Jan 27, 2014

Good Design = Good Omset

Mengikuti beberapa kali kurikulum di bidang bisnis, manajemen hingga marketing, selama ini saya nyaris tidak menemukan adanya pembekalan yang berhubungan dengan desain. Hampir seluruh materi yang terkandung di dalamnya bisa jadi hanya menyebutkan “desain” beberapa kali saja dan bisa dibilang hanya sekilas.

Desain kian dianggap sebagai elemen yang tidak menentukan, dalam keberhasilan sebuah bisnis. Padahal kenyataannya, desain menentukan pengaruh yang sangat signifikan.

Untuk bahasan ini ada dua makna desain. Yang pertama terkait desain produk. Sebuah produk yang akan menang di pasar adalah produk-produk yang terdesain dengan baik. Dalam hal ini desain tidak selalu terkait dengan estetika, namun sudah pasti terkait dengan menjawab kebutuhan target market kita. Ambil saja contoh untuk produk-produk manufaktur mesin, bisa jadi desain dalam arti estetika tidak mengambil peranan penting, tapi desain produk yang dapat menjawab kebutuhan target market lebih dari pesaingnya sudah pasti memiliki peluang untuk unggul lebih besar.

Berbeda dengan berbagai produk yang berdekatan dengan dunia “desain”, misalkan produk fashion. Sudah pasti desain produk yang dibicarakan berkaitan dengan estetika. Atau industry kuliner; jika dulu desain yang berhubungan dengan estetika tidak begitu penting, tapi sekarang nyaris sulit untuk unggul jika rasa yang enak tidak dikemas dengan desain yang juga menarik (baik desain kemasan, penyajian hingga tempat).

Apalagi sekarang ini dan generasi target market bisnis kita di masa depan akan dikuasai oleh Gen Z, yaitu mereka yang isi kepalanya sudah penuh sekali dengan referensi dari luar negeri, tentu yang mereka dapatkan dari internet. Tren desain dari Korea, Jepang atau Amerika kian mendominasi preferensi mereka. Lalu bagaimana bisnis kita selayaknya mengelola “desain” itu sendiri? Berikut beberapa tips yang bisa membantu meningkatkan penjualan, seluruhnya berhubungan dengan desain!

1. Design as part of Branding

Awalnya banyak yang salah kaprah soal istilah branding. Ada yang bilang Branding adalah Logo, Branding adalah merk. Ya bahasa Indonesia nya brand memang merk. Tapi “Brand” dan “Branding” memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekedar nama merk atau logo.
Brand memiliki pemahaman sebagai suatu kesatuan persepsi terhadap suatu merk. Jadi tentu ga Cuma sekedar nama dan logonya. Namun dari experience kita saat mengkonsumsi produknya, pelayanannya, suasana toko/kantornya, dan seterusnya. Sedangkan branding adalah aktivitas membangun brand itu sendiri.

Nah.. baik saat menentukan konsep brand yang ingin dibangun maupun saat menjalankan aktivitas membangun brand, desain memegang peranan penting. Sudah selayaknya saat mengembangkan desain baik yang berhubungan dengan produk (konten) ataupun “kemasan” (konteks) jangan lari dari konsep awal dan positioning yang ingin dibangun.

2. Berangkat dari target market
Ngomongin soal jelek atau bagus itu relatif. Bicara tentang desain tentu berhubungan dengan selera. Namun kalo 80% target market kita merasa desainnya tidak menyampaikan pesan yang diinginkan, itu mutlak! Jadi saat melakukan pengembangan desain, jangan lupa untuk melibatkan target market Anda. Jika belum tahu target marketnya siapa, tetapkanlah lebih dulu.

Target market yang Anda tuju sebisa mungkin dapat didefinisikan dengan seksama, tidak bisa “target market saya semua orang”, karena saat Anda menjual kepada semua orang, Anda tidak menjual kesiapa-siapa.

Contoh jika target market Anda adalah para eksekutif muda, usia 23 – 35, sehari-hari pergi ke café dan gym, tentu desain yang akan Anda konsepkan berbeda dengan target market yang juga sama-sama berusia 25-35 namun bertempat tinggal di sub urban, dengan kegiatan profesi sebagai sopir truk antar kota.

3. Turunkan dalam elemen desain dan konsisten!
Bagi Anda yang tidak pernah berada dalam jurusan desain, bisa jadi nge blank total soal harus mengemas desain untuk bisnis Anda. Tenang.. di luar sana banyak yang bisa Anda hire untuk mempersiapkan desain untuk komunikasi bisnis Anda, dari yang bertaraf mahasiswa, freelance hingga perusahaan berskala local, nasional hingga multinasional. Namun sebelum Anda menyewa mereka, minimal Anda mengetahui dasar-dasarnya.

Pada dasarnya jika berbicara tentang desain komunikasi visual untuk bisnis Anda, terbagi menjadi beberapa elemen penting berikut :

a. Logo

  • Logo bisa terdiri hanya berupa tulisan (tipografi) atau dengan symbol
  • Baik symbol ataupun tulisan, usahakan sederhana atau mudah diingat
  • Hindari menggunakan font/tipografi yang sulit dibaca
  • Survey ke beberapa orang terlebih dahulu, sebisa mungkin target market Anda, untuk member opini terhadap logo yang akan Anda gunakan (sebisa mungkin memiliki alternative untuk dipilih)


- Karakter dan positioning yang ingin Anda bangun harus sudah terlihat dari logo
- Buatlah versi portrait, landscape dan square untuk aplikasi di berbagai media yang berbeda-beda

b. Warna
  • Warna memberi dampak yang sangat besar, jadi berhati-hatilah saat memilih warna
  • Warna memiliki efek psikologinya masing-masing, pelajari dulu psikologi warna-warna yang akan Anda gunakan, jangan sampai membawa efek negatif. Setiap industry pada dasarnya memiliki kelompok warnanya masing-masing. Misal untuk kuliner, orange, merah, kuning sangat baik karena dapat meningkatkan nafsu makan; untuk tempat relaksasi misalkan warna-warna tanah seperti coklat, hijau, dll. Carilah di Google untuk psikologi warna-warna yang akan cocok dengan bisnis Anda.
  • Aplikasikan warna atau nuansa/aksen warna tersebut ke seluruh elemen bisnis Anda, dari mulai logo, seragam, kantor, toko, stationaries, dll. Biasanya dalam sebuah identitas brand ada yang disebut dengan color palette, yaitu sekumpulan kombinasi warna yang ditetapkan sebagai identitas brand Anda, jadi tidak selalu harus menggunakan warna yang sama, tapi nuansa yang diciptakan harus selalu seragam

c. Tipografi
  • Teks menjadi salah satu elemen yang akan paling sering muncul. Beda-beda jenis tulisan juga menyampaikan pesan dan karakter yang berbeda-beda. Dalam konsep awal pengembangan identitas brand Anda, tipografi (jenis tulisan) juga harus ditetapkan agar di seluruh media yang digunakan, memperlihatkan karakter yang sama
  • Jenis font yang dipilih bisa lebih dari satu, namun tetap dengan membawa karakter yang sama
Setelah menetapkan identitas, yang berikutnya harus dilakukan adalah konsisten menggunakannya. Jangan merasa bosan lalu pengen mengganti, karena jika berganti terus menerus, konsumen akan semakin sulit mengingat brand Anda. Dan di mata public juga apabila sering berganti-ganti akan memperlihatkan brand yang tidak professional. Rebranding atau penggantian wajah bisa dilakukan namun dalam periode yang cukup lama, itupun biasanya dilakukan dengan suatu alasan/tujuan tertentu.

4. Yang utama adalah USP
Mau desainnya spektakuler, menggunakan teknologi grafis terbaru, dll tidaklah berguna apabila tidak mengandung USP :

a. Unique Message
Pesan yang disampaikan dalam desain haruslah unik. Karena keunikan tersebut dapat menarik perhatian. Pesan tidak harus dalam bentuk tulisan, namun gambar juga mampu menyampaikan pesan yang unik.

b. Strong Visual
Visualisasi yang kuat ini dapat berwujud dalam hamper seluruh elemen komunikasi. Tidak hanya dalam komunikasi media cetak, tapi juga misalnya pada toko /fisik café/restoran Anda. Visual yang kuat dalam media cetak juga tidak harus berupa gambar atau foto, bisa juga berupa tipografi (tulisan) atau warna. Yang jelas visual tersebut harus mampu menarik perhatian target market Anda.

c. Push to Action
Pesan yang disampaikan tidak cukup hanya unik, tapi juga harus mampu mendorong calon konsumen Anda untuk doing action! Apapun aksi nya, namun desain komunikasi Anda baru bisa dianggap berhasil jika telah mampu mendorong konsumen Anda beraksi. Beraksi bisa langsung  membeli atau bisa juga mengarahkan mereka menyebarkan informasi, memfoto lalu mentweet, dll.

Sekarang ini di era Digitaliasi dan internet, desain kian menjadi salah satu elemen persaingan yang berat. Produk dan brand dari luar negeri cenderung memiliki desain dan visualisasi yang jauh lebih menarik, selain karena teknologi yang mereka miliki lebih canggih, para pebisnis dan tenaga kerja professional di bidang desainnya pun bisa dibilang lebih unggul.

Hal ini memberikan kita sirene siaga untuk selalu belajar, memperdalam ilmu komunikasi, pembangunan brand dan tentu implementasi desain dalam meningkatkan angka jualan kita! Galilah karakter dan budaya local yang menjadi kekayaan bangsa kita! Jika kita tidak bisa menang menjadi me too, peluang terbuka lebar untuk dapat menang sebagai Local Challenger seperti yang diajarkan Yuswohady dalam bukunya Beat The Giant! Sooooo….. let’s rock!!!!!!

Brown & Cony: Is it love?
Kisah Sticker yg Membuat Mama Membeli Mesin Cuci
8 Tips Melakukan Konversi (Jualan) di Website
Tongkat Narsis, Bu Ani Ajah Ikut Eksis
Aceh, Uda Gembul dan Going Global

Creasionbrand I Creative Sales & Brand Partner

1 comment:

Mahapromosi.com said...

wah ada akronim baru dari USP, kalo saya ikut USP ala tung desem waringin, Ultimate advantage - Sensational Offer - Powerful Promise :D

tapi benar yang mas bahas ini, kadangkala banyak orang yang menganggap desain ini faktor yang kurang penting, padahal pada hakikatnya, desain ga bisa dipisahkan dari kesuksesan penjualan produk itu sendiri..

#pengalaman :D