengisi waktu luang yang cukup panjang minggu lalu di palembang saya bertemu dengan sahabat saya sewaktu SMA yang saat ini memiliki EO untuk menjajaki kerjasama membuat sebuat event di palembang.
Nah singkat kata, ngalor ngidul ngobrol soal event di sebuah cafe di palembang kemudian sahabat saya tersebut curhatlah “lihat di paragrap pertama”. Wah iseng saya berkata padanya “ jadi sesi konsultasi nih sis hehe”.
Coba yah kita pikir-pikir memang cukup banyak yah orang yang memiliki skill mumpumi, keahlian khusus dan kemampuan di atas rata-rata yang sering kali berakhir dengan begitu-begitu saja, maksud saya semua yang dimilikinya itu tidak dihargai ataupun mendapat penghargaan yang memang layak untuk kemampuan mereka tersebut. Bahkan mungkin orang yang skillnya dibawah mereka malah dibayar dan mendapatkan penghargaan yang lebih baik.
Mengapa bisa demikian?
Alasan paling pertama adalah mereka tidak bisa berjualan dan yang kedua adalah tidak ada orang yang “menjual” mereka. Jika saja salah satu dari dua alasan itu ada maka mungkin pacar sahabat saya tersebut sekarang sudah menjadi Darwis Riady, Key Moreno , Farrah Queen ataupun nama-nama lain yang memiliki skill dan kemampuan yang mumpumi yang kemudian muncul menjadi terkenal dan mendapatkan project/ kerjaan di mana-mana.
Ok kita discuss ringan yuk bagaimana sih “menjual” atau “dijual” personal branding agar bisa sukses dan dihargai sesuai bahkan lebih dari kemampuannya? Tentu pembahasan ini bisa sangat panjang bila kita mengkaji banyak aspek dari sudut pandang marketing dan personal branding, namun dalam diskusi kali ini saya hanya ingin membahas beberapa hal yang menurut saya cukup penting untuk bagaimana seseorang dapat membangun personal brandingnya.
1. Brand Awareness
Konsumen membeli/ menggunakan sebuah jasa (katakanlah itu seorang photographer) karena tahu/ kenal dengan photographer tersebut. Mari kita buat sebuah pertanyaan yang sederhana saja, bagaimana orang mau membeli atau menggunakan jasa Anda kalo tidak tahu/ kenal?
Di era kompetisi yang sangat ketat saat ini, bahkan dikenal saja tidaklah cukup untuk orang memilih menggunakan jasa sebuah “brand” karena tentu semua kompetitor menyadari untuk dipilih mereka harus dikenal, namun setidaknya ini adalah langkah awal untuk kita membangun personal brand ditarget market kita.
Nah pertanyaan bagaiamana caranya membangun awareness? Yah basically secara sederhana buatlah promosi tentang Anda dan jasa Anda, bisa melalui media print (iklan majalah, brosur, poster, katalog, mengirim proposal ke target-target market) atau melalui aktivitas yang lebih interactive (seminar, membuat komunitas, bergabung ke komunitas) atau co branding (memberikan photo gratis ke majalah dengan imbalan nama dipublish di majalah tersebut, mem photo artis atau orang ternama dengan imbalan testimonial) atapun melalui media online yang akhir-akhir ini dapat dikatakan sangat efektif dalam membangun personal brandingm misal melalui (website, sosial media “you tube, blog, facebook, twitter, milis, forum dsb).
Intinya banyak sekali media dan cara yang bisa digunakan untuk membangun awareness personal branding kita, tinggal diatur strategy dan kesesuaian budget sehingga pencapaian objectivesnya bisa lebih jelas dan terarah.
2. Positioning
Nah sebelum membuat awareness di mana-mana setiap personal yang ingin membangun personal brandnya sebaiknya sudah menetapkan terlebih dahulu kalo lo mau terkenal, terkenal sebagai apa? Atau terkenal seperti apa atau mau dikenal seperti apa? Intinya mau bangun brand seperti apa nantinya? Misal kalo photographer, photographer seperti apa? Ahli dalam photo wedding kha, atau photo produk atau photo porno (becanda) hehe.
Ingat, jangan sekali-sekali mau jadi generalis dirimbah dan semak belukar persaingan brand saat ini, “maunya photo apa ajah jago” nah ini bisa jadi blunder malah karena biasanya orang akan lebih suka yang specialist terutama yang mau membayar mahal untuk sebuah karya dan ide. Dengan menjadi generalis berarti Anda harus bersiap-siap untuk dipersepsi dengan personal brand yang murah, bisa dinego-nego dan cing cai lah, mau?
Contoh paling gampang misalnya saudara sahabat saya Ka M, yang sangat fokus dalam bidang fashion dan wedding, melalui personal branding yang kuat dibidang fashion dan wedding tidaklah sulit bagi yang bersangkutan untuk mendapatkan klien-klien kelas atas, pertanyaannya apakah tidak ada photographer r yang lebih baik dari yang bersangkutan dari sisi skill? Jawab sendiri deh (pasti mau bilang banyak), tapi yang pasti Ka M bisa “menjual” dan “terjual” karena dia lebih dikenal dan terkenal di kalangan target marketnya.
3. Terakhir Differensiasi
Kalo memang ingin dikenal sebagai photographer produk katakanlah, mbok yah diperbanyak photo productnya yang keren dan berkualitas, kalo perlu photo dulu product-product target kliennya dan kemudian kirim kemereka, kalo memang bagus pasti sedikit banyak akan ada respon dari klien yang bersangkutan.
Differensiasi ini selain soal kualitas kadang kali juga soal gimana cara kita dengan cerdik bisa melakukan kontak dan berhubungan dengan target klien kita, mau kualitas photo sebagus apapun kalo ga ketemu orang yang tepat yang percuma toh, jadi sangat penting untuk kita mengerti bagaimana menyampaikan apa yang kita tawarkan dengan cara-cara yang kreatif yang tepat sasaran.
Nah semoga tulisan singkat ini bisa memberikan inspirasi untuk siapapun yang ingin membangun personal brandingnya sehingga “keahlian” yang kita miliki bisa dikenal dan dihargai lebih oleh target marketnya. Tentu ini hanya bahasan yang sangat sederhana, secara implementasi bukan semudah membalik telapak tangan, namun setidak dengan mengerti fundamental berpikirnya kelak kita terinspirasi untuk lebih detail mempelajari dan mempraktekannya di lapangan.
Salam creative sales
Sumber Gambar (texas.inetgiant.com)
1 comment:
setuju sama post ini, banyak orang-orang berbakat namun karena kurang terjual atau menjual jadilah kalah dengan mereka yang sudah lebih dulu terlihat. padahal bakat dari masing-masing orang tersebut bisa jadi lebih dibanding si manusia 'beruntung'. memang diantara 100% kerja keras tersimpan beberapa persen dengan judul 'keberuntungan' ;D
Post a Comment