Jan 15, 2013

GoodBye BlackBerry


Kata-kata ini sudah saya ucapkan pertengahan tahun lalu kepada gadjet yang konon sangat dicintai masyarakat Indonesia sampai saat ini yaitu BlackBerry. Kenapa saya ingin berpisah dengan BB sederhana pengen beralih ke Android di mana saya bisa mengexplore lebih banyak hal. Yah iyalah, pake BB stigma yang muncul selalu ujung-ujungnya Nge Hang, pake dua akun twitter ajah beratnya udah ajib haha, main game? Forget it. (BB gue loh, ga tau yang lain hehe)

Setengah tahun berlalu sejak kata "putus" saya utarakan dan bahkan sudah pake diumumkan lagi di profile pic dengan tulisan "Add my whatsApp, BB will be shutdown" kira-kira begitu, apa yang terjadi sekarang? TETEP pake BB haha, rasanya kalo pacaran udah selingkuh sekalipun tetep ajah susahnya minta ampun untuk melespaskan pacar pertama dari pelukan, jadi yah jalanin ajah dua-duanya wkwk.

Anda begitu tidak yang sebelumnya menggunakan BB dan mau pindah ke device lain? Entahlah tapi saya kenal beberapa orang yang melakukan hal yang sama dengan saya seperti di atas tapi sampai hari ini nasibnya sama dengan saya "tak sampai hati untuk berpisah walaupun hati ini sudah selingkuh wkwk. Alasan utamanya biasanya kalo pebisnis pasti klien-kliennya dan contactnya rata-rata pake BB, yah cuma itu aneh, padahal khan bisa beralih ke whatsApp tapi yah tetep sulit gitu loh.

Kok bis yah BB membuat kita seperti ini? Asyik rasanya jika kita punya brand yang sulit sekali melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Brand kita tersebut, yah tentu bagus lagi kalo konsumen kaga selingkuh tentunya. Coba yuk kita diskusikan beberapa hal yang membuat konsumen "sulit untuk berpisah" dengan brand kita.


1. Ciptakan Kebutuhan Sehari-hari
BB tidak bisa kita pungkiri mampu menciptakan "kegunaan" baru di dalam kehidupan kita sehari-hari melalui feature produknya, apa itu BBM. Dalam Creative Sales Method ini merupakan elemen Product Tactic yang bisa digunakan oleh setiap pebisnis untuk membuat brandnya intouch dan menjadi bagian dari hidup konsumennya.

BBM sedah seperti "kewajiban" jika bicara kalangan bisnis saat ini, perhatikan saja jika Anda bertemu dengan seseorang apa pertanyaan yang muncul "bisa minta pin BB nya?" haha, nah bagian ini sebetulnya yang paling saya sebel sehingga mau tidak mau aku tak bisa berpisah dengan BB saat.

2. Ciptakan Komunitas
Walaupun menurut saya memang secara kebetulan ajah terbentuk, komunitas yang terbentuk dengan menggunakan BB memang cukup membuat kita "terpaksa" menggunakan BB sehari-hari, yah contoh gampangnya BB Group. Beberapa klien selalu mengandalkan ini untuk berkomunikasi secara masal (30 orang atau kurang) mulai dari pemberitahuan, informasi umum dan bahkan sampai detail pekerjaan menggunakan BB Group untuk saling berkordinasi

Nah ini juga yang membuat sulit untuk merealisasikan perpisahan dengan BB haha, walaupun dan walaupun sekarang sudah banyak yang bisa memberikan layanan seperti BB group ini yah seperti di whatsApp, Line ataupun Kakao Talk, tetep ajah buat orang yang kurang "cepet" adopsi teknologinya ini membuat kita tetap sulit untuk berpaling.

Tapi .............

Dua alasan di atas bukan tidak tergantikan loh, ga percaya yah lihat ajah pangsa pasar BB yang terus turun, konteks bicara saya hanya lingkungan terbatas dan mungkin juga lebih ke arah bisnis user, tapi market yang cepat beradaptasi dengan teknologi dan trend seperti youth market bukan tidak mungkin mengatakan LO GUE END dengan gampangnya kepada BB.

So tentu perlu inovasi-inovasi lagi dari BB yang kelak bisa menciptakan kebutuhan sehari-hari dan menciptakan ekosistem yang akan terus membuat perusahaan sustain dalam jangkan panjang, dan jangan lamaaaaa (launching BB 10 ajah lama bener haha) sementara pesaing terus meluncurkan inovasi secara bertubi-tubi dalam waktu yang relatif jauh lebih singkat.

So BB, LO GUE END? Blom lah haha (emang dasar laki-laki plin plan yah wkwk)

No comments: