May 25, 2009

CORE COMPETENCY
WHAT and WHY IT'S MATTER


Banyak orang yang bertanya dalam kategori bisnis apa perusahaan saya bergerak? Hmm…kadang untuk membuka gambaran awal saya suka hanya menyebutkan saja bahwa kami bergerak di kategori konsultan. Biasanya mereka akan bertanya lagi, konsultan apa? Hmmm lagi ah (hehee!)…nah untuk pertanyaan ini saya berusaha untuk menjelaskan apa yang perusahaan saya jalankan. Pada dasarnya kami adalah konsultan branding & marketing yang dilengkapi eksekusi juga, kami bertujuan meningkatkan sales dan brand equity perusahaan klien melalui service-service yang kami punya, bla-bla-bla. Naaahh…kadang dari penjelasan saya mengenai bidang perusahaan saya itu, ujungnya mereka jadi bertanya, “Terus core competency-nya dimana tuh kalau dilengkapin sama service eksekusi kaya gitu?”. Eitz, nanti dulu! Kalau masalah itu saya punya jurus pamungkas, “Core Competence kita ya jelas di “knowledge” lah!”. Hehee…mana ada yang mau pakai konsultan kalau nggak punya cukup pengetahuan, ilmu atau wawasan!;p

Cerita saya di atas pasti terjadi juga di beberapa perusahaan yang memiliki banyak service atau memang memilih untuk bergerak di beberapa kategori bisnis. Syukur-syukur kalau kamu memang tahu perusahaan kamu core competency-nya dimana, yang gawat itu kalau manajemennya (bahkan CEO) saja tidak tahu dimana perusahaannya akan menetapkan core competency. Mungkin terlihat ‘ngapain sih’ saat seseorang bertanya apa core competency perusahaan kamu, tapi percaya lah kalau hal itu akan sangat menentukan arah dan focus perusahaan. Selain itu juga, mengetahui core competence menjadi dasar sebuah perusahaan dalam menentukan strategy bisnis seperti apa yang akan diambil.

Hamel dan Prahalad di situs www.12manage.com pernah mengemukakan mengenai core competence ini. Tapi sebelumnya saya ingin terlebih dahulu menyebutkan apa saja yang dapat menjadi core competency bagi perusahaan berdasarkan apa yang atasan saya pernah ungkapkan pada sakah satu waktu training internal. Menurutnya, yang bisa menjadi core competency perusahaan itu diantaranya adalah Bussiness Strategy, Distribution Channel, Knowledge, Human Resources, Given Factor, dan Relationship. Nah, perusahaan tinggal pilih deh dimana core competency perusahaannya berdasarkan apa yang memang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Eh iya, bukan berarti cuma itu saja lho ya yang bisa dijadikan core competency, tergantung dari perusahaannya juga, masih banyak hal lain yang bisa dimasukkan.

Balik ke teori Hamel dan Prahalad, mereka juga menyebutkan ada beberapa hal yang harus diindentifikasi terlebih dahulu sebelum perusahaan menentukan apa core competency-nya.

1. Provides potential access to a wide variety of markets.
Jangan ‘sembarangan’ menentukan core competency! Salah-salah itu bisa membatasi perkembangan perusahaan di kemudian hari. Jadi hal pertama yang harus diidentifikasi adalah apakah core competency itu membuat perusahaan berpotensi memperluas variasi pasarnya dengan lebih luas atau tidak? Jika tidak, maka ganti dan cari lagi. Jika memang iya, maka itu berarti salah satu ‘syarat’ sudah terpenuhi dan kita bisa lanjut ke identifikasi yang kedua.

Sebelumnya saya ambil contoh perusahaan saya ya. Sebagai perusahaan konsultan branding & marketing, kami mengambil core competency knowledge. Dengan pengetauan, ilmu, dan wawasan yang kami miliki, maka kami berpeluang sangat luas untuk memperluas pasar kami. Jika sekarang kami masih hanya berfokus pada aktivitas branding dan marketing , maka sekarang ini kami sedang berkembang menggarap focus management atau organisasi. Di masa depan kami juga yakin dengan knowledge yang terus berkembang, perusahaan juga akan sangat mudah berkembang dan meluas. Knowledge menjadi ‘modal’ kami dalam meraih hal itu.

2. Makes a significant contribution to the benefits of the product as perceived by the customer.
Nah, kalau identifikasi nomor satu terpenuhi, kita juga harus melihat apakah core competency yang akan kita pilih itu mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada benefit produk atau jasa yang kita miliki di benak pelanggan nantinya. Kenapa? Karena benefit maksimal yang didapatkan merupakan hal terpenting bagi pelanggan. Kalau core competency tidak mampu melakukannya maka akan sangat mengganggu dalam usaha kita memberiukan kepuasan kepada pelanggan.

Kalau mengambil contoh dari perusahaan saya lagi, knowledge yang kami miliki jelas sekali akan memberikan keuntungan bagi pelanggan kami. Apalagi dengan kategori bisnis konsultan yang kami tekuni, maka pengetahuan dan wawasan jelas merupakan benefit bahkan focus utama yang pasti diterima oleh perusahaan klien kami.

3. A core competence should be difficult for competitors to imitate.
Hmmm…satu lagi nih yang benar-benar harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan core competency yang akan diambil. Seperti yang saya sampaikan tadi, ada beberapa jenis core competency, tapi bagaimana jika perusahaan saingan kamu juga mempunyai core competency yang sama? Jangan salah, ‘tiru-meniru’ itu tidak hanya terjadi di bentukan produk atau service saja lho, tapi bahkan core competency! Karena jika core competency kamu saja mampu disaingi oleh competitor, maka pergerakan perusahaan kamu juga akan mudah diikuti oleh mereka. Jadi pilihlah yang kamu pikir sangat sulit untuk bisa diikuti.

Saya sih sangat percaya core competency kami, yaitu knowledge, akan menjadi ‘modal’ yang sulit disaingi oleh competitor kami, baik potential, subtitutional, maupun laten competitor. Tentu saja dengan catatan bahwa kami akan selalu dan terus menerus meng-up grade knowledge yang kami miliki.

Sekilas mungkin terlihat mudah menentukan core competency perusahaan. Tapi jangn pernah melewati proses identifikasi ini jika kamu tidak mau salah langkah nantinya. Ingat, core competency itu sangat penting dan berpengaruh bagi perusahaan kamu, bangun dan jaga dengan benar.


2 comments:

Anonymous said...

Wacana lama yang sangat penting namun sering kali terlupakan oleh banyak perusahaan. Tidak banyak perusahaan yang menyadari dimana core competencynya, dan kadang hanya segelintir orang yang tahu hal tersebut di perusahaan.

vidon said...

Core competency tidak dicari cari atau dirasa rasa pas atau tidak, semua berawal dari visi, misi dan strategi. Kalo mendefinisikan ketiga hal ini saja belum maka yang sedang anda lakukan adalah mencari cari dan merasa rasa core Competency anda.