Apr 12, 2011

Alon-alon asal klakon!

Siapa juga yang ga ingin bisnis dan brand nya berkembang? Tentu perkembangan bisnis bisa beragam, dari mulai penambahan channel distribusi sampai penambahan produk yang dijual di setiap channel distribusi.

Ide dari penulisan artikel ini didapatkan dari fenomena yang saya amati akhir-akhir ini terutama di beberapa brand pemimpin pasar bisnis gerai teh di Indonesia, yaitu Tong Tji dan 2Tang. Pertama kali mendapatkan kiriman foto di BBM group, bahwa di luar kota Tong Tji yang dari yang awalnya Cuma sekedar teh-teh saja kini menjual makanan. Bisa dibilang ini adalah bentuk pengembangan bisnis yang ia lakukan, dengan cara menambah varian makanan pada produk yang ia jual.



Kemudian jalan-jalan ke Cihampelas Walk, wah ternyata hal serupa dilakukan oleh brand 2Tang yang juga pesaing Tong Tji dalam hal gerai minuman teh. 2Tang juga melengkapi produk yang mereka jual dengan makanan (cemilan). Dan tidak hanya penambahan jumlah produk yang dijual ,tapi gerai nya juga berkembang dari yang hanya stand penjual teh (seperti banyak kita temui di tempat lain), kini menjadi semi cafe, dengan tempat duduk dan dekorasi yang menarik.

Dua contoh di atas dapat menjadi referensi pengembangan produk yang baik, mengapa? Karena mereka melakukannya dengan perlahan tapi pasti. Perihal menambah jumlah produk untuk dijual bisa dibilang perkara mudah, tapi jika kita tidak siap bisa jadi malah bisa menjadi back fire bagi brand utamanya. Jadi sesuai judul, cara yang tepat untuk megembangkan brand  kita adalah alon-alon asal klakon, pelan-pelan tapi pasti!

Seperti brand  2Tang dan brand  Tong Tji yang sudah bertahun-tahun menjalani bisnis gerai teh secara fokus, kini berani untuk mengambil langkah mengembangkan produk mereka hal ini tidak dilakukan di awal mereka berdiri karena dalam membangun brand di awal perlu fokus. Selain untuk membangun positioning di benak masyarakat, perihal penyediaan dan standarisasi kualitas juga butuh effort yang tidak mudah. Sehingga fokus menjadi pilihan yang paling tepat untuk membangun brand di awal.

Selain 2 contoh tersebut tentu kita juga banyak mengamati brand-brand lain yang awalnya hanya memiliki 1 atau beberapa produk saja, kemudian perlahan-lahan menambah lini produk mereka. Contoh ini tidak hanya terjadi dari bisnis yang kecil, tapi juga bisnis-bisnis raksasa seperti brand-brand yang dimiliki Unilever. sebut saja Pepsodent yang awalnya hanya fokus pada pasta gigi, kini punya produk sikat gigi, mouthwash hingga permen.

Lalu apa hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan pada saat akan menambah lini produk Anda?

1. Pastikan brand Anda sudah kuat
Hal ini menjadi syarat utama, untuk menjaga eksistensi brand Anda. Jangan sampai brand Anda pada intinya belum terlalu dikenal, kemudian secara positioning juga belum kuat lantas melakukan penambahan lini produk. Ini sih malah akan menjadi masalah baru bagi Anda. Penting bahwa Anda menetapkan positioning yang Anda inginkan terhadap brand Anda. Jangan sampai jika awalnya Anda ingin dipersepsikan sebagai gerai teh (contoh 2 brand gerai teh di atas), namun produk risoles Anda lebih unggul, jadi orang-orang menganggap brand Anda adalah produsen risoles. Salah satu tandanya momen Anda untuk mengembangkan brand adalah saat proses bisnis dengan produk utama Anda telah berjalan dengan baik dan lancar.

2. Anda menguasai produksi dan kualitas
Menambah lini produk adalah perihal Anda menguasainya atau tidak. Jika di produk utama yang sebelumnya Anda telah kuasai, proses produksi dan kualitasnya telah dikuasai dengan baik, bagaimana dengan produk yang baru ini? Pastikan Anda memilih produk tidak hanya berdasarkan pertimbangan ‘ingin’, tapi juga menguasai proses produksi dan dapat menjaga konsistensi kualitasnya. Jangan sampai produk baru ini malah merusak citra brand Anda yang telah terbangun sebelumnya, hanya karena Anda asal pilih produk tambahan dan tidak memperhatikan konsistensi kualitasnya.

3. Sejalan dengan konsep brand existing
Penting sekali untuk menambah lini produk Anda sejalan dengan positioning brand yang telah Anda bangun. Sejalan dengan produk utama yang Anda jual, dan pada umumnya brand-brand lain mengembangkan produk mereka dengan produk-produk komplementer bagi produk utama. Namun tidak harus selalu demikian, yang penting produk Anda sejalan, dalam hal ini memiliki target market yang sama dan satu konsep dengan produk utama.

Misalnya Anda menjual teh langsung minum, Anda kini menambah dengan daun teh yang telah dipak untuk dijual ke konsumen Anda, siapa tau di rumah mereka ingin membuatnya sendiri. Atau contoh lain adalah sebuah pet shop, tidak hanya menjual produk-produk atau makanan perawatan bagi hewan, tapi juga membuka layanan memandikan hewan dan konsultasi dokter hewan. Intinya jangan sampai awalnya Anda jualan teh, tapi menambah rak pakaian sebagai lini tambahan produknya hehe

4. Jangan terlalu pede!
Jangan beranggapan bahwa jika Anda sudah sukses dengan produk utama Anda, kemudian produk apapun yang Anda jual akan laku. Tentu saja tidak. Hal-hal yang bersifat syarat utama dalam pemasaran tetap Anda penuhi, seperti keharusan dalam hal kualitas, tepat atau tidaknya produk dengan selera pasar, besar atau tidaknya pasar yang akan Anda garap, sejauh mana kondisi persaingan di pasar tersebut, diferensiasi produk Anda, dst. Bukannya tidak mungkin lini produk baru Anda tidak sukses di pasaran, namun jika hal tersebut terjadi atau Anda hanya sekedar akan melakukan tes pasar, pastikan hal ini tidak akan merusak brand Anda dan reputasi produk utama Anda.

Jadi, menambah lini produk bisa dibilang susah-susah gampang. Tapi kuncinya tentu adalah jangan terburu-buru. Pikirkan dengan matang dan pastikan momen penambahan produk tersebut tepat. Jangan terpancing dengan pesaing yang sudah lebih dulu curi start, biarkan saja, yang penting secara kapasitas internal kita matang dan berkualitas. Ya.. seperti apa kata orang Jawa bilang.. alon-alon asal klakon!

Sumber gambar: tongji.

No comments: