Apr 23, 2011

TaxiBike, From "Ojek" to Brand

Kemarin saya menerima bbm blast dari seorang teman, seperti bbm blast-bbm blast yang sering saya terima, biasanya bbm blast ini isinya promo-promo. Tapi promo yang satu ini sempat membuat saya berhenti untuk lebih detil membaca apa yang ditawarkan. Menarik!! Kata2 itu yang terlintas di pikiran saya ketika membaca “bagian tengah” fasilitas yang ditawarkan.

Sebetulnya promo dan jenis jasa yang ditawarklan bukanlah “barang baru” bagi para marketers yang juga aktif di social media, karena saya sudah beberapa kali melihat promo ini di sebar di berbagai social media, twitter khususnya. Yang kemudian menjadi unik karena brand ini “mengemas” sebuah layanan jasa antar jemput, yang biasanya kita sebut ojek secara out of the box.



Sebetulnya secara produk tidak ada yang baru karena memang “ojek” yang merupakan layanan antar/ jemput yang sudah sangat memasyarakat di indonesia, bahkan mungkin disetiap sudut/ lorong jalan kita dapat menjumpai ojek dengan mudahnya.

Kalo sampai sini saya setuju tidak ada yang out of the box, namun bila Anda melihat alasan dibawah mungkin baru kita akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Taxibike ini memang out of the box. Oke coba kita bahas mengapa out of the box, yah setidaknya versi saya hehe.

1. This is “ojek”
Inilah alasan pertama mengapa Taxibike ini saya katakan out of the box. Siapa sih tidak tahu “ojek”, dan bahkan orang kaya sekalipun jika tinggal di jakarta mungkin sekali pada sewaktu waktu menggunakan jasa “ojek” ini untuk menghidari kemacetan. Taxibike dalam hal ini memberikan sentuhan “brand” dan “value” pada generic product “ojek” sehingga memiliki nilai tambah yang menarik untuk dibicarakan dan digunakan oleh pengguna ojek.

2. Brand
Coba sebutkan sebuah brand “ojek”? Haha tentu saja paling banter kita bisa menyebutkan “itu ojek di ujung jalan rumah” bukan brand ojeknya. Taxibike mendobrak paham bahwa “ojek” adalah komoditas dengan sebuah brand dan nilai tambah di dalamnya dan mendefinisikan kembali layanan “ojek”. Yah mendefinisikan kembali, jika ke depannya bentuk bisnis dan jasa “ojek” ini bisa seperti Taxibike mungkin saja profesi “ojek” bisa memberikan nilai tambah yang lebih baik kepada pengguna dan pada akhirnya tentu memberikan dampak pada pendapatan tukang ojek.

3. Nilai Tambah
Alasan ke 3 ini yang sangat saya suka, Taxibike memberikan nilai tambah yang luar biasa untuk “ojek”. Bayangkan Anda bisa memesan melalui BBM, Twiiter, YM yang bahkan transportasi sekelas Blue Birdpun belum bisa menyediakan fasilitas pemesanan melalui ke 3 tools di atas (Colek me if i am wrong), belum lagi jasanya bukan hanya menghantarkan orang tapi bahkan bisa sampai binatang peliharaan yang diantar ke dokter hewan dan kemudian dibawa kembali pulang ke yang empunya ato mau pesen mie juga bisa (jadi mirip kurir).

Belum lagi sistem pembayarannya yang juga unik karena seperti argo denga menggunakan KM sebagai patokannya dan fleksibilitas waktu penjemputan. Pernah sekali waktu seorang teman mencoba layanan ini jam 4 pagi dan ternyata memang dijemput dan biaya yang dikeluarkan hampir setegah jika menggunakan layanan Taxi (Yah tentu saja kedinginan hehe)

4. Visual Identity
Alasan ke empat. Kita akan lebih dikenali dengan visual yang seragam dan konsisten, statement itu sangat cocok dengan apa yang dilakukan oleh taxi bike. Dimana ojek2 biasa identik cuma dengan jaket kulit dan helm seadanya, maka taxi bike hadir dengan visual yang sangat menyolok sekaligus unik, kuning terang dengan kotak2 hitam putih. Sebetulnya dibeberapa pangkalan ojek sudah menggunakan atribut seperti jaket warna, namun tetap Taxibike ini bisa keluar dengan identity yang unik dan mudah dikenali “brand”nya.

5. Komunikasi
Alasan kelimat. Cara taxibike mengkomunikasi kan layanannya dapat di katakan cukup baru dan unik di industri transportasi ini apalagi 'ojek'. Dia melakukan publish di social media, bahkan ada YM, bbm, dan twitter nya, seperti yang saya sempat singgung di atas, bahkan taxi-taxi mobil yang sudah exisiting saja belum tentu menggunakan tools diatas untuk berkomunikasi (beberapa seperti blue bird sudah masuk di dalam social media) apalagi tools di atas digunakan untuk pemesanan (rasanya belum ada yah Taxi yang bisa pesan lewat twitter/ BBM).

Yah inilah kreativitas yang out of the box, tidak perlu benar-benar sesuatu yang baru untuk kita dilabeli seseorang yang kreatif (come on this is “ojek” toh), kemampuan membaca peluang, kondisi dan memberikan nilai tambah dan brand ke dalam sesuatu yang bahkan komoditaspun bisa menciptakan sebuah kretivitas yang luar biasa yang membuat kita disebuat kreatif dan inovatif.

Jadi, mari kita lihat lingkungan sekitar, observasi dan ciptakan nilai tambah, “ojek” ajah bisa dijadikan “taxibike” hehe. Boleh kagum, tapi habis itu mari “kesal” pada diri sendiri dan kemudian pacu diri untuk terus bisa berinovasi.

Sumber gambar: bandung.detik.com

No comments: