Apr 16, 2012

5 Rahasia Salesman Sukses


Pada suatu kesempatan diskusi bersama rekan-rekan pengusaha muda, terlontar sebuah pertanyaan yang sederhana tetapi merupakan problem bagi banyak pelaku usaha ataupun semua orang yang memiliki pekerjaan di bidang penjualan. “Saya punya produk, setiap saya menjajakan produk, selalu saja konsumen yang saya tawari menolak dan terlihat tidak antusias ketika mendengarkan penawaran yang saya tawarkan, kira-kira apa ya sebabnya?”

Dalam dunia bisnis, jualan atau bahasa kerennya selling merupakan tolak ukur utama sebuah bisnis dianggap sukses atau tidak. Secara teori didefinisikan sangat sederhana yaitu ada produk yang diminati konsumen kemudia ada pembeli, sisanya kita tinggal pertemukan jadilah penjualan,,,hehehhe gampang ya. Problemnya adalah pada realisasinya di dunia nyata, tidak semudah itu mendeskripsikan definisinya di lapangan. Faktor kehandalan produk, kemampuan si penjual, persaingan dan kondisi “mind” konsumen punya peran dalam keberhasilan sebuah proses jualan.

Dalam artikel ini saya akan lebih banyak membahas dari sisi penjualnya, bagaimana sih walaupun konsumennya tidak tertarik atau produknya biasa-biasa saja penjualan tetap saja ada peluang untuk bisa terjual? Okay kita ungkap satu persatu.

Pertama :  Miliki Keyakinan
Kunci utama dari kisah sukses sebuah penjualan adalah kepercayaan diri. Sebelum kita menghadapi calon konsumen, sebagai penjual kita harus  memahami dan menyukai produk yang akan dijual (dari berbagai sudut pandang), sehingga aura keyakinan nantinya akan terpancar dari diri si penjual dan akan tampak dari cara bicara saat menjelaskan, tatapan mata dan bahasa tubuh yang meyakinkan. Bandingkan jika kita sudah meracuni pikiran kita dengan berbagai hal negatif tentang produk, kesulitan berjualan dan lain sebagainya. Aura kita pasti loyo, ngomong au..au…jangankan dapat meyakinkan orang lain untuk beli, meyakinkan diri kita sendiri untuk bisa jualan saja mungkin tidak bisa. Kalau begini ceritanya sudah pasti hasilnya 100% gagal. Oleh karena jadilah percaya diri baik terhadap produk kita maupun terhadap kemampuan kita sendiri untuk memenangkan konsumen.

Kedua : Pahami Bahasa Konsumen
Saat menjual produk kita seringkali kita bicara dengan “bahasa” yang sama, yaitu bahasa kita, dan sebagian besar saya yakin akan gagal, kecuali bahasa kita adalah bahasa yang memang disukai oleh konsumen tentunya. Bahasa dalam hal ini saya artikan apa yang konsumen mau atau konsumen harapkan tentang produk kita, tentang si penjual dan tentang mereka sendiri.

Ada konsumen yang sangat sibuk sekali, kosumen seperti ini tidak butuh bosa-basi panjang yang membosankan, biasanya mereka ingin sesuatu yang cepat dan penuh solusi, maka bicaralah dengan bahasa yang efisien dan solutif. Tetapi ada juga konsumen yang hobinya ngobrol serta curhat, maka bicaralah dengan bahasa “ngobrol ngalur ngidul” ajak curhat bareng, didengarkan masalahnya, kasih pandangan, kasih solusi yang santai tapi mengarahkan, biasanya tidak usah ditawari dengan susah payah, asal nyaman akan closing sendiri. Pokoknya dengarkan keinginan konsumen, pahami dan berkomunikasilah dengan tepat.

Ketiga : Kesan Yang Baik
Seringkali saya temui professional penjulalan yang menggunakan metode memaksa dalam menawarkan produknya, menakut-nakuti konsumen, bahkan berjualan dengan bahasa yang mengintimidasi. Tujuannya sih membuat konsumen panic. Ketika panik diharapkan konsumen dapat dipengaruhi untuk jadi closing. Tapi metode seperti itu saya pikir salah besar dan akan jadi boomerang bagi mereka, karena bukannya tertarik malahan jadi sebel.

Konsumen itu banyak memiliki pilihan untuk membuat keputusan, faktor kenyamanan dan keyakinan akan hal yang akan dipilih merupakan kunci dalam pengambilan keputusan pembelian, semuanya kembali ke rasa (feel). Tugas seorang penjual adalah bagaimana membuat rasa (feel) dari konsumen itu baik tentang diri dan produk kita. Jika mereka belum mau beli jangan dipaksa tetapi tetap berilah informasi yang positif dan solutif, mungkin mereka belum butuh, tetapi nanti jika mereka sedang ada keperluan mereka akan mengingat kita dan kemudian menghubungi kita untuk bertransaksi. Yang terpenting adalah buatlah target konsumen kita selalu mengingat diri kita dengan kesan yang terbaik  dan penuh dengan solusi niscaya peluang akan datang dengan sendirinya.

Keempat : Persiapkan Diri dengan Data
Mendapatkan konsumen bagaikan sebuah tantangan di medan perang, tanpa persiapan adalah bunuh diri. Maka persiapkan diri kita dengan senjata yang komplit, dalam berjualan senjata adalah data dan berbagai tools marketing. Kita harus betul-betul memahami tentang karakteristik produk kita dari mulai fiturnya, jenis, kelebihan sampai kekurangan yang dimiliki selain itu pemahaman tentang pesaing sejenis juga penting sebagai pembanding serta berbagai tipe konsumen yang akan kita hadapi.

Dengan berbagai data yang kita punya membuat lebih siap dalam menyusun taktik komunikasi yang akan kita lancarkan dalam menaklukkan target konsumen kita. Jika kelemahan kita di harga, penekanan presentasi bisa diarahkan pada kualitas produk, fitur, brand, garansii atau deisgn yang dimiliki, sehingga harga yang mahal seolah bukan masalah bahkan merupakan symbol bahwa level produk kita lebih tinggi dari pesaing dan itu merupakan kebanggan bagi konsumen jika memilikinya. Jadi jangan seperti banteng rodeo, srudak-sruduk ga jelas yang akhirnya mampus ditusuk sang matador.

Kelima : Terpercaya
Konsumen sealu ingin berhubungan dengan yang terbaik. Terbaik adalah bagus, tetapi mungkin kita adalah pemain baru dan belum menjadi yang terbaik, jika kondisinya seperti ini bagaimana ya? Sebenarnya pemikiran konsumen terbaik adalah terpercaya. Jadi jika kita belum menjadi yang terbaik, tunjukkan bahwa kita terpercaya dan dapat diandalkan, hal ini bisa ditampilkan dalam banyak hal, antara lain paket produk yang solutif, pemaparan presentasi yang terstruktur dan meyakinkan, respon yang cepat dan benar, ditambah dengan tools eksklusif dan sebaiknya disertai referensi dari pihak-pihak yang pernah menggunakan produk kita atau tokoh/brand yang sengaja kita beri sample untuk memberikan testimony untuk lebih meyakinkan target konsumen.

Kira-kira lima hal di atas bisa dijadikan referensi awal bagi teman-teman untuk dapat dicoba menaklukan konsumen dan memenangkan persaingan di pasar. Selamat mencoba


image source: r-associates.com

2 comments:

Anonymous said...

Itu mah basic bgt,saya pikir yg namanya salesman yah memang harus seperti itu!sukses nya salesman di ukur dari target call dan target efctve call yg salesman bs achve per harinya,tentunya tdk melupakan target noo (new open outlet)note:salesman itu pinter2 jgn terlena kalo mrk bsa menjual habis brg yg mereka bawa ...its a long story dude gak bisa dibhas di sini hehehehe

Regards
Drik

Anonymous said...

hmmm iya setuju, yang di ulas hanya kulitnya saja yah? kalau ada org awam yang mengadopsi ulasan tersebut dan tidak berhasil gimana yah?

dede