Strategy Perusahaan = Tipe Perusahaan
Saya sempat heran setengah mati saat ‘berkunjung’ ke kantor salah satu perusahaan makanan yang cukup terkenal namanya (dulu) di Bandung. Tidak ada yang tidak mengetahui perusahaan itu beberapa belas tahun yang lalu, siapun yang berkunjung ke Bandung pasti membeli oleh2 disana. Coba tanyakan pada Mama-Papa atau Eyang kamu sekalian ,saya yakin banyak dari mereka yang tahu tentang brand itu. Itu dulu! Sekarang? Coba tanya ke teman-teman sepantaran kamu, mungkin hanya beberapa orang yang mengetahui brand tersebut. Terjadi lost generation yang sangat saya sayangkan. Tapi mau bagaimana lagi, perusahaan ternyata mempunyai strategy tersendiri dalam menjalankan usahanya. Strategy yang menurut saya sebagai bagian dari target market mereka (saya belum bicara sebagai konsultan branding lho ya!;p), “sayang banget!”.
Bukan bermaksud membanding-bandingkan jika saya jadi penasaran ‘melihat’ strategy yang digunakan Mc. Donalds dalam menjalankan usahanya. Yah memang benar bahwa Mc. D tidak berdiri sejak jaman penjajahan, tapi bisa dibilang dia adalah pemain lama yang terbukti mampu bertahan dan justru makin berkembang seiring perkembangan jaman. Kenapa perusahaan makanan yang saya maksud di atas tidak mampu mempertahankan market share-nya seperti Mc.D ya? No-no…ini bukan masalah uang, bukan masalah budget promosi dsb yang dimiliki oleh perusahaan, ini adalah masalah strategi. Perusahaan harus mempunyai strategy dalam mengorganisasikan perusahaan/ bisnisnya.
Secara garis besar, Snow & Miles pernah mengemukakan bahwa perbedaan strategy perusahaan dengan perusahaan yang lainnya didasarkan pada bagaimana perusahaan harus me-manage market share-nya, bagaimana perusahaan mengimplementasikan solusi yang didapat untuk itu, dan bagaimana perusahaan me-manage dua hal diatas secara structural. Dari jawaban-jawaban tersebut pada akhirnya akan terbentuk tipe-tipe perusahaan dilihat dari tipe strategi yang mereka gunakan.
Defender
Tipe ini adalah tipe perusahaan yang berada di industry yang mature. Mereka biasanya menggunakan strategi yang melindungi posisi pasarnya melalui produksi yang efisien, control yang kuat pada mekanisme, berkelanjutan, dan dapat dipercaya. Karena berada di ‘posisi’ aman, maka mereka cenderung “defensive” untuk mempertahankannya, maka dari itu disebut defender. Semua permasalahan dalam perusahaan akan mereka usahakan sesegera mungkin diatasi tanpa membutuhkan pengeluaran yang berlebihan.
Prospector
Tipe perusahaan yang lebih menekankan pada eksploitasi kemungkinan yang baru, mengembangkan produk atau jasa baru, dan juga menciptakan pasar yang baru (new market). Tentru saja untuk mencapai semua itu core skills yang dimiliki haruslah setara dengan kemampuan marketing yang kuat dalam menjual dan R&Dn akan memperluas range tipe produk dan teknologi yang digunakan perusahaan. Sesuai dengan namanya, perusahaan tipe ini giat mencari prospek-prospek baru yang akan mempengaruhi perkembangan bisnis perusahaan. Tidak mengherankan memang jika perusahaan tipe ini dapat berkembang dengan cukup pesat dan cepat. Mereka pintar mencari dan memanfaatkan peluang yang ada.
Analyser
Nah kalau perusahaan yang ini sih tipenya cocok banget dengan namanya. Tipe ini akan cenderung menghindari kemungkinan resiko namun cukup ahli dalam men-deliver produk atau jasa baru milik perusahaan. Sebagai ‘penganalisa’, perusahaan ini mengkonsentrasikan diri pada range yang terbatas bagi produk dan teknologi yang dimilikinya. Bagus sioh, jadinya semua terkontrol dan berjalan pada ‘jalur’ yang ‘benar’. Namun hati-hati ya, terlalu analis juga tidak terlalu baik lho, bagaimana pun juga, dalam dunia bisnis, intuisi atau feeling ikut berperan serta.
Reactor
Lain lagi dengan tipe yang ini, perusahaan mempunyai control yang sangat kecil terhadap lingkungan eksternal perusahaannya. Mereka cenderung “terjebak” di kemampuan mereka dalam mengadaptasi kompetisi di luar sana, tapi sekaligus juga ‘terjebak’ dalam mekanisme kontrol internal yang mereka anggap sangat efektif (padahal belum tentu! Hehee!). Dengan sifat reactor-nya, perusahaan jadi tidak mempunyai strategy, design atau struktrur yang sistematis. Semua strategi atau aktivitas yang dilakukan ditentukan secara kondisional, sesuai dengan “pergerakan” pasar. Hati-hati lho, layaknya orang yang sangat emosional, ‘sifat’ seperti ini harus benar-benar dikontrol dan dimanage dengan cermat oleh management, supaya tidak salah langkah gitu lho!;p
Pada akhirnya semua strategi yang membentuk tipe-tipe perusahaan di atas harus dapat dipahami agar kita tahu bagaimana harus ‘bersikap’ dan dapat menjalankan bisnis kita dengan baik dan sesuai. Seperti kata Snow & Miles, sesungguhnya sih tidak ada strategy yang paling baik atau paling buruk. Toh semuanya disesuaikan dengan visi-misi-goals perusahaan, terutama dengan kultur atau situasi perusahaan itu sendiri. Tapi jika perusahaan mampu memahami stategy yang tepat dan menjalankannya dengan baik, saya sih yakin 100% bahwa tidak akan ada tuh kejadiannya ‘lost generation’ seperti yang dialami toko makanan yang saya singgung di awal tadi. Malah saya berharap semua perusahaan bisa berkembang dan mempertahankan (bagus kalau sampai memperluas) market share-nya. Yah, kembali ke perusahaan lah yah. Gimana dengan perusahaan kamu? Masuk tipe yang mana nih?
1 comment:
Waaa.. terima kasih atas tulisannya.. jadi membuka wawasan saya.. bu, alangkah lebih baiknya jika diberi contoh nama perusahaan untuk tiap tipe.
Jika perusahaan saya bergerak di bidang yang sama dengan yang ibu ceritakan ini, bagaimana cara menghitung market sharenya? Di mana saya bisa mendapatkan data yang valid mengenai penjualan tiap2 merk ini.
Thank u very much.. Keep Smile :)
Post a Comment