Apa yang penting bagi klien ketika menghire kita sebagai brand drivernya? PENJUALAN. Klien tidak akan peduli brandnya terkenal sehingga setiap orang yang ditanya pasti menyebutkan brand tersebut untuk top of mindnya kalo penjualannya tidak meningkat, sebesar apapun itu brand tanpa penjualan berarti semunya omong kosong. Pemikiran yang tepatkah?
Kadang saya suka bingung sendiri bila ada klien yang bertanya kok penjualan kita sudah tiga bulan ini masih stagnan yang diangka yang sama, padahal kita sudah berpromosi dan brand kita sudah cukup terkenal, nah loh wong di hirenya buat membangun identitas visual dan awareness serta even-event kecil dari brandnnya kok malah nanyain penjualan baru tiga bulan? Tentu saja serbasalah bila berhadapan dengan klien seperti ini, ujung-ujungnya panik dan marahin kita kalo penjualannya menurun padahal permintaan dan objectivenya ketika menghire perusahaan kami adalah membangun identitas visual dan awareness merek, karena itulah saya sudah sejak lama tidak pernah percaya jika diundang presentasi dan permintaan mereka akan ketiga hal tersebut, dalam hati saya selalu saya katakan penjualan lah fokus utamanya titik. Dan kenyataanya memang terbukti, ujung-ujungnya dodolan.
Yang repot kadang klien, khususnya dari usaha menengah sering kurang berkerjasama dalam banyak hal yang jelas-jelas akan membantu meningkatkan penjualannya mereka. Pernah beberapa kali saya meminta data penjualan mereka dan apa saja yang sering dibeli oleh customernya untuk mempelajari perilaku pembelian dan tingkat spending di bulan-bulan tertentu di tolak mentah-mentah dengan alasan rahasia, lah loh? Terus bagaimana kita bisa mengukur tingkat penjualan dan efektivitas dari marketing program yang dijalankan jika seperti itu? Kadang memang repot sih, klien kadang tidak mengerti dengan menghire brand consultant semacam perusahaan saya mereka juka menghire konsekuensi untuk maju dan perkembang.
Konsekuensi untuk maju dan berkembang? Brand consultant selalu bertanggung jawab sampai ke target penjualan klien dan untuk itu every detail is important bagi kami sebagai brand consultant dan lebih jauh kemampuan internal dan proses internal branding sangat penting bagi kami untuk memastikan penjualan perusahaan sukses, nah repotnya jika bicara internal banyak sekali bagian sensitif yang membuat kita sering sulit bergerak mulai dari budaya internal yang kurang baik, tentangan dari incumbent yang biasanya tidak menyukai perubahan sampai ke masalah-masalah sepele seperti laporan penjualan yang sangat penting bagi orang yang diberi tanggung jawab untuk menjual.
Pernah suatu hari karena proses internal yang bertele-tele sorangn klien dengan nada marah bertanya payah nih penjualan kita kok malah turun semenjak kamu masuk, wah lagi jadi sasaran tembak nih, tanpa harus menceritakan klien tersebut sebenarnya dari dulu masalah sangat sederhana bahwa tidak ada core competency dan budaya manusia di sana harus diubah, hal ini sudah dingatkan berkali-kali, tapi karena mungkin merasa lebih tua dan berpengalaman klien ini tidak juga mau mendengarkan atau juga merasa hal tersebut tidak penting baginya, padahal hal tersebut luar biasa penting dalam membangun sebuah merek dan penjualan baik jangka panjang dan jangka pendek.
Sampai akhirnya saya harus memberikan ultimatum change or I quit? Yah sederhana ajah, keras kepala yah lawannya keras kepala, data sudah di depan mata, competitive setting sudah terlihat jelas, strategic business unit juga sudah ada namun yang mau dijalakan keinginan pribadi, repot boo. Daripada gagal kemudian jadi sasaran tembak lebih baik out. Tentu konsekuinsi dari gagal bagi kami brand driver adalah hal yang biasa, seperti tidak diberi bonus atau bahkan tidak dibayar namun bila kegagalan ini sudah bisa diprediksi dan tetap terjadi karena klien yang keras kepala tentu konyol jadinya untuk tetap bertahan bersamanya walaupun di sisi lain yah gua tetap ajah dibayar sesuai kontrak, u happy I happy, u ga heppy yah I ga peduli. Bisa ajah sih tapi di sini kita bicara mengenai image dan harga diri seorang brand consultant, we are driver bukan penumpang di perusahaan anda.
Namun kadang sikap klien yang seperti ini juga dapat dimaklumi karena mereka merasa sudah sangat berpengalaman dalam industrinya dan tau mana yang lebih baik bagi perusahaan mereka, namun kembali inilah juga perspective yang salah dalam membangun sebuah bisnis/ brand yang sustain, bahwasannya justru industri di luar kitalah yang akan banyak memberikan pelajaran. Kegagalan ford motor dalam menembus pasar asia atau keberhasilan samurai-samurai jepang dalam menaklukan pasar otomotif amerika jelas pelajaran berhaga bagi HSBC tentang bagaimana menaklukan pasar Indonesia. Lihatlah pelajarannya bukan semata bisnisnya dan untuk itulah kami brand driver diperlukan sampai kapanpun untuk membantu perusahaan membangun ekuitas dan penjualannya.
Dan suatu hari setelah beberapa perbaikan di internal yang cukup menegangkan karena banyak yang harus dimarahin dan diubah budaya, klien tersebut datang dan mengatakan penjualan kita hampir tembus double ini sesuai target, kamu sih bego, kalo saya ga bertindank pasti kita gagal, lah loh? Ente bertindak emang atas dasar studi dan usul siapa? Ah sekali lagi u happy yah I happy ajah, mau bego mau enggak toh sekarang sudah top of mind dan penjualan double sesuai target. Dan fee dan kontrak gua tetep dilanjuti, pasti hanya masalah gengsi untuk memuji, toh kalo memang I bego u pasti tendang I khan bos he…..he.
No comments:
Post a Comment