Corporate Value
Pajangan atau Junjungan?
Pajangan atau Junjungan?
Apa salah satu pekerjaan yang paling sulit sebagai bisnis partner perusahaan, celetuk salah satu sahabat saya ketika sedang menikmati dinner bersama, hmmm, hampir semua sebetulnya sulit karena karakeristik bisnis setiap klien berbeda namun jika boleh mengungkapkan satu hal yang paling sulit yang selama ini saya tangani mungkin implementasi Corporate Valueslah jawabannya. Yah setelah saya pikir-pikir inilah pekerjaan yang paling nyita pikiran dan waktu dalam implementasinya karena melibatkan seperangkat nilai yang bisa dikatakan abstrak dan sejumlah orang yang punya sikap dan prilaku yang juga unik dan berbeda-beda.
Corporate Values, kata yang sederhana, sangat sering diucapkan di perusahaan dan jika Anda datang ke sebuah kantor pasti hampir dipastikan Anda melihat poster yang bertulisan corporate values di perusahaan tersebut, ditempel di ruang meeting atau tamu, dengan gambar yang indah dan ditulis dengan hurup yang besar dan kadang jumlahnya bisa sampai 10 corporate values. Yah tidak salah memang, namun kemudian yang jadi masalah adalah ketika hal tersebut hanya menjadi sebuah tulisan tanpa implementasi yang jelas baik dari sisi ekternal maupun internal perusahaan.
Di sebuah kantor saya pernah membaca sebuah corporate value yang bertuliskan “Konsumen Adalah Raja” namun sejujurnya saya tidak merasa diperlakukan seperti raja, dan maaf kalo boleh dibilang perlakukannya malah seperti kepada rakyat. Dalam hati saya mananya yang konsumen raja? Omong kososng doang ternyata, graphis dan copywritingnya sih udah ok cuma implemetasinya berbanding terbalik 180 derajat dengan semua yang saya baca.
Salah satu manager yang pernah saya jumpai dalam seminarpun memberikan sharingnya dimana beliau sudah hampir dua tahun mencoba untuk menerapkan corporate values di dalam perusahaan dan sampai hari ini tetap belum bisa diterapkan dengan sempurna karena manusia itu unik katanya. Belum lagi bila turn over perusahaan cukup tinggi yang menyebabkan terus berubahnya orang-orang yang berada di dalam perusahaan.
Ok mari kita coba diskusikan, mengapa corporate values cukup sulit diterapkan dan atau kadang malah gagal diterapkan di dalam perusahaan?
1. Sikap dan Prilaku Manusia
Yah ini yang paling menantang sekaligus rintangan yang paling sulit bagi penerapan corporate values sebuah perusahaan, Manusia. Rasanya kita semua bisa mengerti mengapa manusia adalah tantangan yang paling sulit dalam penerapan corporate values di dalam perusahaan, sederhananya mungkin karena kita diberikan anugrah pikiran sehingga tidak bisa dengan mudah dipengaruhi apalagi diminta untuk berubah. Prilaku dan sikap yang terbentuk di dalam diri seseorang kadang sudah sangat mengakar dan tidak dapat diubah dalam waktu singkat disesuaikan dengan corpotate values yang diinginkan oleh perusahaan.
2. Perangkat aturan yang tidak mendukung
Kadang dalam pembuatan corporate values perusahaan tidak menyiapkan atau tidak siap dengan perangkat aturan pendukung di mana nantinya corporate values tersebut bisa diterap secara efektif dan betul-betul bisa menjadi sebuah nilai di dalam perusahaan. Katakanlah ketika perusahaan menginginkan disiplin sebagai bagian dari nilai perusahaan, seharusnya perusahaan sudah menyiapkan aturan-aturan yang diperlukan agar nilai disiplin ini bisa diterapkan dan menjadi nilai bagi perusahaan. Untuk beberapa hal bisa saya katakana, adalah omong kosong jika penerapan corporate value tidak diikuti oleh seperangkat aturan yang mendukung.
3. Komitmen dari manajemen
Nah ini juga bisa dikatakan salah satu factor yang paling berpengaruh terhadap sulitnya atau bahkan ketidak susksesan perusahaan dalam membangun corporate value. Yah Anda mungkin yang pernah mengalami atau melihat akan senyum-senyum membaca hal ini karena inilah mungkin yang paling sering terjadi, bahwa corporate value dibahas habis habisan, dibaut makna yang luar biasa dengan kata-kata yang menawan lantas di graphiskan oleh designer dengan pendekatan atau bahkan konsep disain yang luar biasa, disimpan di seluruh dinding perusahaan, kemudian berakhir menjadi pajangan yang kita sama-sama tertawa bila melihatnya, “ah biasa, kerjaan bos”.
Komitmen dari manajemen puncak adalah kunci keberhasilan penerapan corporate value, bila manajemen memiliki komitmen kuat untuk melaksakannya makan apapun yang menjadi halangan bisa dieliminasi satu per satu sampai tuntas. Bahkan kesulitan terbesarpun yaitu manusia bisa diantisipasi dengan perangkat aturan yang jelas sehingga setiap orang bersikap dan prilaku sesuai dengan corporate value perusahaan.
Lantas pertanyaan berikutnya bagaimana membangun corporate value perusahaan dan bagaimana melakukan penerapan corporate values di dalam perusahaan?
1. Seperangkat Nilai yang Sesuai
Buat corporate values yang sesuai dengan nilai yang ada di dalam perusahaan dan juga sesuai dengan karakter pekerjaan dan lingkungan di dalam perusahaan tersebut. Sederhananya, jika Anda punya pabrik, memperkerjakan ribuan atau bahkan ratusan karyawan dengan pekerjaan yang itu-itu sajah maka adalah hal konyol jika anda kemudian membuat corporate value yang merujuk pada kreatifitas, mengapa? Yah tentu kreatifitas adalah hal penting, namun untuk pegawai pabrik dimana pekerjaan yang sama yang selalu berhubungan dengan proses ataupun mesin, untuk apa kreatifitas dijadikan nilai? Boro-boro memikirkan kreatifitas, waktu mereka mungkin habis untuk mengerjakan hal berisifat rutinitas yang sangat penting bagi perusahaan (memisahkan barang rejected misalnya) dan untuk itulah memang perusahaan membutuhkan mereka. Disiplin, mungkin merupakan corporate value yang cocok untuk mereka dan disinilah kemudian corporate value bisa dibangun efektif karena dibangun dari seperangkat nilai yang sesuai dengan lingkunga kerja karyawan.
2. Komitmen pimpinan dan komitmen bersama
Yah sekali lagi, ingin berhasil atau tidak kunci utama adalah komitmen untuk membangun corporate value ini khususnya dari pimpinan-pimpinan perusahaan. Dengan komitmen, pimpinan perusahaan bisa membawa nilai-nilai yang ingin dibangun menjadi bagian dari diri mereka sehingga karyawan lainnya akan melihat contoh kongkrit bagaimana nilai-nilai yang diharapakan diimplementasikan dan menjadi bagian dari sikap dan prilaku setiap orang.
Komitmen pimpinan ini juga akan mendorong penciptaaan aturan yang bisa digunakan untuk menjadi menjadi bagian dari menyukseskan penerapan corporate value ini, Anda bisa bayangkan tanpa komitmen ini, bagaimana mungkin corporate value bisa berhasil diterapkan?
3. Menciptakan seperangkat alat aturan
Kadang corporate value yang ingin dibentuk membutuhkan perangkat aturan tambahan atau yang disesuaikan sehingga penerapannya bisa efektif dan realistis untuk dilaksanakan. Ambil contoh, ketika perusahaan ingin menerapkan disiplin sebagai corporate values perusahaan maka perusahaan tersebut membutuhkan seperangkat aturan dimana disiplin ini bisa diterapkan secara efektif seperti absensi. Dengan absensi Anda bisa berharap bahwa nilai-nilai disiplin yang ingin diterapkan dapat dilaksanakan secara efektif dengan mengukur dan mempelajari tingkat absensi karyawan perusahaan cotohnya.
4. Seperangkat Alat Ukur
Nah ini mungkin akan paling jarang diterapkan oleh perusahaan atau bahka mungkin cukup banyak yang tidak mengerti bahwa hal inilah yang bisa memperlihatkan apakah nilai-nilai yang ingin dibangun sudah betul-betul menjadi nilai yang diharapkan oleh perusahaan secara kuantitatif. Mungkin Anda bisa melihat perubahan sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai perusahaan, namun tetap sajah akan menjadi pertanyaan apa ukurannya? Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa nilai-nilai pelayanan sudah menjadi nilai di dalam perusahaan tanpa alat ukur?
Alat ukur digunakan untuk memastikan dan menjadi acuan dalam pelaksanaan corporate value adalah hal yang sangat penting. Dengan alat ukur anda dapat melihat sejauh mana pelaksanaan sudah berjalan sesuai harapan dan apakah corporate value yang dibangun bisa dikatakan berhasil atau tidak. Yah tentu membuat alat ukur ini bukan perkara mudah karena banyak factor yang mempengaruhi bagaimana cara perusahaan mengembakan alat ukurnya seperti target kerja, lingkungan kerja dan kondisi kerja sehari-hari. Tapi intinya, Anda harus mengembangkan alat ukut yang sesuai untuk dapat mengukur dengan betul nilai yang ingin diterapkan.
5. Pengukuran secara berkala
Setelah memiliki alat ukur, maka tugas dari seluruh pimpinan melakukan pengukuran secara berkala terhadap nilai yang ingin dibangun oleh perusahaan. Lalu mungkin pertanyaannya siapa mengukur siapa? Yah secara sederhana bisa saya katakan pimpinan mengukur bawahannya dan seterusnya berjenjang menurut jabatan. Ada beberapa teknik lain mungkin yang bisa dikembangkan untuk melakukan pengukuran ini sesuai dengan nilai yang ingin dibangun, namun pada intinya kita harus melakukan evaluasi dan pengukuran secara berkala untuk dapat mengukur perkembangan dari penerapan nilai ini agar perusahaan tahu sudah sejauh mana nilai-nilai yang ingin dibangun sudah menjadi bagian dari diri setiap karyawan.
6. Komunikasi/ Couching
Penerapan corporate value mungkin bisa kita katakan adalah tentang bagaimana seperangkat nilai menjadi dasar dalam sikap dan prilaku setiap orang di dalam perusahaan. Aturan mungkin bisa dibuat dengan ketat, alat ukur mungkin bisa dibuat dengan sangat detail, namun hanya sentuhan manusia yang memiliki nilai yang paling kuat untuk dapat membuat sikap dan prilaku seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Karena itulah komunikasi dan coaching menjadi salah satu kunci penting di dalam keberhasilan penerapa corporate value perusahaan.
Katakanlah nilai seorang karyawan sangat buruk setelah dilakukan pengukuran, maka tugas seorang pemimpinlah yang akan berusaha memberikan arahan, nasihat dan dukungan untuk si karyawan memperbaiki sikap dan prilaku yang sesuai dengan harapan perusahaan, coba bayangkan jika si pemimpin tidak suka melakukan komunikasi dengan bawahan dan tidak berusaha untuk selalu memberikan arahan dan bimbingan tentang bagaimana bersikap dan berprilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaam?
7. Program-program pendukung
Yah untuk bisa lebih menanamkan corporate value di seluruh anggota perusahaan, ada baiknya dibuat juga program-program yang sesuai dengan corporate value tersebut. Program-program pendukung ini tentu banyak sekali jenisnya dan yang terpenting adalah sesuai dengan nilai tersebut seperti outbond, visiting, seminar, gathering, social activity dan sebagainya. Jika Anda ingin menamkan nilai saling mengasihi di dalam perusahaan Anda, yah cobalah buat program-program yang membangkitkan semangat saling mengasihi seperti kunjungan ke panti asuhan, bagi-bagi sembako di daerah tertinggal dan sebagainya.
Pertanyaan terkahir tentunya, apa ukuran keberhasilan penerapa corporate values di dalam perusahaan?
Sebetulnya sederhana jika dalam pemikiran saya, corporate values berhasil diterapkan jika setiap individu di dalam perusahaan sudah dengan sadar bersikap dan berprilaku sesuai dengan corporate values perusahaan. Jika kita mengatakan values perusahaan salah satunya adalah memberikan layanan terbaik, maka setiap frontlinner atau bahkan seluruh karyawan perusahaan akan memberikan standart layanan yang sama kepada konsumen perusahaan, misalnya dengan senyum yang tulus. Mau bagian gudang, bagian riset ataupun bagian manapun jika sudah bertemu konsumen akan memberikan senyum yang tulus, yah ini sederhananya.
Karena itulah saya katakana dari awal hal ini tulis, walaupun kita sudah mengembangkan seperangkat alat ukur dan setelah pengkuran ternyata nilainya bagus belum tentu implementasi di lapangan bisa sesuai dengan corporate values perusahaan, yah sekali lagi karena corporate values ini adalah masalah merubaha sikap dan prilaku, dan ini berarti Anda sedang mencoba merubah banyak manusia dan tentu sajah itu bukan perkara mudah. Namun ketika kita mampu, Anda akan mendapatkan hasil yang setimpal tentunya untuk kinerja bisnis Anda.
Pada akhirnya, tinggal Anda yang memutuskan, hal ini menjadi sekedar pajangan atau junjungan di dalam perusahaan Anda.
No comments:
Post a Comment