Jan 16, 2014

Pedas, Trend dan Omset

"Kalo mau laku buka bisnis di bandung, jualah sesuatu yang pedas dan kalo bisa agak ekstrim" celetuk salah satu sahabat saya ketika sedang asik berdiskusi beberapa waktu lalu. Saya tidak bisa tidak setuju dengan peryataan ini karena memang secara pribadi sudah saya perhatikan beberapa tahun ke belakang begitu muncul yang pedas peluang untuk bisa terkenal dan salesnya bagus terbuka cukup lebar, sebut sajah Mie reman, Cekeran Midun, Ceker Setan dan terakhir yang lagi terkenal banget ni adalah nasi goreng mafia.

Fenomena pedas ini jika saya perhatikan muncul sejak Maicih memperkenalkan level pedas pada produk kripiknya, bukan sesuatu yang baru memang namun dengan kombinasi content, concept, konsumen dan media yang tepat (mulai boomingnya twitter di kalangan anak muda) melijitlah Maicih, bukan hanya di bandung bahkan di Indonesia. Dari sini muncullah trend "baru" makanan yaitu pedas dan berlevel.

Nah kali ini saya ingin membahas dua brand yang cukup fenomenal belakangan ini di bandung, di mana kedua brand ini bisa cukup melijit dikalangan kuliner di bandung yaitu Cekeran Midun dan Nasi Goreng Mafia. Jangan tanya bagaimana ramainya kedua brand ini apalagi di jam makan siang dan malam, waiting list untuk bisa mendapatkan produknya saja bisa 1 jam, nah ini tentu menjadi sangat menarik mengapa bisa demikian dan apakah bisnis ini akan bertahan ketika trendnya sudah tidak lagi menjadi luar biasa pada saatnya. Coba yuk kita lihat beberapa faktor yang membuat kedua brand ini melijit.

1. Sama-sama Pedas
Yak ini salah satu faktor yang membuat kedua brand ini cukup laris saat ini karena menjual unsur PEDAS. Seperti yang sudah saya bahas di atas, ini adalah Trend penting yang men drive target market untuk datang, mencoba dan merekomendasikan kedua brand tersebut. Kedua brand ini tahu betul bagaimana memanfaatkan Pedas untuk mendrive market mereka untuk datang dan mencoba produk mereka, walapun sebetulnya secara value produk seperti Nasgor Mafia lebih mengedepankan Nasi Goreng Rempah Pertama, namun momen PEDAS digunakan sebagai leverage untuk bisa mendatangkan traffic dan membuat produk mereka di coba dan di konsumsi.

PEDAS ini memang agak luar biasa, sebuah kata yang saat ini khususnya di Bandung berdasarkan pengalaman saya memiliki magnet yang cukup kuat untuk menarik crowd, atau mungkin malah di indonesia fenomena PEDAS ini mewabah menjadi salah satu selling point penting di bisnis makanan sampai trans tv pun perlu membuat sebuah acara khusus yang bernama Pedas Gila. So, silahkan dipertimbangkan jika Anda punya bisnis makanan apakah ingin memanfaatkan PEDAS sebagai leverage (daya ungkit) atau bahkan menjadi main product.

2. Sama-sama remaja muda
Jika diperhatikan market kedua brand ini juga sangat kuat "remaja" base nya. Kalangan kampus dan SMA jika dilihat menjadi main customer dari kedua brand ini walapun cukup banyak juga dari pekerja professional dan keluarga yang datang seiring dengan semakin meningkatkan awareness kedua brand tersebut.

Tidak bisa dipungkiri, jika diamati spending remaja di bandung sebetulnya cukup kuat di range 10-30 ribu, lihat saja bagaimana Maicih demikian suksesnya di market ini dengan harga produk di kisaran belasan ribu. Selain itu tipikal market ini juga sangat konsumtif apalagi uang yang digunakan biasanya merupakan pemberian dari orang tua sehingga tidak ada "beban" untuk menghabiskan uang tersebut apalagi yang berhubungan dengan konsumsi sehari-hari yang memang merupakan kebutuhan.

3. Sama-sama social media
Nah ini yang cukup menarik, apakah anda akan menemukan billboard, spanduk, baliho, iklan radio apalagi iklan koran kedua brand tersebut? hampir dipastikan tidak akan kecuali liputan gratis. Kedua brand ini adalah tipikal brand yang menjadi social media sebagai "soul" nya dalam membangun komunikasi dengan target marketnya.

Remaja + Social media, what else? Apalagi yang lebih efektif soal media selain social media saat ini? di kombinasikan dengan konsep produk yang tepat dan campaign melalui social media yang memiliki Push to Action program bisa sangat jadi sebuah brand akan bisa sukses tanpa harus mengeluarkan banyak biaya melalui media konvensional.

Sebagai contoh Nasgor Mafia, satu-satunya media yang digunakan secara resmi hanya twitter karena mereka memang menarget target market yang secara aktif menggunakan social media, dengan kombinasi promo yang cukup cerdik (1000 piring gratis bayar pake doa) mereka berhasil mendapatkan exposure yang sangat besar dengan biaya yang sangat minim serta terjadi trial yang sangat besar terhadap produknya,

4. Sama-sama value for money
Bicara market anak muda berarti juga kita bicara sesuatu yang equal terhadap apa yang didapat dengan apa yang diberikan. Keputusan market ini apalagi di segmen mahasiswa dan SMA punya rasionalitas yang cukup tinggi khususnya ketika melakukan continues buying, mungkin bisa dibujuk untuk pertama kali dan mereka mau membayar karena sudah "terpaksa" tapi jangan harap berikutnya mereka akan muncul lagi apalagi merekomendasikan brand kita.

Intinya, produk dengan nilai terbaik di pasar manapun selalu punya peran penting untuk brand tersebut bisa sukses atau tidak namun jika tidak equal dengan nilai uang yang harus dibayarkan apalagi segmennya cukup rasional, produk terbaik manapun belom tentu bisa sukses.

Nah apakah dengan memanfaatkan trend pedas kedua brand ini akan bertahan, saya rasa kalo hanya punya "nilai pedas" tentu akan sulit bagi kedua bran ini akan bertahan karena trend bisa bergeser atau bahkan berganti sehingga saran saya sebaiknya positioning yang dibangun lebih mengarah pada nilai keuggulan dari brand untuk jangka panjang misalnya Nasi Goreng Mafia yang terlihat lebih fokus membangun positioning mereka ke arah Nasi Goreng Rempah sebagai makanan Khas Indonesia, pedas hanya sebagai bagian untuk mengantisipasi dan menunggangi trend saat ini.    

Baca Popular Post Lainnya

Tingkatkan Leads dan Sales Via Affiliate Marketing
Tingkatkan Penjualan dgn Speak-Speak Dewa (SSP)
Ayam dan telor akhirnya terjawab mana duluan
Brown & Cony: Is it love?

Creasionbrand I Creative Sales & Marketing Consultant                                                        

No comments: