Ada sesuatu yang baru buat saya ketika berkunjung ke Ciwalk beberapa minggu lalu yaitu Yogya Xpress. Sebuah konsep hmmm..............Bagaimana yah menjelaskannya hehe, yah kalo Anda pernah lihat Seven Eleven atau Circle K nah kita-kira seperti itulah konsep dari Yogya Epress ini, cuma mungkin bedanya (atau dalam bahasa saya anehnya) Yogya Xpress ini ada di dalam Mall yang biasanya jam operasional terbatas.
Ketika masuk ke dalamnya, terasa sekali Yogya Xpress ingin memberikan nuansa expreience yang berbeda dengan minimarket atau supermarket pada umumnya walaupun juga ga baru-baru amat sih, kalo di jakarta mungkin bentuk Yogya Xpress ini sudah cukup umum kita lihat lewat Seven Eleven, tapi yah khan itu di Jakarta, kalo di bandung mungkin ada Circle K namun tempatnya juga hanya di beberapa spot circle K.
Di Yogya Xpress ini, kita bisa melakukan self service seperti memanaskan sanwitch , membuat Pop Mie, menyeduh teh, membuat kopi, membuat hotdog dan dan bahkan memanaskan Dimsum yang memang cukup menarik untuk target marketnya selain tentunya jualan lainnya yang tidak banyak berbeda dengan mini market lainnya. Dan semua hal tapi dikombinasikan dengan meja gaya mini bar dan tempat nongkrong untuk menghabiskan waktu bersantai ataupun berkerja.
Nah prolognya sedikit ajah yah haha. Yuk coba kita bahas dari sisi pemasaran, mengapa sih Yogya yang merupakan tempat belanja kebutuhan sehari-hari yang cukup ternama di bandung ini men ekstensi brandnya ke brand Yogya Xpress:
1. Competitor
Munculan Seven Eleven, Circle K yang menggabungkan konsep convience store dan tempat nongkrong mungkin menjadi alasan penting dibalik keputusan Yogya melaunching Yogya Xpress selain tentunya alasan penjualan hehe. Cepat atau lambat tempat-tempat belanja seperti Yogya harus bisa memberikan value added yang lebih kepada konsumennya khususnya konsumen yang lebih mudah sehingga ekutitas brand mereka dapat dijaga ke depannya dan Yogya Xpress salah satunya.
Memang saat ini di bandung baru Circle K yang memiliki konsep seperti ni, itupun hanya dibeberapa Spot seperti di Plaza Dago dan di bekas store Airplane (maaf kalo salah tulis), Seven Eleven sendiri sepertinya baru berkonsentrasi di market jakarta. Namun sebagai langkah awal untuk bersiap-siap menghadapi (kalau kalau) Seven Eleven mulai masuk dan Circle K mulai fokus menggarap bentuk convience store plus tempat nongkrong ini, langkah Yogya dengan Yogya Xpress ini bisa dikatakan cukup tepat apalagi Brand Yogya sudah cukup mapan di bandung.
2. New Target Market
Melalui Brand Yogya Xpress ini, Yogya bisa membangun kedekatan brand dengan target market yang lebih muda sehingga harapannya mungkin ke depannya bila target market ini belanja kebutuhan yang lebih besar baik sendiri maupun bersama keluarga mereka akan memilih Brand Yogya sebagai tempat belanjanya bukan brand hypermarket lainnya yang mungkin menjadi pesaing dari Yoya.
Jika ya ini langkah yang sangat cerdik dari Yogya, memupuk calon target market dengan tetap membuat mereka mengkonsumsi dan membeli dari Yogya Xpress. Yah tentu hal ini kembali lagi apakah strategi untuk memaksimalkan potensi ini sudah digarap misalnya setiap pengujung Yogya Xpress mendapatkan kartu belaja Yogya dengan diskon khusus karena pernah datang dan belanja di Yogya Xpress dan program-program lainnya.
3. Lifestyle
Menyediakan tempat nongkrong seperti merupakan langkah cerdik Yogya melalui Yogya Xpress, hal ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan khususnya yang sering meluangkan waktu untuk melakukan aktivitasnya baik itu bersantai maupun yang berhubungan dengan pekerjaan dengan nongkrong apalagi bila ke Mall.
Yogya Xpress dengan nilai tambahnya seperti self service (dimsum, Sandwitch, Pop Corn, Kopi, Hotdog dan tempat nongkrong tentunya) membuat Yogya Xpress semakin dekat dengan gaya hidup target marketnya. So far sih setiap kali datang ke ciwalk memang rada rame Yogya Xpress ini hehe.
4. Penjualan
Nah bisa kontrakdiksi bila bicara nilai penjualannya apakah sebanding dengan nilai investasi yang dilakukan oleh Yogya atau malah sangat menguntungkan, namun jika mengacuh pada potensi target market baru yang kelak akan berbelanja ke Yogya Hal ini juga sejalan bila strategi Yogya Xpress memang akan expand ke wilayah perang lainnya, hitung-hitung mereka mempersiapkan brand dan sistem untuk menggempur wilayah lain yang suka atau tidak sudah pasti mengusik pasar mereka seperti Circle K, Alfa, Indomaret dan sebagainya dengan konsep kombinasi Minimarket dan tempat kongkow.
Tapi,........
Seperti seorang teman berkata “Seven Eleven Wanna Be” tapi nanggung soalnya, nah dari sisi ini saya setuju dengan komentar tersebut, kok buatnya dalam Mall? Dengan jam operasional terbatas (hanya sampai jam 12 malam menutut informasi yang jaga), mungkin mall nya tidak terlampau ramai di weekday seperti halnya di weekend dan belum lagi kompetitor tempat nongkrong yang demikian banyak di dalam mall tersebut, apa yang ingin dituju oleh Yogya Xpress?
Namun hal ini mungkin mulai masuk akal bila ini langkah awal Yogya Xpress untuk mempelajari marketnya untuk kemudian berinvestasi membuka Yogya Xpress di berbagai tempat baik itu di dalam Mall maupun di luar seperti halnya Seven Eleven dan Circle K.
Akhirnya
saya pikir keputusan menggunakan Brand Yogya yang sudah sangat mapan di bandung merupakan keputusan brand extension yang tepat. Brand Yogya ini akan mempermudah Yogya Xpress untuk melakukan ekspansi ke depannya dan juga akan mempermudah pembangunan ekuitas merek bagi brand Yogya Xpress itu sendiri.
Ah lagi pula ini cuma tulisan ringan mengisi hari sabtu yang mendung ini. Monggo kalo ada tambahan atau sharing lainnya yang bisa memperkaya tulisan ini. Selamat weekend.
No comments:
Post a Comment