Dec 1, 2008

Apa Fokus Perusahaan Anda?


Mendirikan sebuah bisnis terkadang semudah membalikkan telapak tangan, begitulah yang saya pelajari dari beberapa partner yang telah berbincang banyak dengan saya. Lho kok begitu? Ya memang kenyataannya demikian! Yang sulit adalah menjalankannya dibanding mendirikannya.

Sebagian besar partner kami berasal dari perusahaan keluarga, baik yang didirikan sendiri, bersama pacar yang kemudian menjadi istri atau bersama anggota keluarga lainnya. Bisnis model keluarga inilah yang pada masa pertumbuhannya seringkali mengalami permasalahan profesionalisme, dikarenakan kurangnya pengetahuan yang cukup besar dalam manajemen dan operasional bisnis.

Langkah-langkah awal dalam merumuskan strategi selanjutnya, biasa kami fokuskan dalam menelusuri mimpi dari para pendiri bisnis dan proses yang selama ini dijalankan. Tapi hampir dapat saya tebak sebelumnya, bahwa merekapun tidak memiliki “mimpi” yang signifikan, selain dari sekedar mendirikan lahan pencarian pendapatan. Jika Anda juga memiliki pola pikir yang sama, sebaiknya Anda mulai “memodern-kan” pikiran Anda tersebut, karena memiliki perusahaan yang berjalan secara profesional jauh memudahkan Anda sebagai pebisnis. Arahan yang tepat dan fokus yang ingin dijalankan menjadi tolok ukur kemajuan bisnis Anda baik dalam jangka waktu pendek hingga ke beberapa decade mendatang.

Di bawah ini merupakan penjabaran dari “fokus” bisnis, Anda bisa mulai membandingkannya dengan proses yang selama ini dijalani, ke dalam kategori manakah bisnis Anda dan melalui jalur yang mana visi Anda sebagai pemilik bisnis ingin diwujudkan.

A. Business : focus on product.
Begitu banyak pebisnis yang juga “mengaku” perusahaan mereka fokus pada produk. O ya? Sejauh mana Anda fokus pada produk? Apakah produk Anda menjadi pemimpin di pasar? Apakah produk Anda selalu memiliki benefit terdepan baik secara fungsional maupun teknologi? Sejauh mana produk Anda mengungguli pesaing? Jika sebagian besar jawaban pertanyaan tersebut adalah “tidak terlalu”, maka sepertinya Anda gagal dalam memposisikan “terdepan”. Sebaiknya Anda mericek kembali kompetensi produksi atau supply produk Anda, proses di dalamnya, permodalan dan juga sumber daya yang berkaitan dengan tenaga ahli/infrastruktur/teknologi.

Dalam contoh bisnis ideal yang berbasis pada produk, harga menjadi pertimbangan selanjutnya setelah benefit produk. Mercedes Benz contohnya, adalah produsen mobil terkemuka di dunia yang berbasis pada keunggulan produk, di mana konsumennya tidak lagi mempertimbangkan Pricing dalam membeli, karena apa yang mereka inginkan adalah benefit produk yang unggul di pasaran. Konsumen pun tidak lagi menjadi fokus pengembangan produk, tetapi teknologi menjadi inti inovasi mereka.

B. Business : focus on production
Kategori bisnis yang berfokus pada produksi, mengutamakan efisiensi proses produksi. Fokus mereka adalah menekan biaya produksi secara maksimal untuk dapat menghasilkan harga jual serendah mungkin. Perusahaan-perusahaan di negara berkembang, mayoritas bergerak dalam fokus efisiensi produksi, dengan latar belakang pasar yang mengutamakan harga.

Jika perusahaan Anda adalah salah satunya, maka pastikan sistem internal Anda bekerja secara optimal. Tetapi dalam kondisi Negara Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, pergeseran fokus pada produksi sudah mulai terjadi. Hal ini tidak lain dikarenakan banyaknya pesaing yang mengungguli mereka dari segi “brand”. Dalam artian, langkah berikutnya selain mementingkan efisiensi produksi adalah menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk, melalui “merek”.

C. Business : focus on customer
Kategori yang terakhir adalah bisnis yang berbasis pada konsumen. Di mana setiap langkah yang dibuat adalah dengan pertimbangan hubungan perusahaan dengan konsumen. Perusahaan ini mengambil langkah inovasi produk/penetapan strategi secara spesifik dengan pertimbangan habit/kecenderungan target market yang mereka bidik.

Jika perusahaan Anda memutuskan untuk menjadikan konsumen central dari strategi perusahaan, jangan lupa untuk melakukan customer research secara periodik, paling sedikit 6 bulan sekali. Hal ini untuk selalu memastikan produk tetap relevan di mata konsumen.

D. Business : focus on brand
Fokus pada brand merupakan konsekuensi terbesar yang harus diambil para pebisnis. Hal ini dikarenakan pembangunan brand bersifat holistik. Pada saat perusahaan memutuskan untuk membangun brand, seluruh proses yang ada, baik internal maupun hubungan dengan customer harus terintegrasi dan terstandarisasi dengan baik. Perusahaan-perusahaan berskala nasional, terlebih dunia, menggunakan fokus pada pembangunan brand. Berupa pemenuhan janji kepada masyarakat akan apa yang dipersepsikan terhadap brand mereka.

Fokus pada brand merupakan hirarki tertinggi dari komitmen perusahaan. Misalnya saja Telkomsel yang dinilai sebagai leader dalam persaingan industri telekomunikasi, memenuhi seluruh persyaratan, baik dalam hal produk, produksi, marketing and communication dan Customer Relationship Management yang baik. Semata-mata dengan tujuan akhir pembangunan brand yang positif dan dicintai oleh masyarakat.

Tetapi jangan khawatir jika Anda memiliki skala perusahaan menengah atau kecil, mulailah dalam 1 langkah fokus yang Anda nilai sebagai kompetensi terbesar Anda, dan bangunlah internal Anda untuk memenuhi komitmen tersebut. Selama proses tersebut, jangan lupa untuk tetap mengkomunikasikan-nya kepada target market, tentu saja melalui keberadaan brand Anda.

4 comments:

Anonymous said...

Sebuah pilihan yang sulit memang bagi pengusaha "konvensional" untuk menentukan focus pada yang mana perusahaan nya akan berada. Mungkin sebagian besar mereka akan menjawab kalau perusahaan mereka ingin nya fokus di anghka penjualan. namun mungkin yang mereka kurang "ngeh" adalah untuk fokus di penjualan, mereka butuh untuk fokus pada salah satu abhasan diatas. Nah,mungkin tugas anda-andalah di creasionbrand untuk "meyakinkan" mereka bagaimana pentingnya fokus2 itu sebelum bicara fokus pada penjualan

Anonymous said...

Kebanyakan perusahaan keluarga lebih suka menodong tujuan/ hasil-nya apa dulu, baru deh mereka tanya untuk tujuan/hasil itu fokus apa yang harus diambil

Anonymous said...

untuk perusahaan kecil/ keluarga, apakah perlu menerapkan semua hal tersebut???

Anonymous said...

Kenyataannya banyak perusahaan yang tidak fokus, terutama perusahaan keluarga, karena segala sesuatu berada di tangan owner yang biasanya punya jabatan "rangkap". Semoga artikel ini bisa menginspirasi bagi yang memiliki perusahaan keluarga.